Mohon tunggu...
Farrosi
Farrosi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Tersembunyi dari Popularitas: Pedang Bermata Dua dalam Kehidupan Selebriti

18 Juni 2024   00:23 Diperbarui: 18 Juni 2024   00:41 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

popularitas, status yang dimimpikan dan sering kali dipandang sebagai mercusuar kesuksesan dan obat untuk perjuangan hidup. Banyak yang bercita-cita untuk mencapainya, percaya bahwa hal itu akan membawa kekayaan, pengakuan, dan kehidupan yang bebas dari kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang biasa. Namun, popularitas adalah pedang bermata dua yang dapat mengangkat seseorang ke tingkat yang lebih tinggi atau justru mendorongnya ke dalam kehancuran jika tidak dikelola dengan hati-hati. Kemewahan dan kemegahan sering kali mengaburkan kenyataan pahit yang muncul ketika menjadi sorotan publik, sehingga mengejar ketenaran menjadi perjalanan yang berbahaya. Tantangan dalam menjaga citra publik, pengawasan yang terus menerus, dan tekanan untuk memenuhi ekspektasi publik dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosional seseorang.

Tidak dapat disangkal bahwa ketenaran membuka pintu bagi peluang yang biasanya tidak dapat diakses oleh orang biasa. Misalnya, sebagai individu yang terkenal, Anda bisa membintangi film blockbuster, berkolaborasi dengan artis terkenal, dan mendapatkan akses ke acara-acara eksklusif dan lingkaran sosial. Ketenaran bertindak sebagai pintu gerbang menuju dunia yang penuh dengan peluang yang hanya bisa diimpikan oleh kebanyakan orang. Peluang-peluang ini tidak hanya meningkatkan karier seseorang, tetapi juga secara signifikan meningkatkan status sosial dan pengaruh mereka. Ketenaran membawa imbalan finansial yang jauh melebihi penghasilan dari pekerjaan biasa, memberikan tingkat keamanan dan kemewahan yang tidak dapat dicapai oleh kebanyakan orang. Namun, manfaat ini datang dengan biaya yang sering kali lebih besar daripada keuntungannya.

Salah satu efek yang paling berbahaya dari keterkenalan adalah hilangnya privasi. Selebriti sering kali mendapati kehidupan mereka disorot hingga ke tingkat yang tak tertahankan. Setiap aspek dari keberadaan mereka, mulai dari kegiatan sehari-hari hingga tragedi pribadi, menjadi santapan untuk konsumsi publik. Invasi tanpa henti terhadap privasi ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang signifikan. Ketidakmampuan untuk mundur dari pengawasan publik berarti bahwa individu-individu terkenal terus-menerus berada di bawah tekanan untuk mempertahankan citra tertentu, yang dapat melelahkan dan merendahkan martabat. Perhatian yang terus menerus dapat membuat mereka merasa seperti hidup di dalam mangkuk ikan, di mana setiap tindakan diamati dan dinilai oleh publik dan media. Kurangnya privasi ini dapat mengikis rasa normalitas mereka, sehingga sulit untuk menikmati kesenangan hidup yang sederhana.

Selain itu, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan ekspektasi publik bisa sangat besar. Selebriti sering kali diharapkan untuk menjunjung tinggi standar tertentu dan berperilaku sesuai dengan persona publik mereka. Harapan ini dapat menyebabkan disonansi antara diri mereka yang sebenarnya dan peran yang dipaksakan untuk mereka mainkan. Ketidaksesuaian tersebut dapat mengakibatkan krisis identitas, di mana individu berjuang untuk mendamaikan diri mereka yang otentik dengan persona yang mereka tampilkan kepada dunia. Seiring berjalannya waktu, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya rasa harga diri dan keaslian. Kebutuhan konstan untuk menyenangkan orang lain dan mempertahankan fasad dapat menyulitkan selebriti untuk terhubung dengan diri mereka yang sebenarnya, yang mengarah pada eksistensi yang hampa dan tidak memuaskan.

Dengan kata lain, meskipun popularitas menawarkan kekayaan dan peluang unik, popularitas juga memiliki kekurangan yang signifikan, seperti hilangnya privasi, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan ekspektasi publik dll. Tantangan-tantangan ini menyoroti sifat kompleks dan sering kali merusak dari hidup di mata publik. Persepsi glamor tentang popularitas mengaburkan kenyataan pahit ini, membuat pengejaran ketenaran menjadi upaya yang berisiko dan berpotensi merusak. Selebriti menghadapi pengawasan publik tanpa henti dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan ekspektasi publik, yang mengarah ke sejumlah masalah pribadi. Pada akhirnya, dampak buruk dari popularitas sering kali menutupi manfaat yang dirasakan, menjadikannya jalan yang berbahaya untuk dilalui

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun