Holla, Gen Z! Bisa bayangkan dunia tanpa soal pilihan ganda dalam ujian sekolah? Bayangkan saja, saat ujian kamu harus menghadapi pertanyaan yang memaksa kamu untuk benar-benar mikir keras.Â
Nah, wacana penghapusan soal pilihan ganda dari sistem pendidikan di Indonesia saat ini sedang hangat diperbincangkan. Persentase tanggapan dari berbagai siswa dan mahasiswa dalam tabel deskriptif menarik ini memberikan kita banyak hal untuk dipertimbangkan.
Dunia Tanpa Pilihan Ganda: Stres, Khawatir, dan Stigma
Menurut hasil survei, sebagian besar siswa dan mahasiswa (70%) merasa bahwa jika soal pilihan ganda dihapuskan, mereka akan merasa lebih stres. Nah, ini adalah perasaan yang patut dipertimbangkan. Tanpa soal pilihan ganda, tekanan untuk memberikan jawaban yang benar-benar tepat bisa meningkat.Â
Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan ungkapan, "Saya nebak saja." Terutama jika ujian berbasis proyek juga diterapkan. Jadi, berpikir dua kali jika ingin menghapus soal pilihan ganda.
Ada juga sebagian yang merasa khawatir (20%) tentang penghapusan ini. Khawatir tentang apa? Mungkin mereka khawatir bahwa kualitas ujian akan menurun, atau mungkin khawatir tentang penilaian yang lebih subjektif. Bagaimana kalau memberikan penjelasan lebih rinci bagi yang khawatir?
Selain itu, sekitar 40% merasa bahwa siswa akan kesulitan memahami materi pelajaran lebih dalam. Ini menarik. Tekanan untuk memberikan jawaban yang benar-benar benar bisa meningkat saat tidak ada soal pilihan ganda. Meskipun mudah menebak, mereka yang menjawab dengan benar benar-benar memahami, bukan?
Kreativitas vs. Kemudahan
Ada yang mengatakan bahwa tanpa soal pilihan ganda, siswa akan menjadi lebih kreatif (30%). Tidak perlu lagi hanya mencentang A, B, atau C. Namun, bagaimana kreativitas ini dinilai dan diukur? Tidak semua orang memiliki bakat menjadi seniman dalam menjawab pertanyaan.
Namun, ada juga yang percaya bahwa soal pilihan ganda itu nyaman (70%). Benar juga sih, dulu saat ujian, jika ada soal pilihan ganda, rasanya seperti bermain kuis. Cukup klik A, B, atau C, dan kemudian tunggu hasilnya. Sangat efisien, kan? Nah, ini bisa menjadi argumen yang kuat bagi yang pro soal pilihan ganda.
Dampak pada Guru dan Sistem Pendidikan
Sekitar 30% responden percaya bahwa penghapusan soal pilihan ganda akan membuat guru sulit melakukan penilaian. Nah, ini bisa menjadi masalah serius. Guru harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk memeriksa jawaban yang lebih subjektif. Selain itu, mungkin diperlukan lebih banyak koreksi manual.
Di sisi lain, ada 20% yang percaya bahwa penghapusan ini akan memerlukan perubahan besar dalam sistem pendidikan. Hmm, sepertinya ada potensi besar untuk perubahan mendalam di sini. Kita berbicara tentang perubahan kurikulum, perubahan metode pengajaran, dan perubahan pola penilaian. Ya, ini bukan perkara kecil.
Adakah Solusi di Tengah Perdebatan?
Tentu saja, di tengah perdebatan ini, kita perlu mencari jalan tengah yang dapat memanfaatkan keuntungan soal pilihan ganda tanpa meninggalkan inovasi. Mungkin solusinya adalah menggabungkan berbagai jenis pertanyaan, bukan hanya soal pilihan ganda, tetapi juga pertanyaan yang mendorong pemikiran kreatif, PengembanganÂ
Keterampilan Lainnya tanpa ketergantungan pada soal pilihan ganda, siswa mungkin lebih banyak mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi, dan berproblem-solving. Ini adalah keterampilan penting yang dapat membantu mereka di luar dunia ujian. Guru juga harus dilatih untuk menilai lebih objektif dan adil.
Gak Boleh Asal Menghapusnya!
Pendidikan di Indonesia, tampaknya penghapusan soal pilihan ganda bukan keputusan yang bisa diambil begitu saja tanpa pertimbangan matang. Persentase hasil survei menunjukkan bahwa ada berbagai pendapat dan kekhawatiran.Â
Sebelum mengambil langkah besar seperti itu, mungkin perlu dilakukan eksperimen dan penelitian lebih lanjut. Yang pasti, kualitas pendidikan harus tetap terjaga, Gen Z! Apakah Anda menghapusnya atau tidak, yang penting adalah kita menjadi generasi yang cerdas, kreatif, dan benar-benar memahami materi pelajaran. Jadi, semangat terus belajar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H