Mohon tunggu...
Farrel Muhammad Ragsa
Farrel Muhammad Ragsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa S1 yang hobi membuat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengapa Media Sosial Makin Membuat Kecanduan dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

23 Desember 2024   16:00 Diperbarui: 23 Desember 2024   15:54 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data terbaru yang diterbitkan oleh Datareportal.com dalam laporan “Digital 2024 Indonesia” menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu 3 jam 11 menit setiap hari menggunakan media sosial melalui berbagai perangkat. Angka ini menunjukkan betapa eratnya media sosial dengan kehidupan sehari-hari kita.

Kecanduan” biasanya membawa pikiran kita pada narkoba atau alkohol, tetapi selama 20 tahun terakhir, telah muncul jenis kecanduan baru yang merayap ke dalam kehidupan kita. Hal ini adalah sesuatu yang legal dan sering kita gunakan dalam keseharian, yaitu media sosial.

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Sebagai alat, media sosial memiliki potensi untuk memperkaya hidup, tetapi penggunaan yang berlebihan sering kali dapat berujung pada kecanduan. Pernahkah kalian merasa hidup tidak pernah lepas dari media sosial? Misalnya, bangun tidur langsung membuka media sosial, makan sambil menonton YouTube, menunda kegiatan produktif dengan scrolling, atau bahkan begadang karena terlalu asyik menjelajahi media sosial?

Artikel ini akan membahas alasan mengapa media sosial memiliki efek candu serta memberikan cara-cara untuk mengatasinya.

PENYEBAB MEDSOS MEMBUAT KECANDUAN

  1. Desain Platform yang Adiktif

Sejak hadirnya inovasi FYP (For You Page) dengan video pendek dan algoritma canggih yang diperkenalkan oleh TikTok, media sosial semakin memikat penggunanya. Algoritma ini mampu menampilkan konten yang relevan dengan preferensi pengguna, berdasarkan video yang disukai atau ditonton hingga selesai. Inovasi ini kemudian diadopsi oleh platform media sosial lain, seperti Reels di Instagram dan Shorts di YouTube.

Selain itu, fitur scrolling tanpa batas (infinite scroll), seperti yang digunakan di Instagram atau TikTok, menciptakan ilusi bahwa selalu ada konten menarik berikutnya. Hal ini membuat pengguna sulit berhenti menjelajah. Ditambah lagi, notifikasi memberikan rasa penasaran yang mendorong pengguna untuk terus memeriksa aplikasi, meskipun seringkali notifikasi tersebut tidak begitu penting. Semua fitur ini dirancang untuk membuat pengguna semakin betah menghabiskan waktu di media sosial.

  1. Pencarian Validasi Sosial

Media sosial memberikan ruang bagi individu untuk mencari validasi dalam bentuk like, komentar, dan jumlah pengikut. Hal ini mendorong pengguna untuk terus memosting atau  memantau respon orang lain terhadap postingan dirinya. Hal ini bisa terjadi karena mengakar pada kebutuhan dasar manusia, yaitu keinginan manusia untuk diterima secara sosial.

  1. Efek Dopamin pada Otak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun