Mohon tunggu...
farrel rafif
farrel rafif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN JAKARTA

hobi mendengarkan suara burung

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tanggapan Guru terhadap Siswa yang Kecanduan Game Online

2 Januari 2024   19:09 Diperbarui: 2 Januari 2024   19:09 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan secara cepat dan kompleks, baik itu perubahannya yang menyangkut nilai maupun struktur yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Teknologi semakin canggih yang mempermudah manusia dalam melakukan segala sesuatu, komunikasi antar negara bisa dilakukan dengan mudah melalui media sosial. Dengan mudahnya melakukan komunikasi sesama manusia di dunia akan saling mempengaruhi pemikiran dan gaya hidup masyarakat, terutama anak-anak. 

"Game sekarang itu menjadikan anak lebih individualis dan agresif. Ini yang seringkali orang tua tidak sadar," kata Ridwan Siagian seorang guru. Ridwan Siagian  menjelaskan perilaku anak yang melebihi batas dan umur bisa tercetus dari kebiasaannya memainkan game online yang mengandung kekerasan.

"Belakangan ini pun terjadi kasus yang dilakukan siswa dengan melawan guru nya, ketika saya menegur siswa tersebut saat bermain game di dalam mata pelajaran saya," Kata dia.

Ridwan Siagian menjelaskan banyak orang tua yang tidak sadar bahwa game yang dimainkan oleh anak-anak mereka mengandung visual yang tidak sesuai dengan umur sehingga anak tersebut akan menirunya ketika ia sedang dirundung masalah.

Oleh sebab itu, ia menegaskan sudah seharusnya orang tua menerapkan aturan main dalam pola asuh dan sistem nilai dalam keluarganya baik dari sisi jam bermain hingga jenis permainan kepada anak-anak. Ia menuturkan harus ada nilai-nilai yang disampaikan secara langsung kepada anak seperti permainan yang baik dan yang tidak serta boleh dimainkan dan tidak boleh dimainkan. "Harus jelas. Jangan dilarang main game tetapi dikasih gawai bahkan bapak ibunya sibuk main gawai di depan anaknya," ujar Ridwan Siagian.  

Ia menambahkan, orang tua harus memberikan kesejahteraan bagi anaknya yang tidak hanya berkaitan dengan makanan, pakaian, dan rumah, tetapi juga rasa aman, bahagia, dan nyaman bagi anak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun