Pak Amat terduduk lemas di pos rendah. Tiba-tiba airmatanya mengalir pelan. Ya Allah, kenapa aku harus mencemaskan hal-hal yang seharusnya tidak aku pikirkan karena Engkau pasti menjamin rejekiku, katanya di dalam hati. Ia menunduk agak lama di pos ronda itu. Setelah agak tenang, ia mendorong gerobaknya pelan, menuju ke rumahnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!