Namun, saat ia berusaha membaca lebih lanjut, bagian akhir tulisan itu tampak hancur dan tidak dapat dibaca. Rudi merasa semangatnya sedikit berkurang, tetapi ia tahu bahwa ia masih memiliki satu kunci untuk dicari. Dengan tekad, ia segera menuju sumber air suci yang disebutkan.
Setelah berjalan cukup jauh, ia menemukan kolam air jernih yang dikelilingi oleh tanaman hijau subur. Airnya berkilau di bawah sinar matahari, dan suasana di sekitarnya terasa damai. Rudi merasa yakin bahwa ini adalah sumber air suci yang dimaksud.Â
Ia menghampiri kolam dan melihat kunci yang bersinar di dalam air. Dengan penuh rasa syukur, ia berhasil mengambil kunci pertama itu.
Namun, saat Rudi kembali ke piramida, ia merasa bingung. Ia hanya memiliki satu kunci dan belum tahu dimana menemukan kunci kedua. Malam itu, saat ia berusaha mencari tahu lebih lanjut, ia merasa sangat lelah dan memutuskan untuk tidur di dekat piramida. Tak lama setelah ia terlelap, ia merasakan sesuatu yang aneh. Ia terbangun dalam keadaan bingung dan lemas.
Rudi terbangun di sebuah desa yang terlihat sangat berbeda, dengan tubuhnya dalam keadaan terikat pada sebuah pohon. Suasana disana terasa aneh, dan ia melihat banyak orang berkumpul di sebuah tempat yang sepertinya merupakan pusat desa.Â
Di sana, ia melihat seorang pria tua yang mengenakan pakaian tradisional, mengenakan kunci besar di lehernya. Rudi segera mengenali bahwa kunci kedua berada pada ketua desa.Â
Rudi langsung berkata "Aku membutuhkan kunci itu." Ketua desa itu berbicara dengan tegas, "Kunci ini adalah simbol dari tanggung jawab kami. Kami tidak bisa membiarkannya jatuh ke tangan yang salah." Rudi merasa putus asa.Â
"Tapi, aku membutuhkan kunci itu untuk memasuki piramida dan menemukan mahkota biru yang bisa membawa kedamaian bagi semua orang," ujarnya dengan penuh harapan. Ketua desa menggelengkan kepala.Â
"Kami telah melihat banyak perbuatan haram yang dilakukan oleh orang-orang. Kunci ini tidak dapat diberikan begitu saja. Ini adalah konsekuensi dari tindakan mereka," katanya dengan suara tegas. Rudi merasa terdesak, dan dalam kepanikan, ia berpikir untuk mencuri kunci itu. Namun, saat ia berusaha mendekati ketua desa, ia ketahuan.
"Berhenti!" teriak ketua desa, dan suasana menjadi tegang. Rudi tahu bahwa ia harus memberikan alasan yang kuat. "Aku tidak ingin merugikan desa ini. Aku hanya ingin membantu rakyatku yang sedang menderita," katanya dengan tulus. Namun, ketua desa tetap bersikukuh, mengatakan bahwa tindakan Rudi akan mendapatkan konsekuensi yang serius.
Justru saat itu, seorang anak kecil yang berada di dekatnya memperhatikannya dan tampak simpati. Anak itu berkata kepada Rudi, "Aku bisa membantumu." Dengan bantuan anak tersebut, Rudi berhasil melarikan diri dari pengawasan desa. Mereka berdua bersembunyi di balik pepohonan, dan Rudi merencanakan cara yang lebih hati-hati untuk mendapatkan kunci itu.