Dari semua hal ini, tidak hanya para Kanisian yang belajar, teman-teman santri juga memiliki penasaran yang sangat tinggi. Mereka mencoba untuk memperkenalkan banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dalam Agama Katolik dan para pelajar di pesantren dapat menerima dengan baik-baik saja dan tertarik. Mereka pun belajar untuk tidak menggeneralisasikan semua agama karena sifat seseorang tidak selalu ditentukan oleh agama orang tersebut. Sangat bersyukur dengan pengalaman ini karena pembicaraan-pembicaraan tersebut sangat membangun satu sama lain, terutama para peserta ekskursi ini.
Kegiatan ini menjadi kegiatan yang sangat membekas. Kepulangan dari pesantren pun juga menjadi rasa yang haru karena harus meninggalkan teman-teman baru yang sudah didapatkan selama 3 hari di sana. Hal ini menjadi hal yang sangat istimewa karena keeratan hubungan antar manusia itu sangat mudah untuk terjadi, meskipun dari latar belakang hidup yang sangat berbeda. Tidak semua sekolah dapat memberikan kesempatan kepada para siswa-siswinya untuk belajar menghargai perbedaan. Tidak semua sekolah dapat memberi kesempatan untuk siswa-siswinya mencoba untuk masuk dan merasakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak biasa mereka jalankan.Â
Bagi siapapun yang membaca ini. Toleransi adalah hal yang tidak sulit untuk dilakukan. Kita semua hanya harus mengerti bahwa perbedaan bukan menjadi penghalang seseorang untuk bersatu. Oleh karena itu, marilah kita semua merayakan perbedaan. Kita semua harus percaya bahwa suku, ras, dan agama yang yang kita miliki bukanlah hal yang menghalangi kita semua untuk menjadi satu keluarga yaitu Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H