Mohon tunggu...
Farrel Islam
Farrel Islam Mohon Tunggu... Mahasiswa - bukan siapa-siapa

Mahasiswa Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Menyukai kajian sejarah lokal dan sedikit tertarik dengan sejarah politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Having Fun with Us: Merawat Toleransi dan Kebhinekaan di SMAN 2 Malang

3 Agustus 2023   09:46 Diperbarui: 3 Agustus 2023   09:47 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MALANG-Konsep mengajarkan dan membiasakan siswa untuk memiliki sikap toleransi dan kebhinekaan di lingkungan sekolah yang diadakan oleh kelas sejarah PPG Prajabatan Gelombang 2 Universitas Negeri Malang mendapat respons positif dari berbagai pihak.

Dalam sesi sambutan sekaligus membuka acara, Drs. Hariyanto, M.Pd. menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi misi sekolah dan pemerintah. Disampaikan juga bahwa pihak sekolah merasa kegiatan seperti ini perlu dilakukan, karena menggambarkan sinkronisasi antara komponen sekolah dan perguruan tinggi.

Mengamati dari susunan acara yang disusun panitia, kegiatan seminar juga tidak hanya mencerminkan sinkronisasi dua komponen sebelumnya. Akan tetapi juga melibatkan komponen lainnya seperti Indonesia LED Consultant. Penyelenggara mengikutsertakan LED sebagai mitra dengan mengundang executive directornya sebagai pemateri.

Pelaksanaan seminar ini juga menghadirkan antusiasme dari kalangan siswa SMAN 2 Malang. Antusiasme peserta didik ini tidak dapat dilepaskan dari kehadiran dua pemateri yang luar biasa. Sebagai pemateri pertama, Wahyu Djoko Sulistyo, S.Pd., M.Pd. mengingatkan pentingnya memandang perbedaan sebagai sebuah anugerah dan bukan sebagai ancaman.

Pemateri pertama juga mengingatkan proses terbentuknya bangsa Indonesia didasari oleh keberagaman. Mulai dari latar belakang geografis, perbedaan bahasa, budaya, suku, ras, agama, dan kepercayaan. Wahyu Djoko Sulistyo, S.Pd., M.Pd. kemudian membagikan tips dalam merawat kebhinekaan.

Adapun tips yang dimaksud adalah mulailah menghargai perbedaan dengan anggota keluarga dan teman di sekitar. Menurut dosen yang pernah menjadi bagian dari Pusat Pengkajian Pancasila Universitas Negeri Malang (LAPASILA UM), menghargai perbedaan dalam lingkup keluarga dan teman adalah langkah paling mendasar untuk merawat kebhinekaan.

Dalam pandangannya, keluarga dan teman adalah orang-orang yang selalu ditemui. Dengan membiasakan diri untuk mengetahui, menghargai, dan menerima perbedaan di kedua lingkungan tersebut maka akan muncul sikap yang disebut sebagai toleransi. Pemateri pertama juga menambahkan bahwa sikap toleransi ini dapat semakin diperkuat dengan kegiatan seperti gotong royong.

Memperkuat materi yang disajikan sebelumnya, Ryan Singgih Prabowo, S.Pd., M.Si dari LED Consultant Indonesia menyatakan bahwa menghargai kebhinekaan dan sikap toleransi dapat mulai dihadirkan dari diri sendiri. Penekanan kepada diri sendiri sebagai titik awal munculnya kebhinekaan dan toleransi ditunjukkan dengan menghadirkan ice breaking di awal pemaparannya.

Menurut Ryan Singgih Prabowo, S.Pd., M.Si. hal-hal baik dapat dimunculkan apabila pikiran dan perasaan seseorang menunjukkan sisi positifnya. Sehingga, ketika di awal penyajian ice breaking dimanfaatkan untuk menghadirkan kesan positif. Tidak hanya itu, pemateri kedua juga berhasil memanfaatkan filosofi homo ludens dengan baik.

Hal ini tercermin dari selama penyajian materi, unsur-unsur menyenangkan selalu disinggung oleh Ryan Singgih Prabowo, S.Pd., M.Si. Sebagai contoh, untuk merawat kebhinekaan dan menghadirkan toleransi seseorang perlu membiasakan diri untuk selalu tersenyum.

Senyuman adalah ekspresi emosional yang secara psikologis tidak dapat dipaksakan. Akan terlihat berbeda antara senyum yang secara natural muncul dengan senyum yang sengaja dibuat untuk menutupi sesuatu. Menurut Ryan Singgih Prabowo, S.Pd., M.Si. juga dikatakan bahwa senyuman itu bisa menularkan (baca menyebarkan) kebaikan.

Selain itu, pemateri kedua juga mengombinasikan antara diskusi dengan kegiatan menyanyi bersama. Menurutnya, kegiatan menyanyi bersama dengan satu lagu adalah wujud kebhinekaan dan toleransi. Seperti yang diketahui bahwa setiap individu memiliki perbedaan selera dan genre musik, tetapi dengan menyanyi bahkan berjoget bersama menunjukkan bahwa idealisme tersebut digantikan dengan perasaan menghargai satu sama lain.

Dokpri
Dokpri

Untuk semakin memperkuat sikap kebhinekaan dan toleransi, penyelenggara kemudian mengadakan deklarasi dan penandatanganan kesepakatan untuk menolak segala bentuk tindakan intoleransi. Deklarasi disampaikan oleh perwakilan siswa SMAN 2 Malang kemudian diikuti oleh semua peserta yang hadir.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan menandatangani pakta kesepahaman bahwa setelah acara ini selesai semua pihak yang terlibat di dalamnya menolak segala bentuk tindakan intoleransi. Penandatanganan ini dilakukan oleh perwakilan siswa dan OSIS dari SMAN 2 Malang.

Penandatanganan ini disaksikan oleh pihak-pihak yang terlibat seperti Universitas Negeri Malang yang diwakili oleh pembina matakuliah proyek kepemimpinan II (Dr. Dewa Agung Gede Agung, M.Hum) dan mahasiswa kelas sejarah PPG Prajabatan Gelombang 2. Perwakilan dari SMAN 2 Malang dihadiri oleh Bapak Ahmad Khoirul Yaskhudi, S.Pd., dan LED Consultant Indonesia yang diwakili oleh Ryan Singgih Prabowo, S.Pd., M.Si selaku executive director.

Dokpri
Dokpri

 Para siswa SMAN 2 Malang merespons kegiatan tersebut dengan penuh keceriaan. Mereka juga terlihat masih bersemangat meskipun kegiatan seminar telah berakhir. Beberapa siswa SMAN 2 Malang mengucapkan terima kasih karena mengadakan kegiatan ini. Mereka juga berpendapat bahwa toleransi ini memang sangat penting dimiliki oleh generasi muda.

Siswa di SMAN 2 Malang juga menyatakan harapannya untuk bisa mengimplementasikan materi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman dari kegiatan ini. Beberapa siswa lainnya juga berpendapat bahwa menantikan kegiatan seperti ini diselenggarakan lagi untuk ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun