Mohon tunggu...
Farraz FahreziAbdul
Farraz FahreziAbdul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Diliat aja

Manusia gaada kalahnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ibu

18 April 2022   23:00 Diperbarui: 18 April 2022   23:01 3677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu merupakan sosok yang sangat saya banggakan dan saya cintai. Di kesempatan kali ini saya akan menuliskan biografi singkat tentang ibu saya. Wanita yang bernama Mulati , lahir di Jakarta , 23 Mei 1971. Ibu merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara. Ibu memiliki dua kakak laki-laki, dan dua kakak perempuan. Dengan memiliki postur badan yang pendek namun cukup berisi. 

Ibu adalah wanita yang sangat sederhana, seperti ibu pada umumnya, ia melakukan pekerjaan rumah tanpa banyak keluh meski saya yakin banyak beban yang harus dipikul olehnya. Ibu juga selain menjadi ibu rumah tangga, ia membantu ekonomi keluarga dengan bekerja freelance. Walaupun penghasilannya tidak seberapa, ibu tetap melakukannya dan menjalaninya dengan senang dan nyaman.

Ibu juga orang yang sangat kuat, ia bisa membagi waktu dalam mengurus urusan rumah, keluarga, dan pekerjaannya. Dan sekali lagi, itu dilakukannya tanpa pernah mengeluh dan merasa lelah.

Di usia yang sudah tidak muda lagi, yang mungkin banyak di umur seperti ia sudah mulai diam di rumah atau sudah sedikit kegiatan yang dilakukan, namun ibu tidak. Ibu tidak pernah menunjukkan bahwa ia sedang lelah atau memikirkan sesuatu yang berat. Bila ada waktu luang saya sering berbagi cerita tentang hiruk pikuk dunia perkuliahan dan tentang saya yang takut tambah dewasa, terkadang di obrolan kami tidak selalu serius, pasti ada leluconnya yang membuat suasana tidak kaku. Walaupun ibu bukan lulusan perguruan tinggi, tapi arahan dan saran yang diberikan sungguh luar biasa.

Tetapi selain saya, ibu juga memiliki anak perempuan yang saat ini duduk di bangku SMP. Ibu sangat bangga juga kepada adik saya, ia mendukung adik saya dalam setiap lomba, sampai rela untuk selalu datang pada saat pentas. Ibu juga mendukung aktifitas positif saya yang penting itu baik untuk saya dan tidak merugikan atau membuat ibu kecewa.

Ibu selalu menjadi tempat pulang untuk keluarga, terutama anak-anaknya. Setiap anak-anaknya lelah atau ingin mengeluh, ibu selalu menjadi rumah yang tepat. Ia menyisihkan waktunya untuk menyapa dan membuat suasana hati anaknya kembali ceria tanpa beban apapun lagi, padahal pasti ia punya beban yang lebih berat daripada saya.

Ibu selalu berpesan bahwa kesuksesan itu bisa datang kepada siapa saja yang mau berusaha dan konsisten serta tidak bermalas-malasan. Ibu maka dari itu saya berusaha untuk konsisten dalam mencapai kesuksesan itu sendiri.

Ibu adalah wanita yang harus selalu saya banggakan, ibu mampu melakukan semua yang bahkan belum tentu nantinya bisa saya lakukan. Terima kasih ibu sudah mengajarkan apa yang harus dipersiapkan dan apa yang harus dijalani. Terima kasih ibu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun