Hai, namaku Jadis, aku ingin menceritakan sedikit tentang pria bisu yang membuatku jatuh cinta, sang penyuka hujan dan sajak. Meskipun pada ujungnya semesta tak menginginkan kita untuk bersatu.
Ini adalah diaryku, sang fajar yang menunggu senjanya, meskipun itu *mustahil*.
_"Kamu memang memiliki segalanya dan aku hanya memiliki Jadis, tetapi ketika aku menggenggam tangannya aku serasa memiliki semesta._
_"Jangan sakiti semestaku yaa, sakiti aku saja, dia adalah segalaku."_
_"Aku adalah hujan dan kau adalah pelanginya Jadis. Karena ketika aku jatuh kamu selalu datang."_
_"Baik pelangi maupun hujan, mereka tidak kekal, mereka hanya datang sementara."_
_"Jadis, jika aku diberikan kesempatan untuk menjadi benda mati, aku ingin jadi hujan. Meskipun dijatuhkan berkali-kali tetapi mereka membawa kebahagiaan."_
_"Kutub utara dan kutub selatan, mereka adalah dua kutub yang tak mungkin bersatu tetapi tetap saling menarik, aku rasa kita juga seperti itu."_
_"Jadis, jika kamu lelah menangislah pada Tuhan. Ia akan mendengarkanmu dan akan memberikan jalan untuk segala rasa sakitmu."_
_"Senjaku, ingat ya, kadang orang yang kamu pikir memiliki segalanya adalah orang yang paling kehilangan di dunia."_
_"Hujan tidak akan tahu ia akan menjatuhi siapa, tetapi air mata tahu ia jatuh untuk siapa."_