"Semakin sering ia menggosok cermin hatinya, semakin jelaslah ia melihat segala."
Kutipan ini mengingatkan kita bahwa untuk mencapai cinta sejati kepada Tuhan, kita perlu membersihkan hati kita dari kotoran dan kesombongan. Layla dan Majnun, dalam perjalanan spiritual mereka, terus berusaha untuk memurnikan hati mereka, sehingga mereka dapat melihat cinta Ilahi dengan lebih jelas.
"Kekasih adalah segalanya, pecinta hanya sebuah tabir. Kekasih hidup abadi, pecinta hanyalah benda mati."
Kutipan ini menunjukkan bahwa cinta sejati bukanlah tentang cinta kepada manusia, tetapi tentang cinta kepada Sang Pencipta yang abadi. Layla dan Majnun, dalam perjalanan mereka, menyadari bahwa cinta mereka kepada satu sama lain hanyalah bayangan dari cinta Ilahi yang tak terhingga.
Kisah Layla dan Majnun, dengan tambahan kutipan Rumi yang penuh makna, menjadi sebuah kisah cinta yang tak hanya indah dan tragis, tetapi juga penuh dengan pelajaran spiritual yang mendalam. Kisah ini mengajak kita untuk merenungkan makna cinta sejati, cinta yang mengantarkan kita kepada kebahagiaan abadi dalam pelukan Sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H