Mohon tunggu...
Muhammad Farras Reizaldy
Muhammad Farras Reizaldy Mohon Tunggu... Lainnya - Honorer Pemda

Nama saya M Farras Reizaody dan saya seorang mahasiswa yang iseng jadi honorer pemda dan hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Reinkarnasi Sang Pencipta

5 Februari 2024   10:29 Diperbarui: 5 Februari 2024   11:01 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kehampaan putih tak terhingga, seberkas cahaya redup melayang. Sosok tanpa nama, tanpa bentuk, hanya kesadaran yang terombang-ambing. Suara lembut, bagaikan bisikan angin, memecah keheningan.

"Selamat datang," suara itu menyapa. "Aku adalah sang Pencipta."

Sosok itu kebingungan. "Pencipta? Di mana aku? Apa yang terjadi?"

Sang Pencipta menjelaskan bahwa dia telah meninggal, jiwanya terlepas dari raga dan kini berada di alam baka. Sebuah telur raksasa terbentang di hadapan mereka, berisi alam semesta yang tak terhitung jumlahnya.

"Telur ini adalah ciptaanku," kata sang Pencipta. "Setiap alam semesta memiliki garis waktu yang berbeda, dan di dalamnya, kau telah bereinkarnasi berkali-kali."

Sang Pencipta membawa sosok itu menelusuri memori masa lalunya. Dia pernah menjadi seorang petani di Tiongkok kuno, merasakan beratnya bekerja di bawah pemerintahan kejam. Dia menjadi seorang pemikir Yunani, mendambakan pengetahuan dan kebenaran. Dia menjadi seorang budak di Amerika, merasakan kekejaman dan ketidakadilan. Dia menjadi seorang pemimpin revolusioner, memperjuangkan kemerdekaan dan kesetaraan.

Setiap kehidupan membawa pelajaran berharga. Rasa sakit dan penderitaan, cinta dan kebahagiaan, semua itu membentuk jiwa dan membantunya berkembang.

"Setiap kali kau menyakiti orang lain," kata sang Pencipta, "kau menyakiti dirimu sendiri. Setiap kebaikan yang kau lakukan, kau lakukan kepada dirimu sendiri. Karena kau adalah semua orang yang pernah hidup, dan semua orang yang akan hidup."

Sosok itu tercengang. Kesadaran baru melandanya. Rasa cinta dan kasih sayang yang tak terhingga muncul dalam dirinya. Dia memahami bahwa semua makhluk hidup adalah satu kesatuan, terhubung dalam jalinan kehidupan yang tak terputus.

Sang Pencipta tersenyum. "Kau telah siap," dia berkata. "Kini, kau akan menjadi bagian dari diriku."

Sosok itu melayang menuju telur raksasa, bergabung dengan sang Pencipta dan menjadi satu dengan alam semesta. Dia akan terus bereinkarnasi, mengalami kehidupan dalam berbagai bentuk dan dimensi, membawa cinta dan kasih sayang, dan membantu semua makhluk untuk mencapai pencerahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun