Mohon tunggu...
Muhammad Farras Reizaldy
Muhammad Farras Reizaldy Mohon Tunggu... Lainnya - Honorer Pemda

Nama saya M Farras Reizaody dan saya seorang mahasiswa yang iseng jadi honorer pemda dan hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terkadang, Impian Itu Lain: Melepaskan Tekanan untuk Menjadi PNS

21 Oktober 2023   16:39 Diperbarui: 21 Oktober 2023   16:40 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup ini ibarat sebuah perjalanan panjang, dan saya merasa perlu untuk berbicara tentang sebuah perjalanan yang terasa kurang sesuai dengan arah yang sebenarnya saya inginkan. Saat ini, saya merasa ditekan untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan terkadang saya merasa itu bukan panggilan hati saya.

Sejak kecil, orang tua, keluarga, dan masyarakat sering kali menanamkan dalam pikiran saya bahwa menjadi seorang PNS adalah puncak kesuksesan. Mungkin itu benar bagi sebagian orang, dan saya sangat menghargai mereka yang telah memilih dan meraih kebahagiaan melalui jalur ini. Namun, saya merasa seperti mengikuti jalan yang bukan sepenuhnya adalah panggilan jiwa saya.

Saya percaya bahwa kesuksesan bukan hanya tentang status pekerjaan. Kesuksesan sejati adalah tentang meraih impian, menjalani hidup dengan integritas, dan membuat perbedaan dalam dunia ini. Saya memahami bahwa menjadi seorang PNS dapat memberikan stabilitas finansial, keamanan pekerjaan, dan manfaat lainnya. Namun, saya juga percaya bahwa ada banyak cara berbeda untuk mencapai kesuksesan.

Saya memiliki hasrat dan bakat dalam bidang yang berbeda. Saya bermimpi untuk menjalani karier yang memungkinkan saya untuk mengembangkan bakat-bakat ini dan membuat dampak positif dalam bidang yang saya cintai. Namun, terkadang saya merasa tekanan sosial untuk menjadi PNS membuat saya ragu dan khawatir.

Mengapa saya merasa harus meminta maaf kepada ibu, ayah, dan keluarga bahwa saya mungkin tidak akan mengikuti jalan yang selama ini mereka impikan? Bukankah penting untuk hidup sesuai dengan apa yang saya rasa benar dan sesuai dengan panggilan hati saya?

Ketika saya merasa terbebani oleh harapan orang lain, saya mencoba untuk selalu mendengarkan suara dalam hati saya. Saya ingin memahami bahwa setiap individu memiliki takdir dan panggilan jiwa mereka masing-masing. Terkadang itu adalah pilihan sulit, tetapi pada akhirnya, hidup adalah perjalanan pribadi kita, dan kita harus menjalani hidup sesuai dengan apa yang membuat kita merasa hidup sejati.

Jadi, maafkan jika saya tidak mengikuti jalur yang mungkin telah diimpikan oleh banyak orang. Saya berharap bahwa suatu hari mereka akan melihat bahwa saya menjalani hidup sesuai dengan panggilan hati saya, dan bahwa kesuksesan sejati adalah tentang menjadi diri sendiri dan membuat perbedaan sesuai dengan nilai-nilai dan impian saya sendiri.

Muhammad Farras Reizaldy (Penulis Mbaheza.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun