5 november 2023 lalu saya beserta mahasiswa/I aktif ilmu Komunikasi fakultas Komunikasi dan bisnis Telkom university berkunjung ke museum sri baduga untuk melakukan observasi terhadap situasi masyarakatnya maupun artefak artefak peninggalan yang masih terpajang pada museum tersebut.
Museum sribadgu adalah museum yang berada dikota bandung. Didirikan pada tahun 1974 dan diresmikan pada 5 juni 1980 oleh Menteri Pendidikan & kebudayaan saat itu, daoed joesoef. Museum sri baduga memiliki jumah koleksi peninggalan kuno sebanyak 5000 kategori yang di bagi ke tiga lantai yang berbeda. Dilantai pertama terdapat benda bersejarah indonesia khususnya perkembangan Sejarah dan budaya jawa barat. Contohnya seperti benda bersejarah hindu budha, kereta kuda yang unik, dan berbagai hewan mitologi. Dilantai kedua museum ini memamerkan alat atau benda untuk bertahan hidup, perdagangan dan transportasi. Selain itu juga barang barang yang dipengaruhi oleh budaya islam dan eropa. Dan yang terakhir dilantai tiga terdapat koleksi etnografis seperti kain, tenunan, barang barang keramik & artefak.
Dari banyak nya benda benda Sejarah yang di pamerkan dimuseum sribaduga, kami mengambil tema batuan yang berfokus pada menhir, arca, dolmen, alter. Tapi dari hasil pembagian bersama rekan kelompok saya, saya akan membahas secara mendalam & menyeluruh terkait menhir & dolmen khususnya dijawa barat.
Alasan saya melakukan observasi atau pun membahas tentang menhir & dolmen adalah untuk memberikan informasi bermanfaat terkait sejarahnya, fungsinya, makna simbolik dan keyakinan agama pada masa itu.
Apa itu batuan menhir & dolmen?
Apa fungsi dari batuan menhir & dolmen?
Apa nilai sejarah dari batuan menhir & dolmen?
Bagaimana menhir & dolmen dijadikan alat keagamaan pada zaman itu?
Kenapa adanya batuan menhir & dolmen pada zaman megalitikum?
Menhir & dolmen merupakan artefak batuan pada budaya megalitikum yang berhasil ditemukan di Nusantara indonesia. Walau begitu menhir & dolmen muncul bukan tanpa masalah. Yang pertama ada masalah pada fungsi, meskipun sudah beberapa teori menjelaskan namun masih ada pertanyaan lainnya yang belum bisa terjawab. Kemudian masalah konstruksi, walaupun sudah dilakukan penelitian selama bertahun tahun, masih belum dapat diketahui bagaimana orang pada zaman dahulu mengangkat dan memindahkannya. Alasan adanya masalah ini dapat disimpulkan bahwa penjaga batu menhir & dolmen serta sejarawan indonesia masih minim akan pengetahuan sejarah di zaman megalitikum. Hal ini juga membuktikan bahwa masih ada sekat atau keterbatasan informasi terkait dua batu di zaman megalitikum tersebut.
Kegunaan & manfaat dari artikel ini ialah memberikan informasi berbasis Pendidikan yang membahas tentang Sejarah museum sribaduga dan bebatuan dolmen & menhir. Artikel ini sangat bermanfaat bagi siswa/I ilmu pengetahuan sosial baik yang duduk dibangku smp, sma, maupun mahassiswa/I kuliah untuk menggali informasi & refrensi terkait ilmu pengetahuan yang ingin dimiliki maupun untuk tugas.