Mohon tunggu...
farras ghinadhiya
farras ghinadhiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi, Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Taman Hutan Raya Ir H Djuanda sebagai Ecomuseum Lokal Kota Bandung

22 Desember 2021   01:50 Diperbarui: 22 Desember 2021   01:57 2133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu pintu masuk Goa Belanda di kawasan wisata THR Ir H Djuanda, Bandung. (Sumber: Rifqi Aufa via ayobandung.com)

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda atau yang biasa disingkat dengan Tahura ini adalah bisa menjadi salah satu ecomuseum lokal yang ada di daerah Kota Bandung. Karena didalam kawasan Tahura ini terdapat tempat yang memiliki sejarah luar biasa yaitu terdapat gua Belanda, gua Jepang, patahan Lembang, dan prasasti berakasara Thailand. 

Selain itu terdapat Museum Ir. H. Djuanda dan wisata alam serta penginapan yang berada di Kawasan Taman Hutan Raya Ir. Djuanda ini. Lokasi Taman Hutan Raya Ir. Djuanda ini berada di jalan Ir. H. Juanda No.99, Ciburial, Kec. Cimenyan, Bandung, Jawa Barat.

Sebelum membahas tempat-tempat yang ada di Tahura ini, terdapat latar belakang yang mendasari mengapa adanya Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda ini. 

Seperti yang terdapat pada laman web Tahura Bandung (tahurabandung.com) mengatakan bahwa Tahura ini merupakan bagian dari daerah cekungan Bandung, latar belakang sejarah yang sangat erat kaitannya dengan zaman purba hingga saat ini. 

Menurut geologis daerah ini mengalami perubahan yang disebabkan oleh gejolak alam dengan kurun waktu pembentukannya alam semesta ini. 

Awalnya Tahura ini merupakan area hutan Lindung Gunung Pulosari yang berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor 575/Kpts/Um/8/1980 dirubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Curug Dago.

Pada tanggal 14 Januari 1985 bertepatan dengan kelahiran Bapak Ir. H. Djuanda, TWA Curug Dago secara resmi berubah fungsi menjadi Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang merupakan Tahura pertama di Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1985.

Seperti yang disebutkan diawal di Tahura ini memiliki berbagai tempat atau spot yang beragam mulai dari yang bersejarah hingga wisata alam yang menarik dan wajib dikunjungi. Berikut tempat-tempat yang ada di Tahura secara jelas.

Sumber: www.infobudaya.net
Sumber: www.infobudaya.net

Namun pada kesempatan saat ini hanya akan membahas mengenai gua Belanda, gua Jepang, patahan Lembang, dan prasasti berakasara Thailand.

Gua Belanda

Salah satu pintu masuk Goa Belanda di kawasan wisata THR Ir H Djuanda, Bandung. (Sumber: Rifqi Aufa via ayobandung.com)
Salah satu pintu masuk Goa Belanda di kawasan wisata THR Ir H Djuanda, Bandung. (Sumber: Rifqi Aufa via ayobandung.com)

Gua Belanda memiliki bentuk yang lurus sehingga dari mulut gua akan terlihat langsung pintu keluar dari gua Belanda ini, karena bentuknya ini tidak akan membuat tersesat ketika memasuki gua Belanda. Gua Belanda ini sudah melakukan renovasi sehingga terlihat lebih rapi dibanding dengan gua Jepang.

 

Gua Jepang 

Misteri Goa Belanda dan Jepang yang belum terungkap (Foto: Dok. Okezone)
Misteri Goa Belanda dan Jepang yang belum terungkap (Foto: Dok. Okezone)

Gua Jepang pada zaman dahulu digunakan sebagai tempat persembunyian dari para penjajah. Karena gua Jepang terdapat 4 pintu masuk, di dalam gua Jepang ini seperti labirin atau banyak cabang sehingga cocok digunakan sebagai tempat bersembunyi. 

Gua Jepang ini sangat gelap sehingga jika hendak memasukinya perlu membawa alat penerangan seperti senter, namun jika tidak membawa senter terdapat tempat penyewaan senter yang berada di sekitar gua. 

Selain itu karena di dalam gua memilki bentuk yang seperti labirin dan mungkin saja bisa tersesat saat memasukinya, terdapat juga tour guide yang bisa mendampingi pengunjung saat memasuki gua Jepang. Dan letak gua Jepang ini sekitar 200 meter dari pintu gerbang masuk.

Patahan Lembang

Sumber: www.tahurabandung.com
Sumber: www.tahurabandung.com

Patahan Lembang ini terbentuk dari letusan gunung Sunda yang akhirnya membentuk garis letusan dengan jumlah letusan lebih dari sepuluh titik. Muntahan yang disebarkan keluar antara lain terdapat di Kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang disebut batu pasir tufaan. Fenomena geomorphologi ini merupakan yang paling khas di wilayah ini yang dikenal dengan istilah Patahan Lembang.

Prasasti Beraksara Thailand

Sumber: mooibandoeng.com
Sumber: mooibandoeng.com

Terdapat dua buah prasasti yang merupakan peninggalan dari raja Thailand yang berkunjung ke Curug Dago. Prasasti I berada dalam posisi membujur hampir simetris dengan aliran Sungai Cikapundung, terletak relatif tinggi daripada prasasti II, tulisan hanya pada satu bidang permukaan batu, tersusun dalam dua baris. 

Baris atas berupa pahatan inisial sedangkan pada baris bawah adalah nama Raja Chulalongkorn II (Rama V) dari Thailand mengunjungi Curug Dago pertama kali pada tahun 1896 (19 Juni B.E 2439). 

Dalam kunjungannya yang kedua kali pada tahun 1901 (6 Juni B.E 2444) Baginda Raja menorehkan parfnya yang dilengkapi dengan tahun Rattanakosin (Bangkok) Era 120 diatas batu.

Prasasti II terukir nama Raja Prajadipok (Rama VII) dari Thailand mengunjungi curug Dago pada tahun 1929 (12 Agutus B.E 2472) untuk melihat batu yang terukir Ayah handanya Raja Chulalongkorn, kemudian Rapa Prajadipok ikut menorehkan parafnya yang dilengkapi tahun BE 2472.

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda ini bisa menjadi sebuah ecomuseum lokal yang berada di daerah Kota Bandung, sebab terdapat peninggalan sejarah dari tiga negara yaitu Belanda, Jepang, dan Thailand sekaligus dalam satu hutan atau tempat. Selain itu terdapat tempat wisata alam yang cocok untuk berlibur menghilangkan penat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun