Mohon tunggu...
Farra Qonita
Farra Qonita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika UIN Walisongo Semarang

Hobi : Membaca, menulis, mengeksplorasi banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rendah Minat Baca, Sulit Mengerjakan Soal Cerita Matematika

12 Juni 2024   16:05 Diperbarui: 12 Juni 2024   16:18 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Literasi (sumber: depositphotos.com)

Salah satu bentuk penilaian sumatif peserta didik dalam pembelajaran matematika adalah soal cerita. Soal cerita matematika mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis dalam memahami dan menjawab soal. Namun, menjawab soal tidak akan terlaksana dengan mudah jika peserta didik tidak dapat memahami soal cerita matematika yang disajikan. 

Menurut Roebyanto (2019), pemecahan masalah matematika adalah proses yang dihadapkan oleh seseorang dalam konsep matematika untuk memecahkan suatu masalah. Setiap soal berbeda memiliki solusi yang berbeda sehingga peserta didik perlu kefokusan dan ketelitian dalam membaca dan menyelesaikan soal.

Pada soal cerita matematika seringkali terdapat data dan petunjuk yang dapat membantu peserta didik untuk menyelesaikan soal. Akan tetapi, literasi atau minat baca soal peserta didik yang rendah membuat mereka tidak dapat memahami soal dengan maksimal sehingga peserta didik cenderung merasa sulit menemukan solusi dalam menjawab soal. 

Senada dengan ungkapan Putri dkk (2020) bahwa peserta didik yang memiliki minat baca yang tinggi akan membantu dalam memahami petanyaan yang terdapat dalam soal cerita matematika. Peserta didik yang terbiasa membaca akan lebih mudah memahami soal cerita dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki minat baca rendah. Peserta didik yang gemar membaca akan memiliki kepekaan dalam menganalisis permasalahan yang ada dengan teliti.

Rendahnya minat baca dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu penyebab minat baca rendah adalah perkembangan teknologi. Adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti smartphone mengakibatkan peserta didik terbiasa bermain  smartphone. Seperti misalnya pada saat School From Home dikarenakan COVID-19 peserta didik menggunakan smartphone untuk kegiatan sehari-hari sehingga menjadi terbiasa. 

Peserta didik yang terbiasa melakukan pekerjaan secara instan seperti penelusuran internet terbawa sampai sekarang. Kemudahan yang didapat dengan menggunakan smartphone menimbulkan rasa malas untuk berusaha membaca dan menyelesaikan soal secara mandiri.

Selain itu, lingkungan keluarga juga berpengaruh terhadap rendahnya minat membaca peserta didik. Berdasar pengamatan yang dilakukan oleh saudara penulis yang berprofesi sebagai guru, faktor lain penyebab rendahnya minat baca peserta didik adalah lingkungan yang kurang mendukung. 

Orang tua yang menyempatkan waktunya untuk mendampingi anak dalam proses belajar di rumah memberikan efek positif bagi anak tersebut. Anak yang didampingi orang tua cenderung lebih rajin, mau membaca, dan semangat belajar. Terlebih lagi jika orang tua memfasilitasi sang anak dengan membelikan buku-buku dan mencontohkan untuk biasa membaca buku. Tentu hal itu menyebabkan peserta didik memiliki minat baca yang tinggi karena terbiasa membaca

Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Wahyuni (2010) yang mengatakan bahwa penyebab rendahnya minat baca adalah lingkungan keluarga dan sekitar yang kurang mendukung kebiasaan membaca. Anak yang setiap harinya jarang melihat keluarganya melakukan kegiatan membaca secara umum juga kurang memiliki kegemaran membaca. 

Dua faktor rendahnya minat baca peserta didik tersebut sejalan dengan pendapat Citra (2018), bahwa faktor eksternal penyebab rendahnya minat membaca pada peserta didik adalah lingkungan sekolah yang kurang mendukung, peran perpustakaan sekolah belum maksimal, keterbatasan buku/bahan bacaan, lingkungan keluarga kurang yang mendukung, dan pengaruh menonton televisi dan bermain games di smartphone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun