Mohon tunggu...
Farouq Faza Bagjawan Alnanto
Farouq Faza Bagjawan Alnanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan jurnalistik

Hobi saya menonton review mobil dan kuliner, suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melacak Akar Perpecahan: Kisah Sejarah Konflik Sunni-Syiah dan Panggilan untuk Bersikap Bijak

2 Januari 2024   22:34 Diperbarui: 2 Januari 2024   22:39 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam laporan eksklusif ini, kita membedah akar perpecahan antara Sunni dan Syiah, menguraikan kisah sejarah yang membentuk konflik berkepanjangan ini.

1. Awal Perpecahan

Ditemukan bahwa perpecahan ini berakar pada perbedaan pandangan seputar kepemimpinan umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad.

2. Perbedaan Utama

Faktor kunci yang menyebabkan konflik adalah perbedaan pandangan terhadap suksesi kepemimpinan dan interpretasi terhadap ajaran Islam.

3. Peran Sejarah

Sejarah memainkan peran besar dalam membentuk persepsi dan ketegangan, dengan konflik mencapai puncaknya pada peristiwa-peristiwa seperti pembunuhan Ali, Khalifah keempat.

4. Peristiwa Kunci

Peristiwa seperti Tragedi Karbala dan pengepungan Kufa memperburuk hubungan dan meningkatkan ketegangan antara kedua kelompok.

5. Dampak Global

Konflik ini tidak hanya mempengaruhi umat Islam secara lokal, tetapi juga memberikan dampak global dalam geopolitik dan hubungan internasional.

6. Pandangan Kelompok

Sunni dan Syiah memiliki pandangan yang berbeda terhadap peristiwa sejarah tertentu, menciptakan narasi yang kontroversial di antara keduanya.

7. Dampak Tingkat Global

Ketegangan Sunni-Syiah meresap ke berbagai wilayah dunia, memengaruhi dinamika politik dan sosial di tingkat internasional.

8. Upaya Meredakan Ketegangan

Beberapa upaya konkrit telah dilakukan, termasuk dialog antaragama dan perjanjian damai, untuk meredakan ketegangan antara Sunni dan Syiah.

9. Pandangan Ahli Sejarah

Ahli sejarah menyajikan pandangan mereka tentang akar perpecahan ini, memberikan wawasan mendalam tentang kompleksitas konflik.

10. Langkah-langkah Praktis

Langkah-langkah praktis termasuk pendidikan interkultural, dialog antarumat beragama, dan peningkatan pemahaman antara Sunni dan Syiah.

11. Bersikap Bijak

Masyarakat global diingatkan untuk bersikap bijak, memahami kompleksitas konflik, dan berkontribusi pada membangun jembatan perdamaian.

12. Pelajaran dari Sejarah

Sejarah mengajarkan kita pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap keragaman, serta bagaimana perpecahan dapat diatasi.

13. Peran Media

Media memiliki peran krusial dalam membentuk persepsi terhadap konflik, menyoroti tanggung jawabnya dalam memberikan informasi yang seimbang.

14. Inisiatif Perdamaian

Beberapa inisiatif perdamaian sedang berlangsung, menciptakan peluang untuk membangun hubungan harmonis antara Sunni dan Syiah.

15. Peran Generasi Muda

Generasi muda diundang untuk berperan dalam membangun pemahaman dan toleransi, merajut kembali hubungan antara Sunni dan Syiah untuk masa depan yang lebih baik.

Kesimpulan dari di atas ini adalah

Dari telaah mendalam tentang akar perpecahan Sunni-Syiah, kita dapat menyimpulkan bahwa konflik ini bukan hanya sekadar perbedaan teologis, tetapi juga mencakup faktor sejarah, politik, dan sosial yang kompleks. 

Dampaknya meresap hingga tingkat global, menuntut respons bijak dari masyarakat dan pemimpin dunia. Meskipun upaya perdamaian telah dilakukan, tantangan besar masih ada. Namun, pelajaran dari sejarah, panggilan untuk bersikap bijak, serta peran aktif generasi muda memberikan harapan untuk membangun pemahaman, toleransi, dan perdamaian di tengah ketegangan Sunni-Syiah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun