" Mau kiamat ataupun ndak, sudah banyak riset yang megatakan kalau bumi kita sebentar lagi juga hancur. Mau hidup dimana ?"
" Berarti ilmuwan juga peramal dong "
" Ndak ngerti, yang penting aku percaya bumi kita datar "
" Aku penggemar Han Solo, bukan hanya bumi saja yang aku pikirkan. "
Aku heran setiap hari kok mas Tur ini ngobrolin kiamat melulu, sampai yang katanya ramalan suku maya tahun 2012 kiamat pun saat ini sudah terlewati bertahun-tahun, banyak ramalan yang meleset. Tapi riset-riset ilmuwan yang mas Tur tadi sampaikan ada benarnya juga. Lambat laun pasti bumi selesai, tapi aku kan penggemar Han Solo, santai saja. Lagi pula sebelum datang manusia yang doyan meramal, bumi sudah sering mengalami bencana karena mekanismenya sendiri.Â
Aku sering berandai-andai, ingin rasanya berjumpa dengan bukan manusia, maksudku bukan hantu dan makhluk gaib dalam definisi kebudayaan Indonesia juga. Maksudku mereka makhluk ekstra terestrial. Apakah hanya manusia saja di semesta ini yang diciptakan dengan akal pikiran. Apakah tidak ada makhluk lain dengan kecerdasan seperti manusia atau justru malah jauh diatas kita semua.
Bagaimana bisa kita percayai kalau alam semesta ini berpusat kepada manusia di antara luapan ruang dan waktu yang mungkin saat ini belum terukur pasti, namun sudah pasti sangat besar. Atau ini juga menjadi salah satu yang di luar batas penalaran manusia, memahami semesta sama dengan memandang Tuhan, ndak habis-habis.
Hidup mas Tur saat ini nomaden, bukan berburu dan meramu, tetapi berburu dan merayu, merayu orang-orang yang bisa ia manfaatkan harta bendanya dan kadar otaknya yang tidak begitu pintar, diperas isi otaknya dibodohi dan dikosongi pikirannya. Sekali menjadi lintah darat akan sulit merubah sifat, lintah itu mobilitasnya sudah lambat,cita-cita kok jadi lintah, jadi naga gitu lho, tapi naga saja ndak jelas asal usulnya.
Keinginannya mau menjadi orang yang hebat, tapi ia tidak pernah mau menonton seminar dan mendengarkan ceramah orang hebat, aku ingin menjadi orang hebat yang diriku sendiri, aku tidak mau menjadi orang hebat seperti mereka. Hebat tidak datang dari seminar, dan ia enggan di beri masukan oleh manusia lain, Aneh.
Cita-citanya ingin menjadi sastrawan yang atletis katanya, entah kenapa stigma sastrawan belakangan ini agak buruk apalagi yang berhubungan dengan kondisi fisik mereka. Banyak penulis novel terkenal yang badan nya kurus kering pecandu kopi dan perokok aktif, kalau tidak kurus kering paling gemuk dan rambutnya lebat, tidak menjaga kesehatan.
      " Loh kan otak mereka cerdas, berarti sehat dong "
      " Tapi mereka tidak bisa menakut-nakuti preman dengan otak mereka "
      " memangnya badan atletis membuat preman takut ?? "
      " Setidaknya mengurangi potensi timbulnya intimidasi "
      " Ouw "
Cerita di bawah hanya ada antara dimensi mas Tur dan bualan.
Barangkali aku harus merevisi kinerja malaikat akhir-akhir ini karena catatan perbuatan burukku begitu kosong mlompong, aku sudah berbuat jahat mulai dari pikiran. Tolong dicatat dengan baik. Aku sudah melukai banyak orang dari dalam pikiranku, tolong dicatat dengan cermat dan teliti. Aku bisa menceritakan dengan detail. Atau harus aku saja yang mencatatkannya, tapi sepertinya model tulisan tangan kita berbeda. Ya sudah lah.
Tadi malam aku berbincang dengan seorang yang baru kukenal saat kami sedang duduk mengantri di sebuah barber yang cukup terkenal di pusat kota, aku mendapat nomor antrian 27 sementara dia nomor 30. Pakaiannya terkesan sangat rapih dan sederhana, menarik sekali tentang apa yang ia bicarakan selama beberapa menit kami berbincang sembari menunggu gunting sisir dan mesin unduk merampas hak tumbuh rambut kami.
Katanya ia adalah seseorang yang menerapkan gaya hidup minimalis dalam kesehariannya. Ia mengenakan, membawa, menyimpan semua hal yang menurutnya memiliki tingkat urgensi dan prioritas serta fungsi yang benar-benar ia butuhkan. Katanya ia mulai dari membuang barang-barang seperti furniture, meja dan kursi di rumahnya yang lama tidak ia duduki. Lalu ke pakaian, gaya berbusana bahkan sampai isi telefon genggam.
"Saya ingin lebih namaste menjalani hidup ini" katanya.
Segala sesuatu yang tidak memiliki tingkat urgensi dan fungional tertentu yang tidak di gunakan atau tidak tersentuh selama lebih dari 3 bulan maka ia akan merelakannya, membuangnya entah kemana sekalipun hal tersebut cukup sentimentil dalam hidupnya. Kebanyakan orang memiliki barang menumpuk dalam ruangannya karena mereka menganggap barang-barang tersebut terlampau sentimentil untuk kehidupannya meskipun sama sekali tidak fungsional.
"Lalu anda sudah tidak peduli dengan kenangan ?" Tanyaku
"Tidak juga, semesta menyediakan banyak ruang untuk menampung kenangan"
"Anda sama sekali tidak sungkan untuk membuang barang-barang tersebut ?"
"Aku orangnya cukup sans mas"
"Wow"
Dan mesin penggilas rambut masih menyalak menyuarakan tanda bahaya bagi ujung setiap rambut yang sudah tidak lagi di kasihi oleh pemiliknya. Mereka hanya berkata nanti juga tumbuh lagi. Yang tumbuh hanya pangkal rambut, ujung selalu di potong dan dibuang lalu di kumpulkan oleh pengepul dan di jadikan beberapa produk kosmetik seperti bulu mata dan lain sebagainya (mungkin). Rambut meskipun pada akhirnya akan mencapai panjang yang sama kembali saat semula sebelum dipotong tapi akan selalu menemui ujung yang berbeda setiap kali di hajar gunting. Terlalu sentimentil untuk menyimpan ujung rambut yang sama terlalu lama, tidak terlalu fungsional.
Sudah cukup jangan aku terus, aku sudah cukup banyak berkontribusi, juga kamu cuman manut-manut saja, mau sampai kapan memiliki naluri budak, kapan waktu cobalah memimpin, setidaknya pimpin dirimu sendiri menuju toilet mencuci wajah lalu rapihkan sprey dan bantal kumalmu sesaat setelah membuka mata di pagi hari. Padahal mas Tur saja baru tidur ketika matahari terbit.
Mengantre di loket pelayanan publik di sebuah pusat layanan keluhan dari perusahaan telekomunikasi ternama yang sedang gencar melakukan perubahan sistem semena-mena. Banyak sekali pria-pria metroseksual yang gemar berdandan datang kesini. Di luar memang hujan lebat, Â udara AC dalam ruangan ini memang segar. pria yang membentuk tubuhnya di pusat kebugaran sama seperti wanita yang sedang berdandan didepan cermin. Tuhan memang memerintahkan kita untuk merawat apa yang sudah ia berikan. Lagi-lagi Tuhan, apakah tidak ada argumen yang lebih cetek dulu. Belum apa-apa sudah tenggelam, yang dipermukaan saja belum banyak terlihat dan kamu pahami. Otak kita dan waktu kita memang dirancang terbatas untuk tidak bisa mengetahui semua yang ada dimuka bumi. Maka kita selalu berangan terlalu puncak ke luar alam semesta.
Kamu bahkan samapai hati percaya pada bualanmu sendiri karena membual adalah kegiatan dan rutinitasmu sehari-hari yang kamu lakukan dengan ikhlas dan tanpa pamrih tidak meminta balasan apapun. Kamu yang memikirkannya, kamu mengatakannya dan kamu yang mempercayainya. Akhirnya kamu juga yang menentang realita, kejauhan berpaling sejalan dengan jarak estetis.
Pikiranmu adalah sebenar-benarnya penjara bagi dirimu sendiri. Sudah sangat banyak orang bijak dan para filsuf yang mengatakannya. Pada zaman sekarang kata-kata itu sudah dengan mudah dijumpai , di sosial media biasanya gambar mereka terpampang artistik dengan kutipan kalimat yang menjadi semboyan mereka disebelahnya atau dibawah potret mereka dengan model tulisan yang menarik sehingga banyak yang mengerti namun banyak juga yang salah paham. Ya memang saat ini banyak sekali orang yang berpikiran sempit dan analisisnya terlalu terbirit-birit padahal deadline saja tidak punya.
Kamu membutuhkan meditasi buat apa, orang hidupmu saja nyaman aman tenteram dan damai. Tidak ada masalah sekecil dan sekelumitpun dari hidupmu. Apanya yang mau ditenangkan. Justru tidak ada masalah adalah masalahmu. Berikan sedikit tekanan pada hidupmu agar tidak membosankan. Carilah masalah.
Pada jaman dahulu banyak ibu-ibu yang menakut-nakuti anaknnya agar menurut dan tidak berbuat sembarangan. Sampai anak tersebut benar benar ketakutan dengan objek yang diceritakan oleh ibunya. Padahal tidak ada yang tahu apakah objek tersebut benar-benar ada sampai imajinasi anak-anak benar-benar membenarkannya, membiarkannya lahir dan berkembang biak sehingga akan terus menakuti anak dari generasi ke generasi. Ketakutan akan terus ada. Ternyata manusia membutuhkan ketakutan sebagai pengontrol dan pengelola hidupnya agar seimbang, manusia tidak boleh terlalu berani. Ketakutan dapat mengontrol ambisi manusia. Makanya banyak sekali orang yang mati karena ketakutan yang ternyata mungkin hanya akibat omong kosong nenek moyangnya sendiri.
Memang ada saatnya dimana kamu harus merasa sepi dan sendirian mungkin bisa saja dengan cara mengaduk secangkir kopi lokal yang baru diseduh dan mengepulkan banyak asap harum kopi yang kamu sukai dan menurutmu banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Tidak usah berfikir filosofis, hanya sehat bagi tubuh, asal tidak berlebihan. Madu yang berlebihan pun akan membunuhmu tidak hanya racun. Berarti madu bisa menjadi racun, apa racun juga bisa menjadi madu. Mungkin dengan berbagai metode dan penelitian dari pakar-pakar yang benar-benar mengerti dan ahli di bidangnya. Bukan dari pendapat seorang penulis lepas yang tidak jelas kredibilitas dan kompetensinya. Tau apa dia.
      "Nomor antrean 123446"
      Mas Tur masih melamun dan melongo....
      "Sekali lagi Nomor antrean 123446"
      "Iya iyaa saya OTW mbaak " seketika mas Tur langsung melesat dari tempat duduknya.
Ternyata lamunan mas Tur kebablasan, mas Tur membiarkan nya bablas.
Dunia semakin lama semakin merebahkan ke anehan nya. seketika bayi yang lahir sudah di kejar hutang rupanya untuk menjadi manusia yang ini itu, yang di inginkan semesta yang di idamkan orang tua. Lalu banyak hal berciutan hubungan-hubungan keterkaitan dan sirkuler membuat istilah kecanduan dalam berbagai bidang. Aku coba untuk melepas semua bentuk kecanduan itu sampai pada di titik dimana aku kecanduan terhadap tidak ada.
Ada hal-hal yang tidak bisa kita ungkap dan kita gambarkan dengan rasio. Cinta tumbuh di atas rasio. Mungkin ada beberapa filsuf eksistensialis yang terlampau idealis sama sekali tidak menginginkan cinta dalam hidupnya sampai mereka termakan pikiran mereka sendiri. Semesta bekerja dengan mekanismenya sendiri. Tidak bisa menerka, pun ragu semesta gemar menerka.
Setiap hari ada 7 dari 10 pasangan yang patah hati di dunia menurut survey mas Tur. Katanya bagiamana bisa hidup dengan bahagia, apabila benci selalu di tabur. Tapi bukan nya patah hati juga merupakan sebuah ekspresi cinta kasih yang lain. Jadi benci dan sedih juga merupakan ekspresi cinta kasih yang lain.
Menurut mas Tur, kesedihan terdalam seorang pria maskulin dapat di imajinasikan dalam bentuk yaitu ketika seorang suami yang onani sambil menangis karena ditinggal mati istri yang amat dikasihinya.
Kita mungkin bukan pasangan yang pertama bercinta di luar angkasa. Tapi kita menjadi pasangan pertama yang akan beranak pinak di luar angkasa. Debu dan komet bergosip yang kemarin bercumbu pertama kali disini tidak memiliki sperma yang baik untuk membuahi sel telur, kalah dengan gravitasi. Tak perlu khawatir, anak kita tidak lahir di bumi tapi aku rasa dia bukan alien. Bukan juga simbiot jahat yang memakan kepala manusia bulat-bulat. Di luar angkasa sihir dan ilmu perdukunan jaman sekarang sepertinya tidak akan mempan. Santet dan teluh yang dukun kirim untuk kita akan mati di tengah jalan, kalau tidak terhisap black hole, ya paling-paling membusuk kekurangan oksigen atau tertabrak meteorit. Mungkin dia tidak akan memiliki teman manusia yang bisa diajak bermain gundu bersama , namun tidak apa-apa kita bisa ajarkan, lagi pula manusia bukan sebagai pusat semesta.
Sudahlah, rusak tubuhmu sebelum dunia merusak pikiran dan otakmu.
      " Sekarang mas Tur kerja dimana ?"
      " Sekarang saya kerja bidang jasa ses "
      " Oh, Jasa apa ?"
      " Jasa Antar "
      " Oh, antar barang ?"
      " Antariksa ses "
      " Wow mas Tur !"
Mas Tur menyampaikan sajak terakhirnya kepada "ses" , karena mas Tur orang yang romantis, kata-katanya bisa menyayat hati wanita indo maupun WNA.
"Kamu adalah ketidakmungkinan yang teramat lalu, keterpaksaan berikut berikat berakit berangkat, berlayar. Lalu larut malam, kemarau serta dahaga bersorak santun namun gemuruh. Bukan lagi kali pertama kelenjar gerimis di ujung pandang mengembik haus, menghasut rakus diperah dan diperas menjadi konsumsi publik. Kemungkinan terbesar dari ketidakmungkinan kemarin, adalah bualan berembun digigit tanah sampai gembur. Lalu menjadi ladang berkah bagi si gembala sapi, yoleiyoleiyoleiyoo... "
Kita hidup dalam dimensi kemewaktuan kata mas Tur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H