Mohon tunggu...
Farn Maydian
Farn Maydian Mohon Tunggu... -

berpikir sebelum bertindak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Menipu Rakyat?

31 Juli 2014   06:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:10 2634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita melihat karir Jokowi maka kita bisa melihat bagaimana Joko Widodo (Jokowi) yang sebenarnya hanya pengusaha mebel. Perusahaan ini bukan perusahaan skala besar atau bermodalkan besar. Jujur aku baru tahu Jokowi saat pencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Dari perusahaan inilah Jokowi membuat Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo). Setelah kepemimpinannya di Asmindo tahun 2005 Jokowi diusung oleh para pengusaha menjadi calon walikota Solo. pencalonan awal inipun bukannya mudah. Jokowi harus mengikuti 2 putaran Pemilukada dan hasilnya Jokowi hanya menang tipis, sekitar 53%. Saat mencalonkan menjadi walikota kedua berjalan sangat mulus. Jokowi menang telak 92%. Ini (menurutku) adalah kemenangan tertinggi dalam sejarah pemilu di Indonesia maupun di dunia (menurutku harus masuk rekor dunia). Belum ada kemenangan bisa diatas 70 % persen kecuali tanpa lawan. Tapi Jokowi bisa.

Tahun 2012 Jokowi diusung partai PDI P mencalonkan sebagai cagub bersamaan Ahok dari Gerindra. padahal waktu itu Jokowi masih menjabat Walikota Solo dan Ahok sebagai Bupati Belitung. dalam pemilukada Jokowi-Ahok menang tidak dengan cara mudah. Dari mengikuti 2 putaran dan itupun hasilnya menag tipis.

Tahun 2014 Megawati S. memberi mandat kepada Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai capres dari PDI P. Padahal waktu itu Jokowi belum genap 2 tahun menjadi gubernur. Pilpres kali ini hanya diikuti 2 calon yaitu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, sesuai dengan aturan KPU syarat minimal 20 % kursi DPR atau 25% suara sah (maaf golput gak dihitung).

9 Juli 2014 Jokowi-JK dinyatakan menang di 8 lembaga survey. sekitar pukul 16.00 tiba-tiba Prabowo-Hatta juga dinyatakan menang di 4 lembaga survey. Hal inilah yang membuat  rakyat yang kurang tahu (terutama dipelosok) menjadi bingung. Hal ini juga yang membuat kubu Prabowo semangat.

22 Juli 2014 publik dikejutkan lagi dengan pernyataan mundur dari Prabowo atas hasil penghitungan real count KPU. Malam harinya KPU mengumumkan Jokowi-JK sebagai pemenang pilpres 2014-2019.

Selepas dari hal diatas kita mencoba telusuri karir Jokowi. Belum tuntas jadi walikota putaran kedua Jokowi jadi Gubernur. Begitupun saat jadi Gubernur juga masanya belum selesai sudah dinyatakan menang dan dilantik jadi Presiden Indonesia tanggal 20 Oktober 2014. lantas apakah Jokowi menipu rakyat dengan tidak menyelesaikan masa Jabatannya? kurasa tidak, karena dalam masa kepemimpinannya Jokowi banyak disukai rakyat walaupun juga memang banyak yang tidak suka (tapi itu wajar, namanya manusia). Menurutku Jokowi mengikuti aturan yang ada. Sistem pemilukada berbeda dengan pemilu nasional. bda tempat beda tahun pengelenggaraannya.

Memang tidak ada aturan dalam pemilu pejabat tidak boleh mengikuti Pemilu saat masih menjabat. Bila ada aturan ini maka tiap 5 tahun pergantian anggota DPR karena anggota yang mencalonkan diri (menjabat yang lebih tinggi) juga melanggar aturan. 5 tahun kurang 1-2 bulan wajar dan masih bisa dikonfirmasi.kalau kurang 6 bulan namanya 4,5 tahun alias gak genap masa penjabat. Terlebih lagi pemimpin daerah. seandainya ada aturan tersebut maka segala macam pemilu mulai tingkat kabupaten sampai pusat harus diadakan serentak agar tidak ada pihak yang dirugikan.

Meninggalkan jabatannya untuk jabatan yang lebih tinggi apakah melanggar janji dan menipu rakyat? kurasa tidak. Jabatan (katanya) adalah amanat. menetapi jabatan sesuai aturan adalah amanat. Ibaratnya Alfa sebagai buruh dikontrak 10 tahun. Tapi dalam 2 tahun Alfa diangkat sebagai kepala pengawas buruh. Apakah Alfa melanggar kontraknya? tentu saja kontraknya tidak dilanggar dan tetap bekerja tapi jabatannya berbeda.

Hal semacam inilah yang sering disalah artikan oleh sebagian orang untuk memojokkan seseorang. Menurutku yang menipu rakyat itu membuat janji tanpa mau berusaha membuktikan. Kalau sudah berusaha tapi tidak berhasil itu bukan menipu lagi, kita berusaha Tuhan yang menentukan.

Salam untuk Generasi Indonesia Cerdas

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun