Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Krisis Pangan Indonesia: Mengenal Lima Tantangan Global yang Perlu Ditangani Secara Serius

12 Agustus 2024   15:36 Diperbarui: 12 Agustus 2024   15:39 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber Gambar :   DISKETAPANG - MALUKU


Indonesia merupakan negara dengan populasi yang besar, namun masih mengalami masalah krisis pangan yang seringkali terjadi. Beberapa faktor yang memicu terjadinya krisis pangan adalah isu global yang terjadi di seluruh dunia. Berikut adalah lima isu global yang menjadi pemicu krisis pangan di Indonesia. Pertama, Perubahan Iklim dan Iklim Ekstrim Perubahan iklim dan iklim ekstrim mempengaruhi produksi pangan di Indonesia karena berdampak pada produktivitas tanaman. Suhu yang terlalu tinggi, kemarau panjang, dan curah hujan yang tidak teratur dapat membuat produksi pangan menurun, sehingga pasokan terganggu dan harga pangan Melambung.                                          

Kedua, Tekanan Inflasi dan Kerentanan Sistem Keuangan di Negara Berkembang Tekanan inflasi di negara berkembang seperti Indonesia mempengaruhi harga barang dan jasa, termasuk harga pangan. Harga pangan melambung akibat inflasi dapat menjadi pemicu terjadinya krisis pangan dan ketidakstabilan dalam rantai pasok pangan.

Ketiga, Wabah Covid-19 Wabah Covid-19 yang menyebar luas di seluruh dunia berdampak besar pada rantai pasok pangan di Indonesia. Pembatasan perjalanan dan shutdown aktivitas ekonomi untuk membendung penyebaran virus menyebabkan keterhambatan rantai pasok pangan dan masalah akses pangan bagi Masyarakat.

Keempat, Terhambatnya Rantai Pasok dan Mahalnya Biaya Produksi Pangan Akibat Dampak Perang Rusia dan Ukraina Perang Rusia dan Ukraina telah berdampak pada rantai pasok pangan yang menyebabkan keterhambatan dan lonjakan harga pangan. Situasi ini membuat produsen dan masyarakat nelayan Indonesia tertahan dalam memasarkan hasil tangkapannya, sehingga krisis pangan tetap terjadi.

Kelima, Ketidakadilan Sosial dan Ekonomi Ketidakadilan sosial dan ekonomi mengakibatkan distribusi pangan yang tidak merata. Orang miskin selalu menjadi korban terbesar dari krisis pangan. Mereka cenderung tidak mampu membeli pangan yang cukup karena harga yang mahal, kekurangan ketersediaan di pasar tradisional dan keterbatasan aksesnya.

Hal tersebut adalah lima isu global yang memicu terjadinya krisis pangan di Indonesia. Semua pihak harus berperan aktif dalam mengatasi isu-isu tersebut untuk menjaga stabilitas pasok pangan Indonesia dan memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh masyarakat. Hal ini sangat penting karena krisis pangan dapat mempengaruhi ketahanan pangan dan kesehatan Mayarakat.

Berdasarkan lima isu global yang memicu terjadinya krisis pangan di Indonesia, maka diperlukan langkah konkret dan tindakan solutif yang dapat mengatasi isu tersebut. Keberhasilan dalam mengatasi krisis pangan ini, tergantung pada seberapa serius pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menangani masalah tersebut.

Di tengah perubahan iklim, produsen pangan di Indonesia harus beradaptasi dan menggunakan teknologi yang lebih baik untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam produksi pangan. Selain itu, perlu diterapkan juga pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan untuk meminimalkan dampak perubahan iklim pada sektor pertanian dan pangan di Indonesia.

Dalam menghadapi inflasi, diperlukan kebijakan pemerintah dan kolaborasi antara pemerintah, petani dan pasar. Pemerintah dapat memberikan bantuan yang tepat kepada petani dan terus memperkuat program pengentasan kemiskinan. Selain itu, pasar memainkan peran penting dalam memastikan tersedianya pangan, sehingga perlu menerapkan strategi untuk mengatasi inflasi dan memastikan stabilitas pasokan pangan.

Dalam pandemi COVID-19, diperlukan kerja sama antar negara dan masyarakat untuk memastikan tersedianya pangan yang cukup dan aman, dengan memberikan dukungan pada peningkatan produksi pangan, pendistribusian bahan pangan, serta penyediaan akses pada produk pangan.

Perlambatan rantai pasok pangan, sebagaimana yang diakibatkan oleh perang Rusia dan Ukraina, menjadi tugas negara untuk memastikan tersedianya pasokan pangan yang cukup dan pemerintah harus memperkuat kebijakan yang efektif untuk mendukung pertanian dan industry pangan.

Terakhir, ketidakadilan sosial dan ekonomi perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius karena akan mempengaruhi distribusi pangan yang tidak merata. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya pemerintah dengan memberikan akses dan bantuan langsung kepada masyarakat kurang mampu sebagai langkah awal untuk memeratakan distribusi pangan.

Kesimpulannya, mempertahankan stabilitas pasok pangan Indonesia membutuhkan tindakan koordinatif dan solutif beralasan dari seluruh pihak, dari produsen, pekerja, pengusaha, hingga pemerintah dan masyarakat. Semua pihak harus bersatu padu dan saling berkolaborasi dalam memastikan ketersediaan pangan yang cukup, sehat, dan aman bagi seluruh masyarakat Indonesia.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun