Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menekan Serangan Tikus Pada Persemaian dan Pertanaman

5 April 2024   05:52 Diperbarui: 5 April 2024   05:54 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tikus merupakan hama yang sering menyerang tanaman pada pesemaian dan pertanaman. Salah satu ciri khas tikus adalah bagian punggungnya berwarna coklat muda dan berbecak hitam, dengan perut dan dada berwarna putih. Panjang kepala tikus adalah sekitar 130-210 mm, ekor 120-200 mm, dan tungkai sekitar 34-43 mm

Salah satu hal yang membuat tikus sering dianggap sebagai hama adalah karena kecepatannya dalam berkembang biak. Jumlah puting susu pada tikus betina adalah sekitar 12 buah, dan dalam satu kelahiran, induk tikus dapat melahirkan sekitar 2-18 ekor anak. 

Masa bunting tikus berlangsung selama 19-23 hari dan >2 hari setelah melahirkan tikus betina sudah mampu kawin lagi. Tikus jantan siap kawin pada umur 60 hari, sementara betina sudah siap kawin pada umur 28 hari. Dalam waktu satu tahun, satu pasang tikus bisa saja menjadi lebih dari 1000 ekor.

                                                                                                     Sumber Gambar:  Kalurahan Ngunut/dokpri

Tikus sering memakan gabah atau benih yang baru ditanam pada pesemaian. Selain itu, tikus juga dapat memotong atau mencabut bibit yang baru tanam, sehingga banyak rumpun mati atau hilang. Pada tanaman yang sudah berbuah, tikus dapat memakan malai. Selain itu, tikus juga cenderung aktif merusak pada malam hari dengan ciri khas potongan +45 derajat.

Untuk mengurangi kerusakan yang dilakukan oleh tikus, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain : pertama, Penanaman secara serentak agar masa perkembang biakan tikus menjadi singkat. Kedua, Mengurangi ukuran pematang sawah menjadi kurang dari 30 cm, untuk menghindari masalah "tukungan" jeruk.

Ketiga, Menjaga sanitasi lingkungan pertanaman dan memperhatikan tempat persembunyian. Keempat, Pemasangan pagar plastik dan bubu perangkap baik pada pesemaian maupun pertanaman yang sudah berbuah. Kelima, Pemanfaatan musuh alami tikus atau predator tikus, seperti gropyokan dan pembongkaran sarang tikus dan keenam, Penggunaan pengumpan beracun dengan rodentisida antikuagulan, serta pengemposan dengan belerang atau karbit saat fase generative.

Dengan menerapkan cara-cara di atas, diharapkan kerusakan yang diakibatkan oleh tikus dapat diminimalisir sehingga hasil panen dapat lebih optimal. Disisi lain Terkadang, serangan tikus bersifat acak, terutama pada petakan sawah yang kerap kali kosong dengan kepadatan rendah. 

Namun, pada bagian tengah petakan sawah yang lebih padat tanaman, serangan tikus dapat menjadi lebih parah dan menyebabkan kerugian yang signifikan. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan yang tepat untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh tikus.

Selain menggunakan metode pengendalian yang telah disebutkan di atas, juga perlu adanya tindakan preventif untuk menghindari serangan tikus. Beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah: Membersihkan sisa-sisa tanaman dan membuang sampah dengan benar, Menggunakan bibit tanaman yang berkualitas dan bebas dari hama , Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk tanah sawah pada pesemaian dan pertanaman serta Mengontrol populasi tikus dengan menggunakan cara pengendalian yang sesuai.

Melalui upaya preventif dan pengendalian yang tepat, diharapkan serangan tikus pada pesemaian dan pertanaman dapat ditekan sehingga hasil panen dapat optimal dan mengurangi kerugian petani.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun