Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Komoditi Cengkeh di Indonesia, Nyaris Punah dan Peluang untuk Memulihkannya

22 November 2023   11:30 Diperbarui: 29 November 2023   11:14 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manfaat cengkeh untuk kesehatan sangatlah beragam, mungkin lebih banyak daripada yang kita ketahui.(DOK.PEXELS/AFIF KUSUMA)

Komoditi cengkeh pada masa lalu pernah menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Ironisnya, kini komoditi tersebut menghadapi ancaman punah yang ditandai dengan terus menurunnya produksi komoditi tersebut secara signifikan.

Banyak persepsi dan teori yang mengemuka sehubungan dengan turunnya produksi cengkeh ini, termasuk perubahan iklim, penyakit tanaman, dan pergeseran preferensi konsumen global. 

Secara umum ada beberapa sebab turunnya produksi cengkeh di Indonesia, yaitu:

Pertama, serangan penyakit tanaman

Salah satu tantangan utama yang dihadapi petani cengkeh di Indonesia adalah serangan penyakit tanaman, terutama penyakit cengkeh seperti penyakit layu fusarium dan cendawan Phytophthora. Penyakit-penyakit ini dapat menginfeksi tanaman cengkeh dan menyebabkan penurunan produksi yang signifikan.

Sumber Gambar: Bolmora.com
Sumber Gambar: Bolmora.com

Kedua, perubahan iklim

Perubahan iklim global telah memberikan dampak negatif pada pertanian, termasuk produksi cengkeh. Pola cuaca yang tidak stabil, suhu yang tinggi, dan curah hujan yang tidak teratur dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi cengkeh. Keadaan ini dapat meningkatkan risiko serangan penyakit dan mengganggu siklus pertumbuhan Tanaman.

Ketiga, pergantian lahan pertanian

Pergantian lahan pertanian untuk keperluan lain, seperti pembangunan infrastruktur atau perumahan, telah menyebabkan menyusutnya lahan pertanian cengkeh. Ini tidak hanya mengurangi luas lahan yang dapat digunakan untuk menanam cengkeh tetapi juga meningkatkan tekanan pada lahan yang tersisa.

Keempat, kurangnya Inovasi teknologi

Petani cengkeh di beberapa daerah mungkin menghadapi keterbatasan akses terhadap inovasi teknologi dalam pertanian. Penggunaan teknologi modern, seperti metode pertanian organik, pemupukan yang efisien, dan pengendalian hama yang lebih baik, dapat membantu meningkatkan produktivitas cengkeh. Kurangnya pengetahuan dan sumber daya dapat menjadi hambatan dalam mengadopsi teknologi ini.

Kelima, harga yang tidak stabil

Fluktuasi harga cengkeh di pasar internasional juga merupakan faktor penting dalam menentukan keuntungan petani. Harga yang tidak stabil dapat membuat petani enggan untuk menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam penanaman cengkeh. Kondisi ini dapat mengarah pada pengurangan produksi karena kurangnya insentif ekonomi.

Keenam, ketidakpastian regulasi

Ketidakpastian dalam regulasi pertanian dan perubahan kebijakan pemerintah terkait dengan sektor cengkeh dapat mempengaruhi keberlanjutan usaha petani. Kebijakan yang tidak konsisten atau kurangnya dukungan dari pemerintah dapat menghambat pertumbuhan sektor ini.

Ketujuh, kurangnya keberlanjutan praktik pertanian

Beberapa petani mungkin masih mengadopsi praktik pertanian konvensional yang kurang berkelanjutan. Penerapan praktik pertanian berkelanjutan, seperti rotasi tanaman dan pemupukan organik, dapat membantu meningkatkan produktivitas tanah dan mengurangi tekanan terhadap tanaman cengkeh.

Bagi generasi yang hidup dimasa kejayaan cengkeh (sekitar tahun 1980-1990-an) tentu tahu bagaimana cengkeh menjadi primadona yang mampu menopang ekonomi keluarga, menghidupkan perekonomian suatu desa atau kampung bahkan mampu menggerakkan sektor riil yang strategis.

Cerita tentang kejayaan cengkih tidak hanya sampai distu, entah benar atau tidak, cerita sukses petani dalam berbudidaya cengkeh telah memotivasi petani lain untuk menanam komoditi beraroma harum tersebut. 

Pernah ada cerita di suatu daerah di Sumatera barat kala itu, ada petani di suatu desa yang tidur dengan bantal berisi uang dari hasil penjualan cengkehnya. Luar biasa bukan?

Cengkeh menjadi magnit tersendiri dalam sektor perkebunan masa silam. Lalu pertanyaannya sekarang, bisakah komoditi cengkeh beserta industrinya pulih kembali di tengah tantangan yang beragam dan sulit untuk dipecahkan?

Meskipun menghadapi tantangan perlu dicari peluang mengeksplorasi inovasi dan upaya pemulihan yang dapat diambil untuk menghidupkan kembali industri cengkeh di Indonesia pemanfaatan teknologi modern, praktik pertanian berkelanjutan, dan strategi pemasaran yang kreatif dapat menjadi kunci untuk memberikan dorongan baru pada sektor ini.

Untuk memulihkan cengkeh perlu partisipasi aktif masyarakat dan dukungan pemerintah merupakan elemen kritis dalam menyelamatkan cengkih dari kepunahan. Juga Melihat negara-negara lain yang berhasil memulihkan komoditi yang hampir punah dapat memberikan inspirasi bagi Indonesia. 

Selain itu pemasaran kreatif dan branding cengkeh, edukasi dan pelibatan Masyarakat local, kemitraan Internasional untuk pemulihan cengkeh juga perlu ditempuh untuk mengembalikan kejayaan cengkeh di Indonesia.

Terkait dengan hal diatas, dengan menggali sejarah, menganalisis tantangan, dan merinci peluang pemulihan, diharapkan cengkeh dapat Kembali menjadi kekuatan ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan sekaligus mengembalikan status Indonesia sebagai salah satu produsen cengkeh terbesar di dunia. 

Di sisi lain, untuk mengatasi penurunan produksi cengkeh di Indonesia, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan pemerintah, produsen, dan pemangku kepentingan lainnya. 

Langkah-langkah strategis, seperti pengembangan varietas tahan penyakit, pendidikan petani, dan pengenalan praktik pertanian berkelanjutan, dapat membantu menghidupkan kembali industri cengkeh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun