Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengurangi Emisi Karbon dengan Pemanfaatan Jerami Padi

15 November 2023   11:54 Diperbarui: 19 November 2023   08:02 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jerami Padi adalah produk sampingan usaha padi  berupa tangkai dan batang tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen.

Jerami memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai bahan bakar, pakan ternak, alas atau lantai kandang, pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan bangunan (atap, dinding, lantai), mulsa, dan kerajinan tangan. 

Jerami (Jw: damen) umumnya dikumpulkan dalam bentuk gulungan, diikat, maupun ditekan. Mesin baler dapat membentuk jerami menjadi gulungan maupun kotak.

Peranan Jerami padi ini menjadi penting mengingat Dalam era ketidakstabilan lingkungan dan perubahan iklim global, perlunya solusi inovatif untuk mengurangi emisi karbon menjadi semakin mendesak. 

Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah pemanfaatan jerami padi, sebuah limbah pertanian yang umumnya dianggap sebagai sisa tanaman yang tidak berguna. Padahal Jerami padi, yang biasanya dibiarkan tergeletak di lahan setelah panen, memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan. 

Dengan teknologi yang tepat, jerami padi dapat diubah menjadi bioenergi, seperti bioetanol dan biogas. Proses ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga membantu dalam pengelolaan limbah pertanian yang umumnya menyebabkan masalah lingkungan.

Banyak literatur mengungkapkan, Penggunaan jerami padi untuk produksi bioenergi dapat mengurangi emisi karbon dari sektor pertanian. Pembakaran jerami padi setelah panen adalah praktik umum yang tidak hanya menghasilkan asap dan polusi udara, tetapi juga melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ( CO2)  ke atmosfer. Dengan mengalihkan jerami padi ke proses produksi bioenergi, kita dapat secara signifikan mengurangi jejak karbon sektor pertanian.

Bahkan jika dikaji lebih dalam Pemanfaatan jerami padi tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga mendukung pertanian berkelanjutan. 

Dengan mengintegrasikan siklus jerami padi ke dalam sistem pertanian, petani dapat meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi kebutuhan pupuk kimia, dan mengurangi risiko erosi tanah. Hal ini memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan lingkungan dan ekonomi petani.

Meskipun pemanfaatan jerami padi menjanjikan banyak manfaat, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah pengembangan teknologi yang lebih efisien dan ekonomis untuk mengubah jerami padi menjadi bioenergi. Selain itu, dukungan pemerintah dan inisiatif swasta diperlukan untuk mendorong adopsi solusi ini. 

Beberapa negara dan komunitas sudah mulai mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi tantangan ini. Program insentif, penelitian dan pengembangan, serta pelibatan komunitas lokal menjadi kunci keberhasilan dalam menerapkan pemanfaatan jerami padi sebagai solusi inovatif.

Agar pemanfaatan jerami padi sebagai solusi inovatif dapat mencapai potensi penuhnya, langkah-langkah lebih lanjut perlu diambil. Berikut beberapa hal yang dapat ditempuh untuk memperkuat keberlanjutan lingkungan. 

Pertama, mengolah Jerami padi menjadi pupuk kompos. Pemanfaatan Jerami padi sebagai pupuk organic ini bisa menekan biaya pupuk kimia karena Jerami mengandung banyak pupuk organic yang bermanfaat untuk tanah dan tanaman. 

Seperti halnya membuat kompos dengan bahan organik lain, dalam pembuatan kompos dengan media jerami juga memerlukan mikroorganisme dekomposer untuk mempercepat proses fermentasi. Dengan menggunakan dekomposer hanya butuh waktu 15 sampai 20 hari untuk membuat kompos yang siap dipakai dan langsung bisa diaplikasikan ke sawah lagi.

Selain itu, jerami padi dapat menekan akan serangan hama dan penyakit, karena didalam jerami mengandung unsur kalium, yang dapat membantu akan penguat dan pengeras bagian tanaman. 

Dengan demikian, ketahanan tanaman akan menjadi lebih kuat. Pembenaman jerami ke dalam lapisan. Olah tanah sawah akan mendorong kegiatan bakteri pengikat Nitrogen di Tanah.

Sumber Gambar: Epaper Media Indonesia
Sumber Gambar: Epaper Media Indonesia

Kedua, mengolah Jerami padi sebagai pakan ternak. Jerami dapat dijadikan sumber serat pangan bagi hewan ternak. Jerami memiliki nilai nutrisi dan energi yang lebih rendah, dari jerami hijau, tetapi dengan keberadaan bakteri simbiotik yang mencerna serat di dalam perut hewan ternak, panas dihasilkan dan dapat digunakan untuk mengatur temperatur tubuh hewan. Pemanfaatan Jerami sebagai pakan ternak dalam bentuk Silase, amoniasi dan Hay.

Ketiga, memanfaatkan Jerami padi untuk kegiatan pertanian lain, seperti memanfaatkan Jerami sebagai media tumbuh. Jerami dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur, media tanam pada rumah tanaman, dan mulsa. Jerami padi yang dibenamkan ke dalam tanah dapat menambah kadar fosfor tanah sebesar 10 kg per hektare per tahun. Jerami padi juga dapat memberikan nutrisi kalium karena jerami padi mengandung kalium sebesar 1.1-3.7%.[

Terkait dengan hal diatas, Pemanfaatan jerami padi sebagai solusi inovatif untuk mengurangi emisi karbon bukan hanya langkah positif untuk melindungi lingkungan, tetapi juga peluang untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Dengan perhatian yang tepat dan komitmen bersama, kita dapat mengubah tantangan menjadi peluang dan membuka pintu menuju masa depan yang lebih hijau, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Melibatkan semua pemangku kepentingan dalam perjalanan ini adalah kunci keberhasilan, memastikan bahwa kita meninggalkan warisan positif bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun