Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengungkap Perubahan Nyata: Sukses IPDMIP di Kabupaten Pasaman Terungkap dalam Wawancara MSC

16 Juni 2023   10:36 Diperbarui: 16 Juni 2023   10:54 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar   : Dokumentasi Pribadi

Banyak cerita Sukes Proyek Integrated Participatory  Development  and Management of Irrigation (IPDMIP)  di Suatu wilayah yang belum terekspos. Salah satunya di Kabupaten Pasaman. Padahal Kabupaten yang terletak di Propinsi Sumatera Barat ini telah menjadi saksi dari sebuah keberhasilan  yang membanggakan melalui program IPDMIP. Program ini telah membawa perubahan signifikan dalam kehidupan Petani padi sawah di Kabupaten Pasaman dan bukti-bukti perubahan ini terungkap melalui serangkaian wawancara Most Significant Change ( MSC ).

IPDMIP Merupakan program pemerintah di bidang irigasi yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan  sistim irigasi, baik sistim irigasi kewenangan pusat, kewenangan propinsi maupun kewenangan kabupaten. Upaya ini diharapkan dapat mendukung tercapainya swasembada beras nasional. IPDMIP dirancang untuk mengatasi berbagai kendala dan meningkatkan produktivitas pertanian serta mengurangi kemiskinan di pedesaan , mempromosikan kesetaraan gender  dan meningkatkan gizi. Salah satu kegiatan  Proyek IPDMIP yang sangat Populer di tengah-tengah petani adalah Sekolah lapang (SL ) disamping tentunya masih banyak kegiatan IPDMIP yang lain seperti Demo event, kunjungan antar Desa, rembug Tani, survey rantai nilai dan lain-lain

                                                                                                                                                                            

Dalam Wawancara MSC  yang dilakukan, banyak cerita Inpiratif Muncul yang menggambarkan perubahan  nyata yang terjadi  di berbagai aspek kehidupan petani padi sawah di  pasaman. Salah satu contohnya adalah  Perubahan dalam sector Pertanian. Dulu, Petani di Pasaman seringkali menghadapi tantangan  yang menghambat produktivitas mereka seperti kurangnya akses ke teknologoi Modern dan pasar yang baik namun melalui program IPDMIP mereka menerima Pelatihan melalui Sekolah Lapang  dan PLEK, Bantuan peralatan pertanian dan pembangunan infrastruktur pendukung. Hasilnya produksi Pertanian meningkat secara significant dan petani dapat menjual hasil panen mereka dengan harga yang lebih baik.

Tidak hanya itu,  IPDMIP juga memberikan kesempatan pada petani untuk terlibat  dalam kemajuan pertaniannya sendiri. Wawancara MSC mengungkap kan bagaimana  petani telah mengembangkan keterampilan baru atau cara Bertani padi sawah yang lebih baik  dan menjadi agen perubahan di komunitas Mereka. Begitu banyak perubahan positif yang terungkap dalam wawancara MSC sebagai akibat dari adanya Proyek IPDMIP, diantaranya  pertama,  Meningkatnya produktivitas tanaman Padi sawah. rata -rata dari 30 responden MSC  yang diwawancarai mengemukakan produktivitas tanaman padinya naik sekitar 20-65% setelah mengikuti kegiatan SL IPDMIP,  penyebabnya adalah Petani telah menerapkan teknologi budidaya padi sesuai anjuran. Dimana mereka telah melakukan seleksi benih padi  menggunakan indicator telur dan air garam sebelum menyemai,  sehingga benih yang disemai benar -- benar benar baik dengan butiran masih utuh. Juga mereka telah melaksanakan pengolah tanah secara baik dan menggunakan kompos untuk melengkapi pupuk kimiawi seperti urea dan NPK

Menurut beberapa orang responden setelah mengikuti kegiatan SL,  mereka telah menggunakan pupuk mikro dan pembenah tanah sehingga konsep pupuk berimbang benar-benar dilaksanakan. Pun juga dalam hal mengendalikan hama dan penyakit tanaman padi petani telah melaksanakannnya sesuai pronsip PHT. Tidak hanya itu,  setelah mengikuti kegiatan SL mereka juga rutin melakukan pencatatan usaha tani sehingga aliran Cash Flow kelurga dapat diketahui. Padahal semua hal  diatas jarang mereka lakukan Sebelum SL.

Kedua, Terbentuk kelembagaan ekonomi petani.  Dampak SL yang luar biasa adalah berdirinya Kelembagaan ekonomi petani berbentuk Koperasi. Di kabupaten Pasaman KEP yang terbentuk karena SL adalah Koperasi  Tani languang mandiri yang ada di  Nagari Languang Kecamatan Rao Utara. Permpodalan awal koperasi diambil dari uang transport peserta  SL yang ditabung anggota  dan dijadikan sebagai modal awal koperasi. Dampak dari kehadiran koperasi tani ini ditengah-tengah petani adalah petani mudah mendapatkan saprodi ( Pupuk, pestisida, Benih ) karena semua kebutuhan saprodi anggota sudah disediakan Koperasi tani. Cerita tentang success Story Koperasi Tani languang mandiri ini dapat dibaca pada Tabloid Sinar Tani edisi 3974  tahun 2022.

Ketiga, Merubah kebiasaan. Sebagai contoh sebelum Sl petani selalu menanam padi dengan sistim Konvensional  namun setelah SL petani sudah menerapkan  sisitim tanam Jarwo 2:1 Dan 4:1. Kalau dulu petani selalu membakar Jerami namun sekarang sudah memanfaatkannya sebagai pupuk organic. Kalau dulu petani  tidak menggunakan pestisida nabati, sekarang sudah menggunakan pestisida  nabati

Sumber gambar   : Dokumentasi Pribadi
Sumber gambar   : Dokumentasi Pribadi
                                                                                                    

Keempat,  Fasilitasi alsintan. Beberapa Responden MSC IPDMIP di Kabupaten Pasaman mengungkapkan bahwasannya  mereka termotivasi untuk mendapatkan Alsintan setelah mengikuti sekolah lapang. Kaitannya , materi sekolah lapang  seperti pemanfaatan  Jerami sebagai pupuk dan Analisa usaha tani  untuk mengetahui gambaran usaha tani telah memotivasi petani untuk mendapatkan Comben harvester dengan tujuan Jerami bisa tersebar dengan sendirinya di areal Persawahan sewaktu panen sehingga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dan keberadaan Comben juga bisa lebih meningkatkan keuntungan budidaya padi sawah seperti yang di dapatkan melalui  materi Analisa Usaha Tani pada saat SL. Bagaimana Tidak dengan penggunaan comben harvester untuk memanen padi, biaya panen  lebih irit hanya berkisar Rp. 550  per Kg gabah, banding kan dengan panen secara konvensional biaya mencapai Rp. 750,-  per Kg gabah.

Kelima, terjadi perbaikan tata niaga gabah beras. Sebagai contoh di  daerah Irigasi (Di) batang Petok telah terjadi perubahan dalam hal tata niaga ini. Dari hasil survey rantai nilai 55 % petani di DI batang petok sudah menjual Gabah dalam bentuk  GKG. Hal yang jarang mereka lakukan selama ini. Dengan menjual dalam bentuk GKG terjadi peningkatan Pendapatan sebesar RP 135,- per kg Gabah ( Sinar tani No 3968 edisi  30 November -- 5 desember 2022 )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun