Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hutan Lestari dengan Budidaya Tanaman Cabe Rawit

29 Januari 2023   06:52 Diperbarui: 29 Januari 2023   06:57 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembakaran Hutan untuk ladang berpindah atau  perkebunan besar, pembalakan liar dan penjarahan hutan merupakan  persolan klasik sector kehutanan di Idonesia. Dampaknya pun Luar biasa ,banjir, dan longsor  adalah konsekwensi utamanya disamping tentunya menimbulkan  polusi udara akibat kebakaran hutan  serta  memicu terjadinya asap kabut  yang menimbulkan kerugian ekonomi cukup besar, misalnya tertundanya beberapa penerbangan domestik, dibatalkannya beberap event penting kegiatan olah raga dan lain sebagainya. Artinya dengan kegiatan illegal diatas telah memberi Kontribusi besar terhadap kerusakan hutan di Indonesia dan menimbulkan kerugian ekonomi cukup besar. Terkait dengan hal diatas agar hutan tetap  lestari perlu suatu kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan Kawasan hutan secara bijaksana.

Sebenarnya Pemerintah  melalui Kementrian Lngkungan Hidup  dan kehutanan (KLHK ) jauh sebelumnya telah merespon hal ini dengan memberi legalitas  kepada kelompok Usaha perhutani social  (KUPS)  untyk mengelola Kawasan hutan denga melakukan pengembangan  usah perhutani social dengan melakukan  budidaya tanaman jangka pendek di dalam Kawasan hutan . harapannya petani yang bersentuhan langsung dengan Kawasan hutan lindung tidak lagi melakukan aktivitas yang menimbulkan kerusakan ekosistem hutan.

                                                                                                 

Untuk budidaya, tanaman yang   bisa dipilih  adalah Cabe Rawit, alasannya selain pemeliharaan dan perawatannya mudah tanaman cabe Rawit bisa tumbuh dibawah naungan  atau dinaungi Kanopi. Artinya tanaman cabe rawit cocok untuk dikembangkan di Kawasan hutan. Harapannya selain berfungsi sebagai "ATM"  petani untuk belanja perhari dan mingguan Tanaman cabe rawit diharapkan mampu mewujudkan hutan lestari berbasis pertanian.

Menyangkut pola budidaya maka budidaya cabe rawit dikawasan hutan  bisa mengadopsi pola agroforestry dimana pada Kawasan hutan ini dikembangkan suatu sistim Pengelolaan lahan secara intensive yang menggabungkan (kombinasi ) tanaman kayu  seperti pohon hutan, kulit manis, karet dan lain sebagainya dengan Tanaman Budidaya (crops ) seperti cabe rawit pada bidang lahan yang sama. Budidaya cabe rawit dalam pola agroforestry   ini pada dasarnya sama dengan budidaya cabe rawit dilahan kering atau lahan rata, bedanya budidaya cabe rawit dikawasan  hutan dengan konsep agroforestry tidak memerlukan perlakuan khusus seperti pengolahan tanah sempurna karena kondisi lahan yang tidak memungkinkan untuk pengolahan tanah.

Keuntungan lain sistim budidaya Cabe rawit di dalan Kawasan hutan adalah minim memakai bahan kimia baik pupuk maupun pestisida karena input luar ini bisa digantikan dengan pupuk organic padat maupun cair dengan bahan-bahan bisa berasal dari lingkungan tempat tinggal petani sendiri, misalnya bisa memanfaatkan  kotoran ternak sebagai pupuk organic padat dan limbah pasar ( sisa sayuran, buah-buahan ) sebagai pupuk organic cair. Plusnya walaupun pupuk langka dan harga pestisida   melambung tinggi, budidaya cabe rawit tidak terpengaruh input luar tersebut.  Dengan pola budidaya seperti ini produktivitas cabe rawit cukup baik mencapai 3-3,5  Ton  per ha. Biaya untuk perawatanpun cukup murah dan terjangkau kantong petani.

Walaupun demikian budidaya cabe rawit di kawasan hutan  juga tidak terlepas dari berbagai persoalan.  kendala yang paling sering dijumpai dan sulit untuk dikendalikan adalah Serangan hama lalat buah. biasanya buah cabe yang terserang lalat buah menunjukkan penurunan performa seperti buah bulat dan kecil, menguning dan masak separo. Jika diperhatikan dengan seksama maka ada  penampakan seperti lubang jarum pada buah cabe tersebut.  Walaupun intensitas serangan cukup tinggi, hama lalat buah ini bisa dikendalikan menggunakan metoda penyemprotan dengan pestisida Organi maupun kimiawi dan dengan memasang perangkap untuk  lalat buah. Mengingat potensi budidaya  cabe rawit di Kawasan hutan  memiliki potensi ekonomi cukup tinggi dan dapat membuat hutan lestari, konsep budidaya Cabe rawit di Kawasan hutan sangat mungkin diterapkan oleh masyarakt yang ersentuhan langsung dengan kawasan hutan.  Harapannya tentu saja dapat menejahterakan petani yang ada di Kawasan perhutanan social tersebut . Semoga!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun