Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Sindrom Axelsen Belum Ada Obatnya

16 Januari 2023   10:45 Diperbarui: 16 Januari 2023   10:58 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia  Badminton lagi terserang wabah "mematikan" Namanya sindrom Axelsen. Sampai pada penghujung  turnamen atau Partai Final Malaysia Open 2023, Pebulutangkis Tunggal Putra Denmark Viktor Axelsen belum terhentikan. Syndrome Axelsen terus berlanjut hingga partai final Malaysia Open dan pemain Tunggal Putra Nomor 1 dunia itu Kembali menjadi Juara sector tunggal Putra setelah mengalahkan pemain tunggal Putra Jepang Kodai Naraoka dengan 2 set langsung 21- 6dan 21-15

Pada partai Final Malaysia Open ini  Kodai naraoka seperti kehabisan tenaga dan tidak bisa menunjukkan kelebihannya yaitu keuletan dan staminanya yang luar biasa seperti yang ia pertontonkan pada babak sebelumnya. Ibarat tak ada obat, susah menghentikan sindrom Axelsen dan diperkirakan terus menerus  meneror Open turnamen Badminton tahun 2023. Bagaimana Badminton lovers tidak bergidik melihat rekor ciamik Viktor Axelsen, sebanyak  49 kali penampilan di tahun 2022, Pemain tunggal Nomor satu dunia ini hanya kalah 2 kali. Prestasinya pun luar biasa, selama tahun 2022 ia  menjuarai 8 turnamen super series, yaitu  Yonex French Open, Tatalenergies BWF World Championship, Petronas Malaysia Open, East Ventures Indonesia Open, Daihatsu Indonesia Masters, European Championship, Yonex all England dan yonex Gainward German Open.

                                                                                                                     Sumber  Foto : SPOTV

Seperti dilansir  dari data bwfworldtourfinals.bwfbadminton.com, dua kekalahan tersebut ia dapat dari Pemain  Bulu tangkis Singapura, Loh Kean Yew dengan skor 17-21 dan 10 21  pada babak perempat final  Denmark open dan satu lagi kekalahan ia dapatkan dari Lakshya sen pebulatangkis tunggal Putra asal India melalui pertarungan sengit dan dramatis di semifinal  German Open 2022. Skornya sangat ketat, 13-21, 21-12 dan 20-22. Selebihnya hingga sekarang Axelsen tidak terhentikan bahkan sampai pada Fina Malaysia open tahun 2023 ini.

Lalu apa kelebihan Viktor Axelsen hingga sangat jumawa dan sulit  untuk dikalahkan pemain bulutangis dari Negara lain. Seperti di lansir dari jawa Pos .com, Pebulu tangkis tunggal putra jepang Kento momota sempat mengungkapkan keunggulan dan kelebihan Viktor Axelsen dari segi permainannya, momota mengatakan Axelsen terlalu kuat. Dari semua aspek, terutama kecepatan  dan kualitas pukulan.

Lain lagi pendapat  pelatih Tunggal putra Indonesia Irwansyah, ia mengungkapkan  Axelsen ini memiliki kelebihan pada pola permainannya yaitu defense-balik-serang. Artinya dia akan bertahan lebih dulu. Kemudian mulai mencari kelamhan lawan dengan memanfatkan postur tubuhnya yang tinggi menjulang mencapai 194 cm untuk menjangkau semua sisi lapangan. Setelah itu ,dalam sebuah kesempatan yang tepat. Axelsen akan menyerang dengan smes-smes mematikan

Lalu apa obat dan penawarnya? Menurut irwansyah lagi,  cara meredamnya dengan menerapkan taktik  sintiran Bola atau Rotatie, dimana harus banyak melakukan Netting tipis dengan cara memutar atau memelintir Shutlecock. Teknik ini umum digunakan pada permainan tenis meja. Uniknya lagi Teknik sintiran boal ini tidak banyak dimiliki pemain bulutangkis dunia  namun  dunia bulu tangkis Indonesia patut berbangga hati karena dua Tunggal Putra andalan Indonesia Antony ginting dan Jonathan Kristi memiliki Teknik ini. Dengan kemampuan  dua pebulatangkis ini kita Cuma bisa berharap syndrome axelsen ada obatnya di tahu 2023 ini.

Intinya tidak ada pemain yang tidak bisa dikalahkan termasuk Victor Axelsen, dulu kala Rudi Hartono seolah -olah tidak bisa dikalahkan, maklum ia juara 8 kali turnamen all England muncul angkatan Lien Swie king  yang mampu menghentikannya atau bagaimana pula ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya dan Markus Gideon seolah tak lagi punya lawan  dalam berbagai turnamen badminton super series,  saat ini singasananya telah dikudeta oleh Fajar Alfian / Ryan Ardianto yang menjadi Ganda  Ranking 1 dunia. Jadi Untuk tahun 2023 ini masih ada peluang  pebulangkis dunia  untuk mengalahkan Victor Axelsen. Semoga !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun