Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dua Kontroversi Timnas Gagal Juara

28 Desember 2022   23:52 Diperbarui: 29 Desember 2022   00:17 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Timnas  Sepak Bola Senior miskin prestasi,tidak pernah juara piala AFF , Tidak pernah lolos piala dunia atau hanya 2 kali menjuarai Sea Games pada tahun 1987 saat Sea Games berlangsung di Jakarta  dan 1991  di Manila, merupakan indikator mutlak yang menguatkan statemen tersebut. 

Sudah banyak program digelontorkan, sudah banyak konsep dikemukakan bahkan  tidak terhitung dana yang sudah dikeluarkan Pemerintah namun gelar juara tetap  tidak sudi mampir ke Timnas Indonesia. Berita terbaru menyebutkan hanya ada 4 tropi yang menghiasi lemari PSSI dalam kurun waktu 20 tahun, itupun  sebagian besar dipersembahkan oleh Timnas kelompok Umur U-19 dan U-16.

Para supporter pun heran, kecewa dan gigit jari melihat penampilan  Timnas Indonesia senior 6 kali menembus  partai Final piala AFF dan semuanya berakhir dengan gelar Runner UP alias gagal juara, yang terakhit pada 2021 lalu Indonesia dikandaskan oleh Timnas Thailand di partai Final  dengan skor cukup telak 4-1 dan 2-2. 

                                                                                                                              Sumber  Foto : RCTI

Begitu juga untuk perhelatan multi event  Sea Games,  pada Sea Games manila Tahun lalu  Timnas Garuda U-23  hanya mampu memperoleh medali perunggu setelah melumat Harimau  Malaya dengan skor 5-4 melalui adu tendangan adu Penalti pada perebutan tempat ketiga. Lalu Apa Penyebabnya ? Hingga Timnas selalu gagal juara setelah  menembus partai Final.

Terkait dengan hal ini banyak orang menduga -- duga dan menerka PemainTimnas kalah power seperti yang selalu dikeluhkan  Head Coach Timnas asal Korea Selatan Shin Tae-yong,  kalah postur tubuh, kalah skill, minim visi permainan, dijauhi Dewi Fortuna dan lain sebagainya dibanding kan pemain Timnas Thailand , Vietnam, Malaysia Bahkan Singapura yang lebih beruntung.  

Bisa jadi dugaan ini benar namun tidak sepenuhnya bisa diiyakan, ambil contoh pada Sea games  1997 dan piala AFF 2010 Skuad timas Indonesia adalah skuad terbaik se Asia Tenggara, kala itu lawan bergidik melihat  kecepatan sayap-sayap lincah timnas yang diisi pemain semacam Okto maniani, M.ridwan, Irfan bachdim atau bagaimana pemain seperti Kurniawan DJ ( FC Luzern ), Bima sakti ( Helsinborg , swedia ) atau playmaker lokal handal macan Ansyari lubis, Fachri Husaini, eri irianto sangat ditakuti pemain timnas  Tailand dan Vietnam, tapi apa lacur  timnas  Garuda tampil menggenaskan pada kedua edisi turnamen tersebut. Lucunya pada edisi final piala  AFF 2010 indonesia kalah memalukan dari Harimau Malaya padahal pada fase Grup Indonesia menghempaskan harimau  Malaya 5-0

Bertitik tolak dari hal diatas banyak pengamat, supporter dan orang --orang yang mencintai sepakbola berasumsi, Timnas Garuda sulit juara bukan dikarenakan  Timnas  kalah kelas dari Timnas Asia Tenggara lainnya namun lebih disebabkan oleh factor Non teknis yang berujung Pada sebuah  kontroversi. Apalagi setelah pengakuan seorang mantan Strikel Handal Timnas Rocky Putiray  melalui sebuah tayangan di aplikasi Tik-Tok akun @ Bettamaluku5 yang membuat pengakuan  mengejutkan tentang pemain Timnas, membuat Khalayak semakin yakin  bahwa Faktor non teknis lah penyebab Timnas Indonesia gagal juara

Di Aplikasi TikTok tersebut Rochi Putiray yag pernah bermain di Kittce FC ( hongkong ) dengan gamblang membeberkan,  dulu angkatan saya pertama masuk di Timnas Cuma taunya mabuk botol. Kita mabuk, Mabuk Botol. Dia melanjutkan , di era Kurniawan DJ, hampir semua pemain menggunakan Narkoba hingga mabuk narkoba, jadi siapapun yang dites pasti kena, karena doping dan sabu itu, tambah mantan pemain Timnas yang pernah menjebol gawang  AC Milan. Atas itu pulalah . menurut Rochi para pemain lebih  memilih untuk tidak menjadi juara.

 Jika ini benar sangat miris memang mental Pemain Timnas,  karena menurut Rochi lagi di final Sea Games 1997 pemain terpaksa mengalah, pemicunya saat final sudah beredar akan ada tes doping, pemain ketakutan saat Melakukan tendangan penalty karena mayoritas pemain Timnas saat 1997 sekitar 80% memakai, Ketakutan di test Doping diakhir laga Akhirnya lebih memilih kalah.

Apakah ini Benar atau tidak  tapi faktanya narkoba telah  menjadi  rumor merenggut nyawa seorang  playmaker elegant Eri Irianto, sang  maestro Tendangan bebas ini meninggal pada Tanggal 3 april 2000 lalu kala melakoni laga membela Persebaya melawan PSIM, Yogyakarta di Liga  Indonesia 1999/2000, ketika pertandingan sedang berlangsung eri berbenturan dengan pemain PSIM Asal Gabon , Samson Noujine kinga  dan Narkoba telah pula meredupkan karir seorang  striker top Indonesia kala itu  Kurniawan DJ yang mendapat larangan bermain selama 2 tahun dan perlu diketahui 2 pemain legendaris ini merupakan anggota timnas yang diceritakan Rochi putiray

Selain Cerita Sang legenda, cerita  atau rumor   Piala AFF 2010 sungguh menyesakkan dada. Tampil jumawa di Penyisihan Grup dengan mengalahkan Malaysia,  Thailand dan kamboja  namun melempem di partai Final,  bertekuk lutut dari Harimau Malaya dengan kalah agregat 2-4. Pada Leg pertama , skuad arahan Alfred Riedl saat itu dibantai 3-0 dikandang Harimau Malaya walaupun di stadion utama  gelora Bung Karno  pada leg kedua, Merah putih mampu menang 2-1 namun kalah agregat gol sehingga harimau malaya berpesta dikandang lawan. saking girangnya menjadi juara, pemerintah Malaysia pun mengumumkan hari libur nasional sebagai penghormatan atas timnas malaysia yang manjadi juara di Ajang AFF tahun 2010

Banyak pecinta Sepakbola menilai kekalahan tersebut tidak masuk akal , apalagi Timnas Indonesia memiliki Pemain dengan kualitas lebih baik ketimbang Timnas Malaysia. Kontroversi pun muncul, ketika  Andi Darussalam Tabusala, Mantan ketua badan   Liga Indonesia PSSI  sekaligus eks manajer Timnas  Indonesia saat itu, mengakui  ada indikasi Suap terkait pengaturan Skor di final Piala AFF  2010, bahkan ia menyebut nama mantan Bek garuda, maman Abdurahman. Hal itu  diungkapkan Andi  ketika menjadi nara sumber  di mata Najwa, Rabu ( 19/12/2018 ) malam. 

Pria yang akrab disapa dengan sebutan ADS itu merupakan Manajer Timnas  Indonesia pada event tersebut,  dengan gamblang menjawab pertanyaan Najwa sihab, ia tidak terlibat pengaturan skor, namun ia membeberkan informasi yang dia dapat setahun setelah ia tak lagi memanejeri Timnas Indonesia terkait penagturan skor, bahkan dengan raut muka sedih ia menambhakn lagi tentang pernyataan seorang Malaysia, yang kira --kira berbunyi, bang  kalau kita tidak main tidak mungjkin kita menang lawan Indonesia. Diakhir Cerita sang manajer  bertutur " jujur saya Kecewa " mendengar cerita tersebut apalagi saya didakwa terlibat didalamnya. Cita-cita saya menjadikan Indonesia Juara gagal karena kasus ini.

Pernyataan ADS ini telah menjadi kontroversi dan polemic  di mata Pecinta Sepak Bola tanah air , seiring dengan klarifikasi yang diberikan  pemain persija saat ini maman Abdurahman saat menjadi Nara sumber dalam acara catatan Najwa di Youtube Najwa shihab, Jumat ( 21/12/2018). Skuad AFF 2010 itu  menampik dirinya menerima suap sebesar 30 Milyar sekaligus menampik tudingan ADS yang menilai mamam abdulrahman  sengaja memberikan umpan  kepada pemain Timnas Malaysia sehingga pemain Harimau Malaya mampu menjebol gawang Timnas yang kala itu di Kawal Marcus Horizon. 

Maman menuturkan hal itu murni kesalahan saya, itu murni kesalahan teknis tidak ada unsur apapun dibalik kesalah tersebut, manusia bisa saja salah tuturnya lagi. Pada kesempatan tersebut sang Bek juga memberikan klarifikasi terkait rumor yang menyebutkan dirinya mendapat  rumah dan uang sebesar 30 Milyar. Enggak itu, tidak benar sama sekali. Kalau memang ada duitnya silahkan dicek di rekening. Nah, lo bingungkan . entah siapa yang benar .

Terlepas dari itu semua  dua Turnamen diatas yaitu   Sea Games 1997 dan AFF 2010   telah menjadi kontroversi besar tentang  Siapa yang salah dan siapa yang benar.  mungkin waktu yang akan menjawabnya. Terpenting saat ini, Pada piala AFF tahun 2022 Pecinta Sepak bola indonesia percaya Timnas Indonesia dibawah asuhan Coach Shin Tae yong adalah Timnas yang sportif yang menjunjung tinggi  sportivitas dan nama baik bangsa dan Negara. Mudah-mudahan tidak ada lagi kontroversi yang menggagalkan Indonesia menjadi Juara. ayo dukung Timnas Indonesia jadi Juara!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun