Mohon tunggu...
Farly Mochamad
Farly Mochamad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sebagai lulusan baru teknologi informasi, saya adalah alumni Kebangsaan Lemhannas 2023 dan peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah Indonesia-Malaysia bersama KRI Dewaruci 2024

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menilih Hubungan Diplomatik Indonesia-China: Sejarah, Transformasi, dan Tantangan di Era Modern

20 Desember 2024   17:04 Diperbarui: 20 Desember 2024   17:04 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain masalah kedaulatan wilayah, tantangan lain yang cukup mencolok adalah ketidakseimbangan perdagangan yang terus berlanjut antara Indonesia dan China. Pada tahun 2023, perdagangan bilateral Indonesia-China mencapai angka fantastis sekitar USD 127,8 miliar, namun Indonesia mengalami defisit perdagangan yang cukup signifikan. Sebagian besar barang yang diimpor dari China ke Indonesia terdiri dari produk elektronik, mesin, tekstil, dan barang konsumsi, sementara ekspor Indonesia ke China sebagian besar didominasi oleh komoditas seperti batu bara, minyak kelapa sawit, dan nikel. Ketidakseimbangan perdagangan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan sebagian kalangan di Indonesia, yang merasa bahwa terlalu banyak ketergantungan pada produk-produk asal China dapat merugikan industri domestik Indonesia. Dampaknya, ada rasa khawatir bahwa ketergantungan ini akan membuat Indonesia semakin terikat pada perekonomian China, dan Indonesia bisa menjadi pasar yang terlalu didominasi oleh barang-barang luar negeri. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mencari cara-cara yang lebih efektif untuk memperluas ekspor produk unggulan, seperti nikel dan produk olahan lainnya, guna menyeimbangkan perdagangan dengan China.

Tantangan ketiga yang tak kalah penting adalah persepsi publik di Indonesia terhadap dominasi China dalam sektor investasi. Meskipun investasi China memberikan kontribusi besar dalam pembangunan infrastruktur Indonesia, seperti proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang menjadi simbol penting dari kerja sama kedua negara, sebagian besar masyarakat Indonesia masih merasakan ketidaknyamanan terkait masuknya modal China dalam sektor-sektor strategis. Beberapa kalangan mengkhawatirkan bahwa investasi China, meskipun membawa banyak keuntungan dalam hal pembangunan infrastruktur, bisa menumbuhkan ketergantungan yang berbahaya. Kekhawatiran ini diperburuk oleh persepsi bahwa perusahaan-perusahaan China yang masuk ke Indonesia sering kali membawa tenaga kerja asing yang besar dan meminimalisir kontribusi tenaga kerja lokal. Selain itu, terdapat juga anggapan bahwa China dapat memanfaatkan proyek-proyek besar sebagai alat untuk memengaruhi kebijakan domestik Indonesia, yang berpotensi merugikan kedaulatan ekonomi dan politik negara.

Namun, untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis yang hati-hati. Pertama, dalam menghadapi sengketa Laut China Selatan, Indonesia dapat memperkuat diplomasi multilateral, baik melalui ASEAN maupun forum internasional lainnya, untuk memastikan bahwa kedaulatan Indonesia atas ZEE Natuna tetap diakui dan dihormati. Selain itu, Indonesia juga perlu terus meningkatkan dialog dengan China untuk mencari solusi yang dapat mengurangi ketegangan di kawasan tersebut.

Dalam hal ketidakseimbangan perdagangan, Indonesia harus mengembangkan kebijakan yang dapat mendiversifikasi sumber ekspornya, baik dengan meningkatkan produk olahan atau memperkuat industri manufaktur dalam negeri agar lebih kompetitif di pasar global. Upaya ini akan mengurangi ketergantungan pada impor dari China dan menyeimbangkan neraca perdagangan.

Terkait dengan persepsi publik, penting bagi pemerintah Indonesia untuk lebih proaktif dalam mengkomunikasikan manfaat yang diperoleh dari investasi China, sembari memastikan bahwa investasi tersebut menciptakan peluang kerja bagi masyarakat Indonesia dan meningkatkan kemampuan industri domestik. Selain itu, transparansi dalam setiap proyek investasi harus dijaga agar tidak menimbulkan kekhawatiran akan potensi dominasi ekonomi China.

Meskipun ada tantangan, kerja sama antara Indonesia dan China tetap memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh. Dengan pendekatan yang bijaksana dan kebijakan luar negeri yang terbuka, Indonesia dapat terus membangun kemitraan yang saling menguntungkan dengan China, sambil menjaga kedaulatan dan integritas nasionalnya. Diplomasi yang cermat akan memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan ini dan memastikan bahwa hubungan kedua negara dapat berkembang dengan harmonis untuk kepentingan jangka panjang.

Masa Depan Hubungan Indonesia-China

Masa depan hubungan Indonesia-China dipenuhi dengan potensi besar yang masih dapat dimanfaatkan melalui kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang. Kedua negara memiliki hubungan yang semakin berkembang, baik dari sisi ekonomi, diplomasi, maupun budaya. Meskipun ada tantangan yang perlu dihadapi, peluang untuk memperkuat kemitraan ini semakin terbuka, terutama dengan adanya isu-isu global yang dapat mempererat kerja sama bilateral. Salah satu area yang sangat menjanjikan untuk pengembangan hubungan ini adalah dalam transisi energi.

Di tengah upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan, Indonesia dan China dapat bekerja sama dalam proyek-proyek energi hijau yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Indonesia, dengan sumber daya alam yang melimpah dan potensi energi terbarukan yang besar, seperti energi surya dan angin, bisa menjadi mitra strategis bagi China yang telah memiliki pengalaman luas dalam pengembangan teknologi energi terbarukan. Proyek pembangkit listrik tenaga surya dan angin bisa menjadi contoh konkret dari kerja sama ini, di mana kedua negara dapat berbagi keahlian dan teknologi untuk mempercepat transisi energi yang lebih ramah lingkungan. Dengan komitmen bersama untuk mencapai target emisi netral karbon, Indonesia dan China dapat saling mendukung dalam mencapai tujuan pembangunan energi berkelanjutan yang lebih ambisius.

Selain sektor energi, penguatan mekanisme dialog diplomatik juga akan menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas kawasan, terutama dalam menyelesaikan sengketa maritim secara damai. Laut China Selatan masih menjadi salah satu isu paling sensitif dalam hubungan kedua negara. Mengingat pentingnya kawasan ini sebagai jalur perdagangan internasional, Indonesia dapat memainkan peran sentral dalam memfasilitasi dialog antara China dan negara-negara terkait lainnya. Pendekatan diplomatik yang konstruktif dan berbasis hukum internasional akan menjadi solusi terbaik untuk meredakan ketegangan dan memastikan keamanan maritim yang stabil di kawasan. Dengan terus memperkuat kerja sama melalui forum-forum internasional seperti ASEAN dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia dan China dapat lebih mudah mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak, tanpa mengorbankan kedaulatan masing-masing.

Dalam bidang perdagangan, meskipun ada tantangan terkait defisit perdagangan, masa depan hubungan ini tetap menjanjikan. Indonesia memiliki banyak potensi produk unggulan yang dapat lebih diterima di pasar China, seperti produk olahan nikel, kelapa sawit, dan komoditas pertanian lainnya. Selain itu, pengembangan sektor teknologi dan inovasi juga bisa menjadi area baru yang dapat dimanfaatkan kedua negara. Indonesia, dengan semakin berkembangnya sektor digitalnya, dapat bekerja sama dengan China dalam bidang teknologi tinggi, termasuk pengembangan e-commerce, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi finansial. Sektor-sektor ini membuka peluang besar bagi kedua negara untuk saling melengkapi dan meningkatkan daya saing ekonomi masing-masing di pasar global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun