Mohon tunggu...
Farly Mochamad
Farly Mochamad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sebagai lulusan baru teknologi informasi, saya adalah alumni Kebangsaan Lemhannas 2023 dan peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah Indonesia-Malaysia bersama KRI Dewaruci 2024

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

VOC Mengukir Dominasi Belanda di Nusantara -- dari Awal Kedatangan hingga Pendirian Batavia dan Monopoli Rempah-Rempah

6 September 2024   06:10 Diperbarui: 6 September 2024   09:43 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan mendirikan pos-pos strategis di Banten, Ambon, dan lokasi lainnya, VOC tidak hanya memperluas jaringan perdagangan mereka tetapi juga mengukuhkan dominasi mereka dalam industri rempah-rempah yang sangat menguntungkan di Asia.

Upaya Monopoli Perdagangan di Maluku

Kepulauan Maluku, yang dikenal sebagai sumber utama cengkeh dan pala---dua rempah-rempah yang sangat berharga di pasar Eropa---menjadi fokus utama Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Rempah-rempah ini, yang sangat mahal dan dicari di Eropa, membuat Maluku sangat strategis bagi VOC. 

Namun, sebelum VOC dapat menguasai perdagangan di wilayah tersebut, mereka menghadapi tantangan besar dari Portugis, yang sudah lama mengendalikan Maluku. 

Portugis telah membangun kekuatan mereka di Maluku dan memiliki benteng serta pos dagang yang kuat, yang menjadikannya pesaing utama VOC.

Untuk mengatasi dominasi Portugis, VOC melancarkan kampanye agresif untuk mengusir mereka dari Maluku. Pada tahun 1605, di bawah pimpinan Admiral Steven van der Hagen, VOC berhasil merebut benteng Portugis di Ambon. Keberhasilan ini menandai titik balik penting bagi VOC, yang kemudian menjadikan Ambon sebagai basis utama mereka di Maluku. 

Dengan penguasaan Ambon, VOC dapat memperkuat posisi mereka dan mulai mendirikan benteng-benteng di lokasi-lokasi strategis lainnya seperti Banda dan Ternate. Melalui langkah-langkah ini, VOC mulai mengimplementasikan monopoli perdagangan rempah-rempah di kawasan tersebut.

Untuk memastikan kontrol yang ketat atas perdagangan, VOC menggunakan berbagai taktik, termasuk kekerasan dan diplomasi. Salah satu strategi utama VOC adalah mengadakan sistem kontrak dengan para penguasa lokal. 

Dalam sistem ini, para raja lokal diwajibkan untuk menjual semua produksi rempah-rempah mereka hanya kepada VOC. Kebijakan ini dirancang untuk mengeliminasi persaingan dan memastikan bahwa VOC memiliki kendali penuh atas perdagangan rempah-rempah di kawasan tersebut.

Selain itu, VOC menerapkan kebijakan yang dikenal sebagai "ekstirpasi," yaitu menghancurkan tanaman rempah-rempah yang ditanam di luar kontrol mereka. 

Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menjaga harga rempah-rempah tetap tinggi di pasar dunia dengan mengurangi pasokan dan memastikan bahwa hanya VOC yang memiliki akses ke sumber daya rempah-rempah yang berharga. Dengan strategi ini, VOC berharap dapat mempertahankan keuntungan maksimal dan mengukuhkan monopoli mereka di pasar global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun