Mohon tunggu...
Farly Mochamad
Farly Mochamad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sebagai lulusan baru teknologi informasi, saya adalah alumni Kebangsaan Lemhannas 2023 dan peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah Indonesia-Malaysia bersama KRI Dewaruci 2024

Sebagai lulusan baru di bidang teknologi informasi, saya memiliki latar belakang yang kuat dalam pengembangan sistem dan solusi teknologi terbaru. Dengan pengetahuan mendalam mengenai perangkat lunak, perangkat keras, dan infrastruktur IT, saya siap untuk menerapkan keterampilan saya dalam menciptakan inovasi yang efektif dan efisien. Saya juga memiliki ketertarikan khusus dalam memanfaatkan teknologi untuk memecahkan tantangan nyata di berbagai sektor, dari pertanian hingga pariwisata. Dengan semangat yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi, saya berkomitmen untuk berkontribusi dalam mengembangkan solusi yang berdampak positif dan mendukung kemajuan teknologi di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KRI Dewaruci: Mengukir Sejarah Laut dan Diplomasi Indonesia dari Gelombang ke Gelombang

23 Agustus 2024   12:10 Diperbarui: 23 Agustus 2024   12:36 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Sejarah dan Desain Kapal

KRI Dewaruci adalah sebuah kapal layar tiang tinggi yang merupakan kebanggaan TNI Angkatan Laut Indonesia. Kapal ini memiliki panjang 58,3 meter dan lebar 9,50 meter, dengan desain yang mencerminkan keindahan dan kekuatan maritim. Dibangun oleh galangan kapal H. C. Stlcken & Sohn di Hamburg, Jerman Barat, kapal ini diluncurkan pada 24 Januari 1953. Nama "Dewaruci" diambil dari nama dewa dalam kisah pewayangan Jawa, yang menggambarkan kekuatan dan kebijaksanaan. Kapal ini dirancang dalam tipe Barquentine, yang memiliki tiga tiang utama---Bima, Yudhistira, dan Arjuna---dan dilengkapi dengan 16 layar yang megah. Kapal ini tidak hanya dirancang untuk keperluan pelatihan, tetapi juga untuk diplomasi dan representasi Indonesia di tingkat internasional.

Proses pembuatan KRI Dewaruci dimulai pada tahun 1932 di galangan kapal H. C. Stlcken & Sohn. Namun, produksi kapal ini terhenti selama Perang Dunia II karena kerusakan parah pada galangan kapal. Pembangunan kapal dilanjutkan setelah perang dan akhirnya selesai pada tahun 1952. Setelah selesai dibangun, kapal ini dilakukan serangkaian pelayaran uji coba di sekitar Laut Utara dan Semenanjung Skandinavia sebelum resmi diserahkan kepada Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) pada 2 Oktober 1953.

KRI Dewaruci dirancang untuk memiliki dimensi yang ideal bagi kapal layar pelatihan, dengan panjang total 58,3 meter, lebar 9,50 meter, dan draft sekitar 4,5 meter. Kapal ini memiliki bobot mati sekitar 847 ton dan dapat berlayar dengan kecepatan penuh 10,5 knot menggunakan mesin diesel 986 PK. Selain itu, kapal ini juga dilengkapi dengan berbagai peralatan navigasi canggih, termasuk radar, GPS, dan peta digital, yang memudahkan pelayaran dan pelatihan.

Pelayaran Keliling Dunia

KRI Dewaruci dikenal luas karena prestasinya dalam pelayaran keliling dunia. Pelayaran pertama dilakukan pada tahun 1964, di bawah pimpinan Letkol Laut (P) Sumantri. Dalam pelayaran ini, kapal ini membawa 78 orang taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) dan 32 anak buah kapal (ABK) untuk menjelajahi tujuh samudra dan lima benua. Pelayaran ini adalah kesempatan emas bagi para taruna untuk mengasah keterampilan mereka dalam navigasi dan pelayaran, serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia.

Selama pelayaran pertama ini, KRI Dewaruci mengunjungi berbagai negara dan pelabuhan penting, yang memberikan pengalaman berharga bagi para taruna. Pelayaran ini juga berfungsi sebagai sarana diplomasi, memperkuat hubungan antara Indonesia dan negara-negara lain melalui kunjungan resmi dan pertukaran budaya. Keberhasilan pelayaran ini menegaskan posisi KRI Dewaruci sebagai kapal pelatihan yang unggul dan sebagai alat diplomasi yang efektif.

Pelayaran keliling dunia kedua dilakukan pada tahun 2012, setelah hampir lima dekade dari pelayaran pertama. Pelayaran kedua ini dipimpin oleh Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto dan melibatkan 101 taruna serta 77 ABK. Pelayaran ini tidak hanya melanjutkan tradisi pelayaran internasional KRI Dewaruci tetapi juga menunjukkan kemajuan teknologi dan pelatihan yang telah dicapai. Selama pelayaran ini, kapal ini mengunjungi berbagai negara dan pelabuhan di seluruh dunia, memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan kekuatan maritim yang signifikan.

 Prestasi Internasional

KRI Dewaruci tidak hanya dikenal karena pelayarannya yang mengesankan tetapi juga karena berbagai prestasi internasional yang telah diraihnya. Salah satu pencapaian paling bergengsi adalah meraih Cutty Sark Trophy dalam Tall Ships Race di Australia pada tahun 1998. Penghargaan ini adalah salah satu penghargaan tertinggi dalam kompetisi kapal layar internasional, yang mengakui keunggulan kapal dalam lomba layar. Pencapaian ini menegaskan kualitas dan kemampuan KRI Dewaruci dalam bersaing di tingkat global dan memperlihatkan bahwa kapal ini mampu mengatasi tantangan di lautan internasional.

Selain Cutty Sark Trophy, KRI Dewaruci juga telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan dari berbagai organisasi maritim internasional. Prestasi-prestasi ini menunjukkan bahwa kapal ini bukan hanya sebuah alat pelatihan tetapi juga merupakan simbol kebanggaan dan pencapaian Indonesia di arena maritim global.

Kapal Dewaruci dalam Konteks Diplomasi dan Latihan

Sebagai kapal pelatihan, KRI Dewaruci memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan dan pelatihan taruna Akademi Angkatan Laut. Setiap tahun, kapal ini melakukan pelayaran latihan bintang, atau Kartika Jala Krida, yang merupakan bagian dari kurikulum pelatihan taruna. Pelayaran ini memberikan pengalaman langsung dalam navigasi, manajemen kapal, dan keterampilan pelayaran lainnya. Melalui pelatihan ini, para taruna tidak hanya mempelajari teori tetapi juga menghadapi tantangan nyata di laut, yang membantu mereka menjadi pelaut yang terampil dan profesional.

KRI Dewaruci juga berperan sebagai alat diplomasi maritim, yang memperkuat hubungan antara Indonesia dan negara-negara lain. Melalui kunjungan ke berbagai pelabuhan internasional, kapal ini memperkenalkan budaya dan kebanggaan Indonesia kepada dunia. Selain itu, kapal ini juga berpartisipasi dalam berbagai acara dan kompetisi maritim internasional, yang membantu meningkatkan citra Indonesia di mata komunitas internasional.


Pergantian dengan Kapal Bima Suci

Meskipun KRI Dewaruci telah mengukir berbagai prestasi dan memberikan kontribusi besar dalam pelatihan dan diplomasi, kapal ini kini telah digantikan oleh Kapal Bima Suci. Kapal Bima Suci, yang lebih besar dan lebih modern, dirancang untuk menggantikan KRI Dewaruci dalam perannya sebagai kapal pelatihan. Dengan teknologi yang lebih canggih dan kapasitas yang lebih besar, Kapal Bima Suci diharapkan dapat melanjutkan tradisi pelatihan dan diplomasi maritim Indonesia dengan lebih baik.

Namun, meskipun KRI Dewaruci telah digantikan, kapal ini tetap memiliki nilai sejarah yang tak ternilai. Dengan rencana untuk menjadikannya sebagai Cagar Budaya, KRI Dewaruci akan terus menjadi simbol kebanggaan dan inspirasi bagi generasi mendatang. Kapal ini akan terus mengingatkan kita akan perjalanan panjang dan prestasi yang telah dicapai, serta akan berfungsi sebagai pengingat pentingnya pelestarian warisan maritim Indonesia.

Warisan dan Masa Depan

KRI Dewaruci adalah simbol dari kekuatan dan keanggunan maritim Indonesia. Dalam usianya yang hampir mencapai 70 tahun, kapal ini telah memberikan kontribusi besar dalam pelatihan, diplomasi, dan prestasi internasional. Dengan rencana untuk menjadikannya sebagai Cagar Budaya, KRI Dewaruci akan terus dikenang dan dihargai sebagai bagian penting dari sejarah maritim Indonesia.

Melalui pelestarian KRI Dewaruci sebagai Cagar Budaya, kita tidak hanya menjaga warisan sejarah tetapi juga menghormati kontribusi kapal ini terhadap pendidikan, diplomasi, dan prestasi maritim. KRI Dewaruci akan terus menjadi simbol kebanggaan dan inspirasi bagi generasi mendatang, mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan melestarikan warisan budaya maritim kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun