Mohon tunggu...
Farly Mochamad
Farly Mochamad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sebagai lulusan baru teknologi informasi, saya adalah alumni Kebangsaan Lemhannas 2023 dan peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah Indonesia-Malaysia bersama KRI Dewaruci 2024

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ereveld Pandu: Sepenggal Tanah Eropa di Jantung Bandung yang Menyimpan Sejarah

22 Agustus 2024   11:24 Diperbarui: 22 Agustus 2024   11:40 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung, kota yang dikenal sebagai Paris van Java, menyimpan banyak kenangan dari masa lalu, salah satunya adalah Ereveld Pandu. Terletak di Jalan Pandu, Ereveld Pandu merupakan sebuah pemakaman militer Belanda yang menyimpan ribuan kisah heroik, kesedihan, dan penghormatan terhadap mereka yang gugur selama Perang Dunia II. Dengan nuansa yang tenang dan penuh penghormatan, Ereveld Pandu tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga menjadi saksi bisu dari kekejaman perang yang pernah melanda dunia.


Sejarah dan Latar Belakang

Ereveld Pandu didirikan pada tahun 1946 oleh Oorlogsgravenstichting (OGS), organisasi yang bertanggung jawab atas perawatan makam-makam perang Belanda. Pemakaman ini dibangun untuk memberikan tempat peristirahatan bagi para prajurit Belanda, Indo-Belanda, dan warga sipil yang tewas selama pendudukan Jepang di Indonesia serta dalam pertempuran melawan pasukan Sekutu. Nama "Ereveld" sendiri berasal dari bahasa Belanda yang berarti "ladang kehormatan," menandakan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada mereka yang dimakamkan di sini.

Sebagai salah satu dari tujuh ereveld yang ada di Indonesia, Ereveld Pandu memiliki peran yang penting dalam sejarah kolonial Belanda di Nusantara. Pemakaman ini menjadi pengingat akan masa lalu yang kelam, di mana ribuan nyawa melayang demi mempertahankan kemerdekaan dan melawan penjajahan. Dengan lebih dari 4.000 makam, Ereveld Pandu menjadi salah satu pemakaman perang terbesar di Indonesia dan memiliki keunikan tersendiri dalam arsitektur serta penataannya.

Arsitektur dan Penataan

Saat memasuki Ereveld Pandu, pengunjung akan langsung disambut oleh pemandangan yang megah dan teratur. Barisan makam yang rapi, ditata dengan simetri yang sempurna, menciptakan suasana yang hening dan penuh penghormatan. Batu-batu nisan berwarna putih berdiri tegak di atas tanah yang hijau, masing-masing dilengkapi dengan nama, tanggal lahir, dan tanggal wafat dari mereka yang dimakamkan. Beberapa nisan juga menampilkan simbol agama, menunjukkan keberagaman latar belakang para prajurit dan warga sipil yang dimakamkan di sini.

Di tengah kompleks pemakaman, terdapat sebuah tugu peringatan yang menjulang tinggi. Tugu ini dihiasi dengan prasasti yang berisi kata-kata penghormatan dalam bahasa Belanda, yang mengingatkan para pengunjung akan pengorbanan besar yang telah dilakukan oleh mereka yang beristirahat di sini. 

Tugu ini juga menjadi pusat dari upacara-upacara peringatan yang rutin diadakan, terutama pada tanggal 4 Mei setiap tahunnya, bertepatan dengan Hari Peringatan Nasional di Belanda (Dodenherdenking), di mana orang-orang Belanda dan keturunan Indo-Belanda di Indonesia berkumpul untuk mengenang jasa para pahlawan mereka.

Kisah-kisah di Balik Nisan

Setiap makam di Ereveld Pandu memiliki cerita tersendiri, mulai dari kisah heroik para prajurit yang gugur di medan perang hingga cerita tragis warga sipil yang menjadi korban kekejaman perang. Salah satu kisah yang paling menyentuh adalah kisah Letnan Satu Jan Hendrik Ferwerda, seorang pilot Belanda yang tewas dalam pertempuran melawan pasukan Jepang pada tahun 1942. Ferwerda, yang pada saat itu baru berusia 23 tahun, dikenal sebagai salah satu pilot terbaik di Angkatan Udara Belanda dan telah melakukan banyak misi berbahaya untuk melindungi wilayah Hindia Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun