Bisu, kaku, jadi kerikil terindah menghiasi gelapku
Hening mencekam nalar dan nurani hingga lelah ragaku
Aku hanya duduk dengan seribu imajinasi akan hari esok
Sebentar lagi sahut suara yang tak asing menemaniku sejak gelap tak bisa kutatap.
Waktu pun berganti begitu cepat bagai pelangi menghiasi
 simphoni
Ya simphoni; awal aku mengerti cinta
Kutuliskan sebait syukur pada lembaran putih polos
Saksi dari seribu rahasia tentang aku yang jatuh dan bangkit di lorong kegelapan
Menjadi cerita di peristiwa bersejarah; ya laluku akan mati bersama Dia
Bersama birunya langit di hari ini, aku ingin menengadah ke ruang pembaharuan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!