Manajemen kinerja adalah proses yang krusial dalam mengarahkan sumber daya manusia menuju pencapaian tujuan organisasi. Namun, dalam era yang terus berubah dan kompleks ini, pendekatan konvensional terhadap manajemen kinerja sering kali kurang efektif. Di sinilah konsep design thinking muncul sebagai alternatif yang menarik.
Apa itu Design Thinking?
Design thinking adalah pendekatan yang berpusat pada manusia dan kreativitas untuk memecahkan masalah kompleks. Dalam konteks manajemen kinerja, design thinking mengajak kita untuk melihat lebih jauh dari metrik kuantitatif dan mempertimbangkan aspek-aspek berikut:
Empati: Memahami kebutuhan, harapan, dan tantangan individu di dalam organisasi. Ini melibatkan mendengarkan dengan cermat dan mengamati secara mendalam.
Definisi Masalah: Mengidentifikasi permasalahan yang sebenarnya. Apa yang menghambat kinerja? Apa yang membuat karyawan tidak termotivasi?
Ideasi: Berpikir kreatif untuk menghasilkan solusi baru. Bagaimana kita bisa mengubah sistem penilaian kinerja agar lebih inklusif dan memotivasi?
Prototyping: Membangun prototipe solusi dan mengujinya. Misalnya, mengadakan percobaan dengan sistem penghargaan yang berbeda.
Iterasi: Terus mengulang proses di atas hingga menemukan solusi yang efektif.
Transformasi Budaya Organisasi
Design thinking juga berdampak pada budaya organisasi. Dengan mengedepankan kolaborasi, eksperimen, dan pembelajaran, budaya yang inovatif dan adaptif dapat tumbuh. Karyawan merasa didengar dan memiliki peran aktif dalam perubahan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H