Mohon tunggu...
Fariz HIdayat
Fariz HIdayat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa program Fast Track Teknik Kimia ITS Surabaya\r\nPenulis, Peneliti Junior Pengendalian Proses, Seputar indonesia Inovation Award 2012\r\nvisit me : profarizhidayat.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kaderisasi: Sebuah Kenang-kenangan Bukan Pendidikan

11 Mei 2013   09:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:45 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kaderisasi mahasiswa merupakan sebuah hal yang sangat kompleks untuk dibicarakan, bahkan akan sedikit memancing konflik dikarenakan mahasiswa sendiri juga terbagi menjadi dua kubu kubu pro aktif dan kubu kontra. Terciptanya kedua kubu ini sendiri tidak lain juga dikarenakan proses pelaksanaanya sendiri, untuk lebih jelas proses seperti apa silahkan dibaca tulisan saya berjudul “Kaderisasi Mahasiswa Masa Kini : Pandangan dari Orang Awam”.

Tujuan Kaderisasi memang sangat mulia, tetapi dengan proses yang ada saat ini, maka hasil yang diharapkan akan sedikit jauh dari tujuan mulia tersebut. Akan dating saatnya dimana proses kaderisasi hanya akan dianggap kaderisasi omong kosong oleh objek kaderisasi (mahasiswa baru). Hal ini bisa terjadi jika para pembuat konsep kaderisasi, pelaksana konsep kaderisasi (instruktur) hingga objek kaderisasi tidak mengerti apa sebenarnya dan bagaimana seharusnya merek memerankan peran masing-masing dalam proses pembentukan kader.

Dengan situasi yang ada saat ini, saya sangat tidak setuju apabila masih ada orang bilang kaderisasi adalah proses pendidikan. Proses Pendidikan sejatinya melibatkan yang mendidik dan yang dididik. Saat ini Guru kencing berdiri Murid kencing berlari sudah menjadi realita. Apabila yang mendidik tidak memberi teladan yang baik, maka hasil pendidikan tidak akan jauh dari yang mendidik. Dari satu alasan tersebut menurut hemat saya pernyataan kaderisasi adalah proses pendidikan sudah gugur.

Saya lebih setuju jika kaderisasi saat ini adalah proses untuk memberi kenang-kenangan kepada objek kaderisasi. Sebuah kenang-kenangan semata untuk masa tua. Sebuah kenang-kenangan semata dari senior. Sebuah kenang-kenangan semata untuk diceritakan saat sudah tidak menjadi objek kaderisasi. Sebuah kenang-kenangan semata untuk diceritakan kepada orang tua, kerabat, anak dan cucu masing-masing. Ya, saat ditahun keempat ini yang menarik dari proses kaderisasi yang saya alami hanya bisa dibuat bahan cerita dan tertawa bersama teman-teman sejawat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun