Di musim itulah aku bertemu
Tak pernah ragu
Saling sapa tanpa malu
Ia membawaku pada haru
Angin semilir, bunga bermekaran
Kicau burung, nyanyian pohon
Segarnya udara membawa rindu
Ingatku pada musim semi
Segala kenangan terukir rapi
Di bawah langit biru, kaki melangkah pasti
Namun hati tak pernah ingin pulang
Sejuknya angin, peluk yang tak pernah pupus
Di sanalah, di tanah yang kutemui
Semua terasa abadi, bagai mimpi dinanti
Di sana kutemuan arti
Tentang waktu, tentang harmoni
Tak hanya musim yang berubah
Namun jiwa, ikut bertumbuh tanpa lelah
Di setiap langkah, cerita teranyam
Suara alam jadi teman diam
Waktu seakan terhenti
Hanya rasa yang terus mengikuti
Bersama musim, kuingat hari itu
Sebuah senyuman, awal dari semua itu
Kini setiap bunga yang mekar
Mengingatkanku pada pertemuan yang takkan pudar
Shizuoka, 16 April 2024
Farizandi Hadi Prasetyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H