Akhirnya dengan segala usaha hingga jatuh bangun akhirnya di tahun 2024 ini bisa merasakan menginjakan kaki di Jepang. Dengan penuh rasa syukur dan bangga aku ucapkan "Omedetou gozaimasu" dalam hati ini.
Nah tau ga rasanya saat pesawat yang menerbangkanku sampai ke Narita Airport akhirnya landing? Rasanya adalah senang tak terhingga karena banyaknya halangan-halangan sebelumnya untuk bisa sampai ke Jepang.
"Oh gini rasanya udara Jepang? Bersih sekali rasanya saat dihirup!"
Entah kenapa udara Jepang dan udara di Indonesia sangat jauh berbeda. Aku tinggal di kota Bandung dan kota pertama yang aku kunjungi adalah Tokyo (hanya sekedar transit) semalam. Padahal Tokyo itu kota besar tapi kok udaranya tetap enak untuk dihirup? Oh iya baru aku kusadari ternyata jalan raya tidak begitu ramai seperti di Bandung.
***
Keesokan harinya
Aku berangkat dari Stasiun Ueno menuju Stasiun Fuji di prefektur Shizuoka dengan menggunakan futsuu densha atau kereta non ekspres. Tentu saja banyak stasiun yang harus kukunjungi untuk transit.
Hal yang bisa diceritakan saat menggunakan kereta di Jepang. Walaupun orangnya terlihat cepat berjalannya dan super sibuk, namun saat menunggu kereta orang-orang Jepang tetap menjaga aturan dengan cara mengantri dan berdiri di tempat yang seharusnya saat kereta datang.
Akhirnya keretaku tiba di Stasiun Ueno akhirnya aku naik kereta. Aku berangkat pada jam kerja tentu saja ini hal yang sangat mengagetkan karena kukira orang-orang berdesakan di kereta hanya ada di Youtube saja, namun setelah kualami ternyata real!
Pertama jalur yang aku gunakan adalah Jalur Ueno-Tokyo dari stasiun Tokyo menuju stasiun Totsuka.
Dari Tokyo ke Totsuka lumayan menempuh waktu selama 40 menit.
Selama di perjalanan aku cukup lama berdiri karena kereta masih keadaan penuh. Namun seiring berjalannya waktu penumpang semakin berkurang karena waktu sudah hampir menunjukkan pukul 09:00.
Keretaku akhirnya tiba di Totsuka dan aku langsung keluar untuk membeli tiket terusan ke Atami.
Nah akhirnya aku sudah keluar dari Tokyo-to dan memasuki prefektur Shizuoka setibanya di Atami.
Dari Totsuka ke Atami menempuh waktu sekitar 1 jam 12 menit.
Sepanjang jalur Totsuka ke Atami pemandangan mulai berubah dari yang asalnya perkotaan menjadi seperti di pinggiran kota atau agak sedikit menuju pedesaan. Cukup lama juga waktu tempuh dari Totsuka ke Atami ya. Tapi untung akhirnya aku kebagian tempat duduk.
Setelah tiba di Atami, aku berganti kereta lagi untuk menuju stasiun Fuji, dan di sini berubah menjadi Jalur Tokaido.
Waktu tempuh dari stasiun Atami ke stasiun Fuji sekitar 40 menit. Namun di jalur ini aku menemukan banyak keindahan. Mulai dari pemandangan laut, hutan, dan juga gunung Fuji! Wah Shizuoka benar-benar indah! Di sini aku mulai merasakan rasa excited. Jika kamu mempunyai kesempatan untuk melewati jalur ini, jangan disia-siakan pemandangannya ya.
"Mamonaku Fuji eki desu"
Begitulah terdengarnya saat pengumuman di dalam kereta. Akhirnya aku tiba selamat sampai tujuan dan keberanianku membaca semua huruf kanji, berinteraksi dengan warga lokal semua dialami selama perjalanan.
Begitu turun aku langsung disuguhkan dengan pemandangan Gunung Fuji yang tinggi menjulang seperti pada foto di google.
Jadi begini Gunung Fuji kalau dilihat dari mata? benar-benar sangat senang sampai-sampai banyak foto yang aku ambil.
Oh iya saat turun aku merasakan hawa dingin di Kota Fuji ini. Memang saat dilihat suhu udara sekitar 17-20 derajat celcius pada musim semi. Dinginnya seperti saat di Lembang dan aku suka cuaca seperti ini. Cuacanya cerah, berangin dan sejuk.
Kesimpulannya
Waktu tempuh yang aku habiskan dari Stasiun Tokyo sampai dengan Stasiun Fuji adalah 2 jam 30 menit menggunakan futsuu densha/kereta lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H