Electric Motorsport Harus Didukung Penuh, Mengapa?

Dewasa ini pagelaran motorsport tingkat internasional berbasis kendaraan elektrik Formula E, dengan tajuk resmi ABB FIA Formula E World Championship berhasil diselenggarakan pada tanggal 4 Juni 2022 di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol, Jakarta Utara. Fokus dari pagelaran otomotif ini adalah adu kecepatan mobil berkapasitas satu orang dan bertanaga listrik di lintasan sirkuit.

Sayangnya, instansi-instansi pemerintah terkesan setengah hati memberi dukungan dalam pagelaran Formula E, animo dukungan yang diberikan tidak sebesar ketika ajang balap motor internasional MotoGP di Mandalika beberapa waktu sebelumnya. 

Pihak BUMN berargumen bahwa sedikitnya waktu untuk mengkaji proposal sponsorship menyebabkan pihaknya tidak ikut serta dalam mensponsori Formula E. Dibalik kesuksesan dan kemeriahan pagelaran Formula E di Jakarta beberapa waktu lalu, pagelaran ini sudah sepatutnya didukung sejak awal, mengapa? Sejatinya pagelaran ini membawa dampak positif dan pesan yang baik bagi lingkungan, ekonomi, maupun masyarakat.

Belakangan ini kampanye untuk beralih dari penggunaan energi berbahan bakar fosil ke energi ramah lingkungan yang terbarukan semakin gencar dilakukan, mengingat keadaan tingkat polusi udara yang semakin memburuk dan ketersediaan bahan bakar fosil yang kian menipis. Sebab itu, kampanye energi ramah lingkungan semakin digaungkan. 

Pelaksanaan Formula E sejalan dengan hal tersebut yakni membawa visi misi mempromosikan energi ramah lingkungan yang merupakan bagian dari upaya untuk memperbaiki kualitas udara dengan mengajak serta keterlibatan masyarakat. 

Pandangan sebagai mahasiswa Teknik Lingkungan di Universitas Airlangga tentunya mendukung penuh karena hal tersebut merupakan awalan baik yang membawa dampak positif bagi lingkungan kedepannya. Karena akan semakin bertambah masyarakat yang sadar akan isu lingkungan yang sedang terjadi dan terdorong untuk beralih untuk menggunakan energi ramah lingkungan, harapannya agar membuahkan hasil yang nyata menuju Indonesia Net Zero Emission tahun 2060.

Ketua Ikatan Motor Indonesia, Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet mengatakan sedikitnya sekitar 260 pegiat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terlibat dalam menyukseskan pagelaran Formula E, UMKM yang terlibat berasal dari sepuluh provinsi di Indonesia antara lain, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Tentunya hal ini menunjukan pagelaran Formula E tidak dikemas secara elit dan lebih terjangkau oleh masyarakat. 

Sektor ekonomi rakyat meningkat menjadi imbas baik yang diberikan oleh terselenggaranya Formula E Jakarta. Ditambah fakta menyatakan bahwa Formula E Jakarta mencetak sejarah dengan penonton terbanyak sepanjang sejarah Formula E, tentunya menjadi buah manis bagi ekonomi kreatif tidak hanya di Jakarta, bahkan Indonesia.

Ahmad Sahroni selaku Ketua Organizing Committee (OC) Jakarta E-Prix melampirkan data penonton Formula E Jakarta yakni sebanyak 13.4 Juta pasang mata menyaksikan melalui tayangan langsung di stasiun televisi swasta dan 60 ribu orang hadir secara langsung di Jakarta E-Prix International Circuit, Ancol. 

Formula E selain menjadi momentum untuk meningkatkan ekonomi kreatif rakyat juga sebagai momen untuk memperkenalkan pariwisata dan kebudayaan Indonesia pada dunia tentunya, karena bukan masyarakat lokal saja yang terlibat dalam perhelatan besar bertaraf internasional ini melainkan mancanegara-pun terlibat di dalamnya. Dengan demikian pagelaran Formula E Jakarta memberikan dampak yang baik di beragam sektor yakni lingkungan, ekonomi, dan masyarakat sehingga sudah selayaknya kita optimis dan mendukung penuh pagelaran ini sejak awal secara totalitas. Bukan tak mungkin Indonesia Net Zero Emission 2060 dapat tercapai melalui beragam ikhtiar salah satunya pagelaran Formula E.