Mohon tunggu...
Farizan Hawali
Farizan Hawali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Student

Mahasiswa S-1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia Program Kelas Khusus Internasional angkatan 2020/ Law undergraduate student in Faculty of Law, Universitas Indonesia with International Undergraduate Program.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Minoritas dan Islamophobia: Kehidupan Komunitas Islam sebagai Minoritas dalam Menghadapi Islamophobia

30 Maret 2020   18:40 Diperbarui: 30 Maret 2020   18:37 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beliau juga menemukan fakta bahwa selama ini, Indonesia dijadikan kiblat dalam perkembangan dan pengajaran islam di negara-negara non-muslim. Ketika KH. Nasaruddin Umar mengisi materi dan berdialog di komunitas islam di beberapa negara Eropa, seringkali beliau mendapatkan pertanyaan mengenai bagaimana Islam di Indonesia bisa berkembang dan berjalan dengan damai bersama agama-agama lain. Beberapa kali juga beliau mendapati pertanyaan tentang kesediaan Indonesia sebagai negara utama dalam penyebaran dakwah islam ke seluruh dunia dengan cara mengirimkan juru dakwah, guru agama, dan guru mengaji ke komunitas islam yang membutuhkan di berbagai negara non-muslim. Mereka tertarik dengan cara Indonesia dalam hal mendamaikan dan menjadikan semua umat beragama hidup berdampingan. Mereka juga tertarik dengan ajaran islam di Indonesia yang notabene-nya bermahzab Syafi’i. Mereka beranggapan bahwa ajaran islam di Indonesia adalah ajaran islam kedamaian, kedamaian yang dibawa dan disebarkan secara kasih sayang.

Berbicara mengenai peristiwa-peristiwa yang berbau terorisme di berbagai negara di dunia. Pastilah banyak berita yang meangkat berita tersebut. Hampir semua kejadian itu diotaki oleh orang yang mengatasnamakan muslim. Hal itu membuat dunia beranggapan bahwa islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan dan kebencian kepada agama lainnya. Terlebih lagi, di zaman modern ini, informasi bisa dengan cepatnya terdengar oleh masyarakat di belahan bumi lainnya. Hal itu membuat Islamophobia semakin kuat terdengar di banyak negara non-muslim.

Padahal, Islam dalam arti sesungguhnya adalah islam yang mengajarkan kasih sayang, tolerasi, cinta, tanggung jawab kepada semua orang. Bukan hanya kepada sesama muslim saja, tetapi juga semua orang yang ada di muka bumi ini. Jika kita benar-benar mendalami makna islam yang sesungguhnya. Maka kita akan menemukan islam sebagai agama penyejuk dunia. Faktanya, tidak sedikit peneliti-peneliti yang menjadi mualaf setelah meneliti secara mendalam mengenai ajaran islam. Para peneliti itu telah menemukan arti sesungguhnya dari islam dan mereka mendapatkan kebenaran dari hal tersebut.

Jadi sebenarnya, islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan humanis. Tidak sepatutnya kita takut kepada agama islam. Kita boleh membuat regulasi mengenai islam maupun agama lainnya, namun tidak boleh bernada diskriminasi. Karena baik agama islam maupun agama lainnya, pilihan itu adalah hak semua orang untuk memilih yang mana yang menurutnya paling benar dan yang paling membawa keberkahan kepada hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun