Mohon tunggu...
Humaniora

Ingin Bangkitkan Kejayaan, Guru Sekolah Perkebunan Dilatih Active Learning

2 Juni 2017   09:06 Diperbarui: 2 Juni 2017   09:23 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain kelas: Peserta mempresentasikan desain dan peralatan di kelas untuk mendukung active learning. YP PTPN IV didukung USAID Prioritas menggelar pelatihan untuk mengembalikan kejayaan sekolah perkebunan.

Medan: USAID (United States Agency for International Development). Memperluas terhadap dunia pendidikan dengan melatih 180 orang guru perkebunan. Guru-guru ini berasal dari 17 sekolah menengah pertama (SMP), di bawah yayasan pendidikan PTPN IV. 

"Sekolah perkebunan ini merupakan bagian yang sangat penting dari sejarah Sumatera Utara. Mereka sekolah yang hebat pada masanya, kami senang bisa menjangkau mereka." Terang Kordinator Provinsi USAID Prioritas Sumatera Utara. Agus Marwan, di Medan Selasa (30/5). 

Kelompok: Peserta bekerja secara kelompok untuk menganalisis kebutuhan kelas. YP PTPN IV didukung USAID Prioritas menggelar pelatihan untuk mengembalikan kejayaan sekolah perkebunan.
Kelompok: Peserta bekerja secara kelompok untuk menganalisis kebutuhan kelas. YP PTPN IV didukung USAID Prioritas menggelar pelatihan untuk mengembalikan kejayaan sekolah perkebunan.
Kordinator Provinsi USAID Prioritas Sumatera Utara tersebut mengatakan. Pihaknya tidak hanya mendukung sekolah-sekolah negeri, tetapi juga sekolah swasta melalui program diseminasi. Sampai dengan tahun 2017, lebih dari 3.500 pendidik dan tenaga kependidikan telah dilatih. "Sekitar 78 persen yang kami latih adalah guru, termasuk para guru sekolah swasta." Tambahnya.

Konsultan YP PTPN IV Dr.Mutshyuhito Solin M.Pd. Menyebut, pelatihan ini sebagai modal persiapan untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. Menurutnya, guru harus mampu mendesain pembelajaran berbasis Active Learning dan mengintergrasikan literasi agar bisa menerapkan Kurikulum 2013. "Itu sebabnya kami menggunakan modul, metode dan fasilitator USAID Prioritas karena telah teruji mampu menjembatani kebutuhan itu." Tegasnya.

Lebih lanjut Solin mengatakan. Guru harus memiliki minat literasi agar bisa menerapakan Active Learning yang lebih baik. Guru juga harus kreatif dan inovatif, karena itu para guru dituntut senantiasa mencari informasi baru untuk mendukung pembelajaran. "Jika guru sudah bisa menerapkan Active Learning dan literasi,maka itu akan mendukung program pemerintah yaitu pembelajar dan Kurikulum 2013," Tambahnya.

Selain meningkatkan kapasitas guru, YP PTPN IV juga ingin mengembalikan kejayaan sekolah-sekolah perkebunan. Beberapa sekolah berada di Pematang Siantar, Simalungun dan Pebatu merupakan sekolah yang terkenal karena kapasitasnya. Banyak lulusan hebat di sekolah-sekolah ini. "Kami ingin kembali membangkitkan kejayaan itu dengan meningkatkan mutu sekolah." Ujar Solin.

Komentar: Peserta menulis komentar setelah mengamati hasil kerja kelompok lain. YP PTPN IV didukung USAID Prioritas menggelar pelatihan untuk mengembalikan kejayaan sekolah perkebunan.
Komentar: Peserta menulis komentar setelah mengamati hasil kerja kelompok lain. YP PTPN IV didukung USAID Prioritas menggelar pelatihan untuk mengembalikan kejayaan sekolah perkebunan.
Active Learning merupakan model pembelajaran abad 21. Dengan pembelajaran ini, kemampuan dan potensi siswa digali lebih maksimal. Pelatihan Active Learning di lingkungan YP PTPN IV berlangsung selama 3 gelombang, setiap gelombang diikuti 60 guru dan akan berakhir pada 7 juni 2017. Pelatihan dilaksanakan di Wisma Talasari, Kebun Bah Jambi PTPN IV Simalungun.

Program USAID Prioritas merupakan program 5 tahunan yang didanai oleh Badan Pembangunan International Amerika Serikat (USAID). Program ini didesain untuk membawa pendidikan berkelas dunia kepada banyak siswa di Indonesia.

Di Sumatera Utara, USAID Prioritas bekerja di 15 Daerah (Medan, Langkat, Binjai, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Sibolga dan Nias Selatan). Ditambah 2 lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK) yaitu Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU). Sampai dengan tahun 2017, program ini telah memberikan manfaat lebih dari 800 ribu siswa di 5.337 Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun