Permainan sport games merupakan serangkaian permainan kelompok yang diperlombakan, permainan tersebut dimulai dari permainan pipa kelereng lalu engklek bendera dan terakhir bakiak.
Pada serangkaian permainan tersebut di lakukan oleh anak baik ada permainan yang berkelompok dan ada permainan yang individu. Pada permainan pipa kelereng ini dimainkan secara berkelompok dan dilanjut dengan permainan engklek bendera secara individu dan terakhir permainan bakiak secara berkelompok.
Pada permainan yang disebut dengan istilah sport games ini terdapat 2 kata yakni sport dan games. Dalam kata sport ini merujuk pada arti sebuah kegiatan yang memiliki aturan dan terdapat latihan fisik didalamnya, sedangkan dalam kata games merujuk pada arti sebuah permainan.Â
Sehingga saya memberikan sebuah permainan yang melibatkan latihan fisik yakni dimulai dari pipa kelereng, yang mana melatih fisik motorik halus yakni menggerakkan tangan agar kelereng dapat jatuh sesuai tempat yang disediakan lalu engklek bendera yang mana melatih fisik motorik kasar yakni anak dapat melompati arena engklek yang sesuai dengan urutan nomer yang terakhir yakni bakiak yang mana melatih fisik motorik kasar berupa anak berjalan secara bersamaan dengan kelompok mereka dengan menggunakan bakiak. Selain permainan yang melibatkan latihan fisik, dalam sport games juga terdapat beberapa aturan yang harus dilakukan.
Aturan permainan tersebut yakni :
1. Permainan dilakukan secara berkelompok, dengan anggota 3 orang dalam kelompok.
2. Permainan berbentuk kompetisi, yang mana setiap kelompok saling berlomba untuk menyelesaikan tantangan.
3. Terdapat 3 tantangan permainan, yang mana dalam satu kelompok tersebut harus saling membantu satu sama lain.
4. Semua anak wajib menyelesaikan permainan baik yang individu ataupun kelompok.
5. Anak yang sedang tidak bermain dapat memberi sorakan semangat pada kelompok yang sedang bermain, tanpa mengganggu kelompok yang sedang bermain.
6. Anak yang sedang tidak bermain dilarang membantu kelompok yang sedang bermain.
7. Aturan dibaca pada awal permainan
8. Guru dapat membantu memberi arahan saat anak mengalami kesulitan.
9. Pemenang dapat dilihat dari kelompok yang telah menyelesaikan tantangan terakhir, yakni permainan bakiak.
Alat permainan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Kelereng
2. Pipa yang dipotong menjadi 1/2
3. Banner engklek
4. Bendera yang diprint sesuai dengan topik pembelajaran
5. Sumpit (digunakan untuk tiang pada bendera)
6. Wadah/tempat (untuk kelereng dan bendera)
7. Bakiak
Pada permainan tersebut diawali dengan pembentukan kelompok, yang mana satu kelompok berjumlah 3 orang. Dalam satu sesi permainan dapat dimainkan 2-3 kelompok, hal ini menyesuaikan kondisi lapangan.
Setelah pembentukan kelompok, lalu di lanjutkan dengan memberikan arahan terkait cara bermain dan juga aturan yang harus dilakukan pada anak. Setelah anak memahami aturan dan cara bermain, langkah selanjutnya mencontohkan cara bermain pada anak dengan melakukan serangkaian permainan tersebut, hal ini dilakukan agar anak dapat memahami betul cara bermain.
Selanjutnya setelah anak memahami cara bermain melalui arahan dan juga contoh melakukan nya, lalu permainan dapat dimulai.
Permainan pertama yakni pipa kelereng, anak diberikan pipa masing-masing satu lalu memposisikan badan anak dengan miring lalu memposisikan pipa tersebut agar dapat lurus dan kelereng dapat menggelinding ke arah kardus. Setelah kelereng dapat memasuki kardus, barulah dilanjutkan permainan selanjutnya yakni engklek bendera.
Pada permainan engklek bendera ini anak mengambil bendera lalu membawa nya sambil melompati engklek sesuai urutan angka, jika terdapat 2 kotak menggunakan 2 kaki jika satu kotak menggunakan satu kaki. Pada permainan ini anak melakukannya secara individu yakni setiap anak harus mengambil bendera lalu melompat dan menaruh bendera pada keranjang yang telah disediakan. Setelah semua anak menyelesaikan permainan engklek bendera barulah dilanjutkan pada permainan terakhir yakni bakiak.
Pada permainan bakiak ini dilakukan secara berkelompok, yang mana anak harus kompak mengangkat kaki pada permainan tersebut. Anak dapat berjalan dengan menggunakan bakiak hingga finish, yang ditandai dengan adanya guru yang menjaga dan permainan tersebut selesai, bagi anak yang sampai finish terlebih dahulu akan mendapatkan hadiah terlebih dulu dibandingkan dengan kelompok yang tiba setelah mereka.
Pada saat melakukan kegiatan bermain ini diharapkan guru mengawasi anak dan memberikan sebuah pijakan jika anak tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Selain itu pada saat kegiatan bermain ini berlangsung, anak yang tidak bermain dapat berada di tempat selain arena bermain, hal ini bertujuan agar anak yang sedang bermain dapat fokus menyelesaikan permainan dan anak yang tidak bermain dapat memberikan motivasi dukungan pada temannya.
Sport games ini fokus dalam peningkatan kemampuan prososial anak usia 5-6 tahun. Adapun indikator dalam peningkatan kemampuan prososial anak usia 5-6 tahun yakni sebagai berikut:
1. Berbagi
Anak mampu berbagi peran saat bermain
Anak mampu toleran terhadap kelompok saat bermain
Anak mampu memberikan motivasi kepeda temannya saat mengalami kesulitan
2. Kerja sama
Anak mampu berkerja sama dengan baik bersama kelompok
Anak mampu menyelesaikan masalah dengan anggota kelompok saat bermain
Anak mampu bersikap kooperatif dengan membantu memberikan motivasi terhadap teman yang sedang bermain
3. Menolong
Anak mampu menolong anggota kelompok yang mengalami kesulitan saat bermain
Anak mampu mendukung anggota kelompok dengan menghargai usaha mereka
4. jujur
Anak mampu bersikap sportif saat bermain
Anak mampu mendukung teman dengan tutur kata yang baik saat bermain
Anak mampu mengungkapkan pendapat terkait strategi saat bermain
Anak mampu bermain dengan kelompok yang sama dari awal hingga akhir permainan
Dari hasil uji coba permainan pada 3 sekolah, yakni TK Dharma Wanita Persatuan Balonggabus, Ngampelsari dan Balongdowo terdapat beberapa faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan permainan tersebut.
Adapun beberapa faktor penghambat yakni:
1. Bantuan dati guru
Bantuan dari guru secara berlebihan membuat anak merasa kebingungan dan selain itu, anak tidak dapat mengatasi masalah bersama kelompok mereka.
2. Dukungan yang berlebihan
Dukungan dari teman yang berlebihan hingga melintasi arena bermain ini dapat mengakibatkan mengganggu tingkat kefokusan anak, sehingga anak mengalami kebingungan.
3. Teman dekat
Anggota kelompok yang bukan teman dekat anak dapat mempengaruhi anak dalam menyusun strategi bermain, Â sehingga saat mengalami masalah anak tidak melakukan diskusi dan diam menunggu arahan dari guru.
Adapun Faktor pendukung sebagai berikut:
Motivasi teman
1. Motivasi dan dukungan teman dapat memberikan semangat pada kelompok yang sedang bermain.
2. Arahan guru
Arahan dari guru dapat memancing anak untuk berpikir dan berdiskusi dengan anggota kelompok mereka.
3. Teman dekat
Anggota kelompok teman dekat anak dapat mempengaruhi anak dalam menyusun strategi bermain, Â Anak dapat berdiskusi secara aktif semasa mengalamai permasalahan.
4. Hadiah
Adanya hadiah dapat menjadikan anak bersemangat dalam bermain dan berlomba-lomba untuk menang.
Permainan ini merupakan sebuah penelitian skripsi saya yang akan diujikan untuk memperoleh gelar sarjana. Terdapat buku pedoman yang dapat di akses oleh siapa saja melalui flip books dan tata cara bermain dapat dilihat melalui YouTube.
Link flip books https://flipbookpdf.net
Link YouTube
Harapan saya semoga para guru dapat terbantu untuk mengkreasikan pembelajaran bagi anak anak di sekolah dan juga untuk permainan ini dapat dikembangkan kembali untuk penelitian selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H