Mohon tunggu...
Farizah Auliya Brillianty
Farizah Auliya Brillianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maliki Malang

Perbankan Syariah

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sahabatku

10 Mei 2022   07:58 Diperbarui: 10 Mei 2022   08:06 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sahabat ku "Sindi"

Pada saat aku menempuh jenjang SLTA di MA Darut Taqwa dan kebetulan pada saat itu aku juga masihmondok di pondok Ngalah. Aku mempunyai 2 sahabat yag satu benama Sindi dan yg ke-2 bernama April. Temanku yang  bernama Sindi ini satu asrama dengan April namun hanya aku dan April yang satu jurusan sekolah yakni Jurusan IBB sedangkan Sindi MIA. 

Aku dan April berada di kelas IBB 1 sedangkan Sindi MIA 2. Kami bertiga sahabat dekat yang masih berlanjut hingga saat ini. Meskipun berbeda kelas dan berbeda asrama kami tetpa sering jalan-jalan bersama bahkan healing pun bersama. Namun setelah lulus sekolah hanya aku dan April yang bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya yakni jenjang perkuliahan.

Sahabatku Sindi adalah seorang perempuan tunggal yang lahir dan hidup dengan kehidupan ekonomi yang seadanya Ibunya hanya seorang penjual kue basah dan gorengan sedangkan ayahnya sering sakit-sakit an karena memiliki penyakit. Mereka tinggal di Bangil Pasuruan dengan kondisi rumah yang hanya beralaskan tanah. 

Untuk biaya pendidikan selama dia sekolah saja Alhamdulillah dia mendapatkan bantuan dari sekolah dan pondok dengan mendapatkan keringanan membayar SPP sekolah dan uang pondok. Aku dan April pun sangat kasihan dengan dia yang hidupnya seadanya maka dari itu kadang saat istirahat aku dan April iuran untuk membelikan dia snack.

Seusai lulus SLTA aku dan Apil melanjutkan jenjang pendidikan kami yakni Perkuliahan. Aku di UIN Malang sednagkan April di Universitas Yudharta Pasuruan dan masih melanjutkan mondok disana. Sedangkan sindi dia memilih untuk menjadi tulang punggung keluarganya yakni bekerja di pabrik. Dia berusaha mendaftar dari pabrik sau ke pabrik lainnya namun sulitsekali. Pada akhirnya ia pun mendaftar ke pabrik olahan udang dan Alhamdulillah dia keerima sebagai karyawan serta pegawai di pabrik tersebut

Alhamdulillah semenjak dia bekerja disana dia bisa mencukupi kebutuhan keluarga kecilnya.  Meskipun setiap harinya pulang larut malam dan berangkat kerja pagi-pagi sekali dan sampai sulit dihubungi. Semenjak sindi bekerja kami bertiga jarang bertemu. Mungkin sekali-kali aku nyambang april di pondok. Itupun kalau aku dan april bener-bener free libur kuliah. Berbeda dengan sindi yang masih berjuang di masa mudanya untuk menjadi tulang punggung keluarganya.

Aku dna april pun ikut bahagia saat ini sindi sudah bisa mencukupi kehidupan keuarganya meski masih membutuhkan bantuan yang layak. Kalau ada watu aku dan april pun meluangkan waktu untuk berkunjung dan membawakan buah-buahan serta snack ke rumah sindi. Karana menurut aku dan april meskipun kita bereda tetapi kita harus saling membantu satu sama lain karena kita sama-sama makhluk social yang masih sangat membutuhkan bantuang orang lain. 

Kami bertiga bersahabat tak memandang dari sisi apapun. Kami hanya bersaha melengkapi apa yang harus dilengkapi dan memahami apa yang harus dipahami. Karan rezeki kita sudah ada jalannya masing-masing apa salahnya kita memberikan bantuan dengan niatan bersedekah kepada orang yang membutuhkan seperti sahabatku yang bernama sindi ini.

Sampai saat ini kami bertiga masih berhubungan erat layaknya saudara. Oarag tuaku dan orang tuanya april pun sangat berinisiatif membantu sindi karena semua orang pasti membutuhkan sesuatu yang bisa menjadi bahan pokok untuk menjalani kehidupan. Ayahnya sindi sekarang sering sakit dan sering keluar masuk rumah skait karena penyakit yang dideritanya. Namun Alhamdulillah sindi sudah bisa membiayai biaya perawatan penyakit ayahnya. 

Da ibunya pun di buatkan took sembako oleh sindi Karena Alhamdulillah gaji sindi di luar ekspektasinya. Sekarang pun dia sudah bisa beli motor sendiri, bisa memperbaiki rumahnya dan mencukupi kehidupannya. Aku dan april pun ikut senang melihat sisndi yang bangga atas jerih payahnya serta hasil keringatnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun