Mohon tunggu...
Fariz Maulana Akbar
Fariz Maulana Akbar Mohon Tunggu... -

Apakah dengan menjadi Islam saya langsung menjadi demokratis? dan apakah sebaliknya Anda yang demokrat otomatis menjadi Islam?

Selanjutnya

Tutup

Politik

Interpelasi Bau Terasi: Demokrat Feel Sleeping With The Enemy

1 September 2010   10:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:32 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyikapi lambannya pemerintah dalam menyelesaikan gejolak hubungan diplomatik lndonesia dan Malaysia yang sedang memanas. Kegelisahan dan keresahan rakyat kedua negara telah semakin memuncak, sampai-sampai telah diterjemahkan kedalam aksi-aksi anarkis dan tak lupa dalam bentuk terbaru yakni konfrontasi virtual melalui dunia maya.

Kegelisahan dan kerasahan rakyat Indonesia atas lambannya pemerintah dalam menangani krisis hubungan diplomatik anatara Indonesia-Malaysia, akhirnya membuat fraksi Golkar berinisiatif menggalang dukungan untuk mengajukan Hak Interpelasi guna bertanya kepada pemerintah atas kinerja menjaga kedaulatan negara khususnya terhadap gangguan Malaysia. Tetapi yang sangat saya sayangkan reaksi dari petinggi Demokrat. Anas Urbaningrum mengatakan Golkar telah merusak logika politik. Karena dengan Hak Interpelasi, sama saja Golkar bertanya pada dirinya sendiri (Golkar bagian dari koalisi). Menurut saya Demokrat harus menghargai proses politik  yang konstitusional dan sesuai dengan mekanisme yang ada. Golkar mengajukan Hak Interpelasi, sesunguhnya Golkar telah berusaha menterjemahkan inquiri rakyat atas apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi krisis hubungan Indonesia-Malaysia sebagaimana fungsi DPR menurut teori keterwakilan. Disamping itu fungsi dari check and balance antara eksekutif dan legislatif dapat berjalan maksimal meskipun nanti dalam Hak Interpelasi menteri yang menjawab bukan presiden. Ya, idealnya memang presiden sebagai pemimpin kabinet.

Sangat disayangkan memang para elite politik kita selalu bersikap defensif, penuh curiga dan tidak bijaksana dalam menghadapi dinamika politik yang ada. Jadi saya tidak heran, seandainya Hak Interpelasi ini memang benar-benar upaya Golkar menjawab kegelisahan dan keresahan rakyat umumnya dan konstituen Golkar pada khususnya. Anehnya, hal ini justru membuat Demokrat dan Anas merasa tidak nyaman, mereka serasa tidur bersama musuh. Sikap curiga ini jika terus dipelihara akan menghambat kinerja pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun