Mohon tunggu...
FARIZ ABDIKHASAN
FARIZ ABDIKHASAN Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung Semarang

لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perspektif Pandemi di Pesantren

31 Oktober 2020   14:59 Diperbarui: 9 Januari 2021   07:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disusun oleh :

Ira Alia Maerani dan Fariz Abdi Khasan


"Besok diakhir zaman akan ada tho'un (wabah/pandemi), semuanya akan terkena kecuali umatku yang melanggengkan wudlunya"


Pandemi covid-19 adalah suatu hal yang tidak bisa terelakkan lagi dimulai dari bulan maret hingga sekarang ini sangat berdampak pada kegiatan sehari-hari. Hal ini pun juga berpengaruh pada kegiatan di pondok pesantren. Berbagai protokol kesehatan  pun diterapkan di lingkungan pesantren, mulai dari cuci tangan, masker, jaga jarak dan lain  sebagainya.


Berbagai penanganan pun dilakukan, ada pesantren yang memulangkan santrinya, ada juga yang mengadakan isolasi mandiri dalam rangka pencegahan penularan wabah covid-19 ini. Padahal dipesantren itu semua santrinya sudah berada dalam satu lingkungan yang notabenenya sudah terbiasa melakukan berbagai kegiatan bersama-sama jadi menurut saya tidak perlu diadakan seperti jaga jarak dan lain-lain. Bahkan menurut saya ini adalah waktu yang baik bagi pesantren untuk meningkatkan berbagai kegiatan dan kualitas santrinya. Karena santri bisa fokus pada kegiatan yang ada dipesantren.
Sebagai santri kita tidak perlu takut dan khawatir akan wabah covid-19 ini, karena Rasulullah SAW sudah menjamin dalam sabdanya : "Besok diakhir zaman akan ada tha'un (wabah/pandemi), semuanya akan terkena kecuali umatku yang melanggengkan wudlunya". Berdasarkan pada hadits nabi tersebut kita dianjurkan bukan hanya untuk bercuci tangan sebagaimana disampaikan oleh protokol kesehatan namun kita juga sangat dianjurkan untuk senantiasa melanggengkan wudlu, tidak lupa pula senantiasa berdzikir pada Allah SWT agar dapat mendekatkan diri kepada Allah seraya berpasrah kepada-NYA. Itu untuk memperkuat secara batinnya untuk secara dzohir kita juga dianjurkan untuk meminum jamu empon-empon untuk meningkatkan  daya imun tubuh.


Dari kejadian ini pancasila mengajarkan beberapa hal yang sangat bagus untuk diterapkan pada saat ini.


Pertama, kita sebagai rakyat indonesia yang merupakan umat beragama harus senantiasa mendekat kepadanya, dan berpasrah bahwa hanya Allah lah satu-satunya tempat untuk  kembali.


Kedua, kita dianjurkan untuk saling tolong menolong dan berbuat baik kepada sesama terutama kepada rakyat yang menjalani isolasi mandiri.


Ketiga, kita sebagai rakyat indonesia mengambil ibroh dari wabah ini sebagai peringatan agar senantiasa mengedepankan persatuan bukannya malah perpecahan.


Keempat,  kita harus bersama-sama melakukan protokol kesehatan yang diperintahkan oleh pemerintah agar pandemi covid-19 tidak lagi merebak.


Kelima, pemerintah dalam memberikan bantuan terkait subsidi pandemi covid-19 harus merata tidak hanya pada kota-kota besar saja.


Men sana in corpore sano, begitulah kiranya kata yang bisa saya ungkapkan kali ini. Dimana jiwa yang kuat terdapat pada raga yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun