Mohon tunggu...
Fariz AchmadFadlullah
Fariz AchmadFadlullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa jurusan Sosiologi di Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejuta Makna dari Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2

20 Desember 2022   12:37 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:40 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri Kontribusi Sosial di Desa Lebakharjo, Malang Selatan

Mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 ( PMM 2) Merdeka Belajar Kampus Merdeka ( MBKM ) merupakan kesempatan emas bagi mahasiswa, terkadang kita lengah dan selalu berada di zona nyaman, sebagai pemuda penerus bangsa kita harus keluar dari zona tersebut pasti banyak sekali hal-hal yang baru, tantangan yang belum pernah ketemu, permasalahannya yang harus ditangani. 

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka tahun 2022 (PMM 2) merupakan sebuah program pertukaran mahasiswa dalam negeri selama satu semester yang akan mengajak para mahasiswa penerus bangsa, untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi (PT) terbaik di seluruh Indonesia, kita bisa mengambil kredit mata kuliah baik yang linier maupun non linier. 

Mahasiswa juga dapat merasakan secara langsung keberagaman budaya nusantara, baik secara tertulis maupun praktik. Kami juga belajar tentang kebudayaan, kebhinekaan, inspirasi, refleksi dan kontribusi sosial dalam mata kuliah Modul Nusantara. Program ini dikelola oleh Tim Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi  (Kemendikbudristek).

Saya berkesempatan berkuliah di salah satu Universitas terbaik di Kota Malang, Jawa Timur yakni Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) atau yang biasa disebut "kampus putih". Ada 47 mahasiswa dari berbagai suku, budaya dan agama yang berasal dari Sabang sampai Merauke untuk mengikuti program PMM 2 di UMM, dua diantaranya berasal dari Provinsi Bengkulu yakni saya dan Yandika Akbarsidik berasal dari kampus yang sama Universitas Muhammadiyah Bengkulu. 

Kaprodi Sosiologi, Linda Safitra, M.S.i, berpesan "Melalui kegiatan PMM mahasiswa sosiologi khususnya akan memahami, belajar sekaligus praktik  untuk berinteraksi, berosisalisasi dan melakukan adaptasi  dengan lingkungan dan budaya baru yang tentunya berbeda dengan lingkugan dan budaya baru di lokasi universitas yang dituju, selanjutnya secara otomatis tentu akan berkenalan dengan teman-teman baru, dan mempunyai link yang bisa mempermudah akses informasi terkait kegiatan akademik, dan non akademik yang bisa diadopsi di program studi asal, serta berhadapan dengan tantangan-tantangan baru yang membuat mahasiswa semakin kokoh dan tangguh dalam menghadapi tantangan kedepanya di Era Society 5.0. 

Kemudian dengan pengalaman belajar dengan dosen dan teman-teman yang berbeda diharapkan dapat mengadopsi nilai positif yang bisa diceritakan dan dibagikan pengalamannya di universitas asal nantinya, terkait proses belajar, dan motivasi belajar tentunya." Ujarnya.

Tepat pada tanggal 15 September 2022 untuk pertama kalinya kami menapaki kaki di Kota Malang di "kampus putih" yang keren disambut dengan cuaca sejuk beserta pemandangan yang indah dikelilingi oleh gunung dan perbukitan, dari awalnya murung kecapekan karena perjalanan yang sangat melelahkan langsung semuanya berubah saat turun dari bus terlihat wajah senang dan bahagia dari teman-teman semua seolah berkata tantangan baru dimulai. "keren nian kampus kek pemandangannyo mano sejuk pulo disiko," ujar Yandika Akbarsidik saat pertama kali sampai di Kota Malang, arti dari perkataanya yakni "keren banget kampus sama pemandangannya disini juga sejuk,". Di kota sejuk ini kami di tempatkan di Rusunawa Sang Surya 1 UMM.

Awalnya kami berprasangka bakal kesulitan beradaptasi satu sama lain karena bahasa, suku dan budaya yang berbeda, ada yang memakai dialek Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera  ternyata anggapan itu salah besar, justru perbedaan itulah yang membuat kami mudah beraptasi. Bhinneka Tunggal Ika benar-benar kami rasakan nyata disini, kami sering sharing satu sama lain perihal suku, bahasa, budaya atau apapun yang kami bawa dari tempat kami berasal, itu sangat seru dan menambah wawasan. Perbedaan itu indah yang membuat kita mengerti serta menguatkan satu sama lain, sungguh keren Bhinneka Tunggal Ika ini bisa menyatukan kami yang berbeda latar belakang suku, budaya dan agama.

Saya cukup kaget ternyata jam 05.00 WIB mentari sudah terang menyinari Kota Malang dan masyarakat disini sudah mulai beraktifitas, sedangkan di Kota saya jam segitu masih gelap dan baru adzan subuh. Kemudian, kami berkuliah layaknya mahasiswa UMM tanpa di bedakan baik dari mata kuliah, pembelajaran maupun fasilitas walaupun kami mahasiswa PMM, saya sedikit kaget melihat mahasiswi di UMM ada yang tidak berjilbab, karena fikiran saya UMM ini seperti kampus Muhammadiyah pada umumnya yang berbasis Islam, saya bertanya kepada salah satu teman saya yang berkuliah di UMM ternyata mahasiswa dan mahasiswi di UMM tidak hanya beragama islam, bahkan UMM tidak mewajibkan mahasiswi nya untuk memakai jilbab, sungguh keren UMM ini. Kami diterima sangat baik oleh dosen maupun mahasiswa lainnya, tidak hanya itu kami juga berteman dengan Pertukaran Mahasiswa  Internasional dari berbagai Negara seperti Uzbekistan, Kolombia, Mali, Malaysia, dll. Sungguh kesempatan UMM berikan sangat berharga.

Dalam program PMM 2 ada satu mata kuliah wajib yakni Modul Nusantara yang mana bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang kebinekaan, wawasan kebangsaan dan cinta tanah air yang meliputi empat jenis kegiatan, yaitu pertukaran kebudayaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial.

Dalam modul nusantara ini banyak mempelajari kebudayaan Provinsi Jawa Timur salah satunya budaya masyarakat Suku Tengger, tentunya sambil berwisata dan menikmati keindahan alam bromo. 

 Kami berbincang dan sharing dengan masyarakat asli suku tengger, selain alam Bromo yang sangat indah ternyata banyak hal menarik dari budaya masyarakatnya. Salah satu budaya mereka yakni penggunaan kain sarung, masyarakat tengger menggunakan sarung alasannya bukan semata karena suhu yang dingin tetapi  sebagai identitas masyarakat asli tengger, dalam kegiatan apapun baik bekerja ataupun keluar dari desa mereka selalu menggunakan kain sarung tersebut, jika mereka tidak menggunakan kain sarung maka dianggap tidak mengakui dan tidak bangga terhadap suku sendiri. 

Selain itu, ada juga adat upacara  kasada, upacara  kasada  tersebut  dilakukan  setahun  sekali yang  tempatnya  berada  disebuah  pura  luhur  yang kini  berada  di  bawah  kaki  Gunung  Bromo  yang disebut  sebagai  Pura  Luhur  Poten  Gunung  Bromo. Dalam  upacara  tersebut  dilakukan  pada  malam  hari.

Dokpri  tanya jawab bersama masyarakat suku tengger
Dokpri  tanya jawab bersama masyarakat suku tengger
Tujuan upacara kasada yakni untuk meminta keselamatan, memohon hasil panen selalu berlimpah dan dijauhi dari musibah dan bahaya.

Selain itu, kami tidak hanya berwisata dan bersenang-senang, ada kegiatan kontribusi sosial nyata yang kami lakukan saat desa Lebakharjo Kecamatan Ampel Gading Kabupaten Malang Selatan berduka karena bencana banjir dan longsor. Banyak rumah warga yang rusak, jembatan putus, dan kekurangan bahan pokok seperti makanan, obat-obatan, popok bayi, dll.

dokpri Kontribusi Sosial di Desa Lebakharjo, Malang Selatan
dokpri Kontribusi Sosial di Desa Lebakharjo, Malang Selatan
Tanpa berlama-lama, kami langsung mengadakan rapat bersama dosen modul nusantara dan disambut dengan baik itikad baik kami. Besok sore kami langsung berangkat menuju lokasi bekerja sama dengan Tim  Mahasiswa Relawan  Siaga  Bencana  (Maharesigana)  UMM,  Tim Muhammadiyah  Disaster  Management  Center  (MDMC), LAZISMU dan tim kesehatan RSI Aisyiyah. 

Kami disana tidak hanya kerja bakti mengevakuasi rumah warga yang terkena dampak banjir dan longsor, ada juga kegiatan bakti sosial kami memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok seperti popok dan sembako yang mana bantuan tersebut hasil dari sumbangan mahasiswa PMM-2 UMM, trauma healing yang mana kami sharing beserta anak-anak yang terkena dampak banjir, selain itu kami dibantu oleh tim kesehatan RSI Aisyiah memberikan pelayanan kesehatan gratis terhadap warga dampak bencana alam dan kami juga menyediakan dapur umum untuk makan bersama-sama tim dan warga.

dokpri memberikan pelayanan kesehatan gratis bersama Tim Kesehatan RSI Aisyiyah
dokpri memberikan pelayanan kesehatan gratis bersama Tim Kesehatan RSI Aisyiyah

Pengalaman yang sangat berharga bagi mahasiswa PMM 2 UMM, bisa membantu satu sama lain tanpa melihat latar belakang suku, budaya, bahasa maupun agama. Sebaik-baiknya manusia adalah menjadi manusia berguna dan membantu satu sama lain. Sungguh indah Indonesia memiliki dan menjalankan konsep Bhinneka Tunggal Ika.

Rasa bangga dan syukur Mahasiswa PMM 2 UMM bisa membuktikan indahnya keberagaman dan toleransi antar suku bangsa dari Sabang sampai Merauke, jika kita tidak bisa menyatukan perbedaan maka buanglah perbedaan itu dan satukanlah persamaan kita, jangan sampai ada lagi perpecahan karena berbeda pandangan politik, berbeda suku, ras, agama karena kita satu Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.

Sungguh sejuta makna yang kami dapatkan dengan mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2.

Bertukar Sementara

Bermakna Selamanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun