Mohon tunggu...
Ahmad Farith
Ahmad Farith Mohon Tunggu... Tentara - "Berusaha sedikit keras tidak akan membuat mu mati"

A patient that need heal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Amatan Sang Pemimpi

11 Oktober 2020   05:15 Diperbarui: 11 Oktober 2020   20:49 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit merah,

Mentari mengintip dari ujung dunia,

Burung bernyanyi indah,

Menandakan waktunya bangkit tiba.

Berjalan di muka laut,

Air menerpa kaki,

Pikiran terbawa angin dan terikat ,

Terasa seakan bukan dunia ini.

Terkadang berpikir,

Apa ada dibalik pelangi,

Kebahagian yg tiada akhir,

Atau aku hanya senang menjadi pemimpi.

Awan kelabu,

Air kehidupan akan turun,

Langit akan menangis,

Dan aku masih mencari tahu.

Gelap berganti terang,

Tangisan langit menghilang,

Cahaya mentari berlari melewati celah,

Mungkin aku hanya lelah.

Awan merah menebar pesona,

Perlahan mentari melangkah pergi,

Mengucap selamat tinggal dari barat dunia,

Aku terbisukan melihat semua yg terjadi.

Melihat semuanya mulai gelap,

Sang rembulan tak ingin semuanya resah, 

Menerangi semua dengan cahaya redup,

Dan aku hanya bisa pasrah.

Berbadan besar dan kokoh,

Terus berdiri mematung di tempatnya,

Sembari memikul tanggung nafas dunia,

Aku bermimpi tuk mencoba jadi si batu gagah.

Aku sang pemimpi,

Mencari keajaiban sang Pencipta,

Apa saja yg indah menurut manusia,

Pasti akan ku datangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun