Karena perkembangan teknologi, banyak perubahan yang terjadi secara cepat. Saat ini, mungkin kita bisa melihat tren A, kemudian berubah lagi menjadi B, lalu berganti menjadi C dalam kurun waktu tidak sampai tiga bulan. Mau tidak mau, hal ini tidak bisa dihindari karena teknologi memang mempercepat terjadinya perubahan.
Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi pemimpin. Mereka dituntut untuk bisa memimpin orang-orang di zaman dengan VUCA (volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity) yang tinggi.
Mengapa Kita Perlu Pemimpin Transformasional?
Sederhananya, kita perlu pemimpin transformasional sebagai nahkoda bagi kehidupan kita. Ibaratnya, pemimpinnya adalah nahkoda, orang yang dipimpin adalah awak kapalnya, kehidupan/organisasi adalah kapal, dan ketidakpastian zaman adalah lautan "buas".
Seorang nahkoda yang ulung bisa mengatasi laut yang "buas" dan mengantarkan kapal beserta awaknya ke tempat tujuan.Â
Tanpa adanya pemimpin transformasional, kehidupan di bidang apa pun, baik itu secara individu, kolektif, bahkan perusahaan/organisasi bisa karam karena "dimakan" oleh "buasnya" lautan bernama ketidakpastian.
Seperti Apa Pemimpin Transformasional di Mata Penulis?
a. Adaptif
Seorang pemimpin transformasional pastinya wajib punya sifat adaptif karena jika tidak mampu beradaptasi, apalagi di zaman yang penuh ketidakpastian, maka risikonya sangat tinggi, baik itu untuk pemimpin, mau pun orang yang dipimpinnya.
Beradaptasi yang dimaksud penulis di sini termasuk memakai teknologi baru, bekerja dengan generasi yang lebih tua atau lebih muda dari mereka, dan menyesuaikan dengan aturan dari regulator (pemerintah).
b. Empati
Hal ini yang tidak dimiliki oleh tiran atau "bos", yaitu empati. Seorang pemimpin transformasional bisa berempati dengan lingkungna sekitar mereka, terutama kepada orang yang mereka pimpin.
Tanpa adanya empati, seorang pemimpin akan beranggapan bahwa orang yang mereka pimpin itu ada hanya untuk disuruh saja atau menjadi batu loncatan karir. Tentunya kita tidak mau punya pemimpin seperti itu bukan?
c. Teladan
Rasanya percuma kalau hanya bisa berucap, tetapi tidak bisa melakukannya. Bahkan terkadang orang bermental bos suka memberi target atau permintaan yang tidak sesuai dengan SMART goals (specific, measureable, achieveable, relevant, time-based), padahal belum tentu mereka bisa mengerjakan hal tersebut atau tidak tahu proses untuk mencapai tujuannya.
Pemimpin transformasional itu sebaiknya menjadi teladan bagi orang yang mereka pimpin. Tidak hanya soal hard skill, bahkan juga soft skill-nya.
d. Bertanggung Jawab
Mungkin ada pengalaman teman-teman yang punya bos/pemimpin, tetapi tidak bertanggung jawab dengan apa yang mereka putuskan. Padahal keputusan mereka, tetapi demi menjilat bos atau mempertahankan jabatannya, mereka "menumbalkan" bawahannya sendiri.
Kalau pemimpin transformasional, pastinya akan bertanggung jawab atas apa yang mereka putuskan. Bahkan, mereka akan melindungi anak buahnya di depan umum jika ada kesalahan dan mengoreksi bawahannya di ruang privat.
e. Suportif
Tidak sekedar menyuruh-nyuruh saja layaknya "bos". Pemimpin transformasional akan memberikan support kepada orang yang mereka pimpin.
Support ini bisa berupa alat, modal, back up, atau memberikan saran/feedback.Â
Jadi, tidak ada istilah "tidak mau tahu", apalagi cuma mau tahu beres saja.
f. Terbuka dengan Masukan
Penulis yakin, tidak sedikit teman-teman juga pernah menghadapi pemimpin/bos yang tidak mau menerima masukan. Sekali  diberi masukan malah tersinggung, atau berakhir dengan surat peringatan dari HR. Lucunya, terkadang pemimpin/bos seperti itu suka minta masukan. Terdengar kebohongan belaka ya?
Padahal, pemimpin transformasional itu wajib terbuka dari masukan. Bukan justru malah tutup telinga, apalagi di zaman yang VUCA-nya tinggi seperti sekarang.Â
Memangnya kalau nahkoda memasang sumbatan di telinganya bisa mendengar awak kapal yang berteriak karena ada kebocoran kapal?
g. Tidak Mudah Emosi
Sebagai pembuat keputusan, pemimpin transformasional wajib mengambil keputusan dengan benar. Karena itulah, mereka tidak boleh mudah tersulut emosinya atau dengan kata lain sumbu pendek. Apalagi dengan banyaknya perubahan, pasti ada saja yang membuat naik darah.
Mengambil keputusan saat emosi, berarti lebih dominan perasaan daripada logika saat mengambil keputusannya. Hal ini tentunya dapat membahayakan organisasi.
Kalau mau menjadi pemimpin transformasional, jadilah orang yang berkepala dingin.
h. Mampu "Mentrasnformasi" Orang yang Dipimpin
Penulis percaya bahwa pemimpin yang sukses adalah mereka yang berhasil menciptakan pemimpin baru alias good leader create good leaders.Â
Bisa dibilang, pemimpin transformasional itu mampu mentransformasi orang yang dipimpin menjadi versi terbaik dari mereka. Bahkan menjadi pemimpin transformasional selanjutnya.
i. Menilai secara Objektif
Favoritsm atau menyukai sesuatu secara subjektif, terutama dalam kinerja bawahan adalah hal yang dapat membiaskan penilaian.Â
Seorang pemimpin transformasional akan menilai sesuatu dengan seobjektif mungkin. Tidak ada namanya "anak emas".
Kalau belum Menemukan Pemimpin Transformasional, Maka Jadilah Pemimpin dengan Ciri Tersebut!
Penulis yakin, tidak semua orang punya keberuntungan yang sama, termasuk mendapatkan pemimpin. Mungkin saja ada pembaca yang menemukan pemimpin tidak kompeten. Contohnya adalah mudah emosian untuk segala sesuatu dan tidak mau beradaptasi dengan perubahan. Hasilnya, jangankan masa kini, rasanya masa depan suram.
Bak kalau belum menemukan orang baik, maka jadilah orang baik. Jika belum menemukan pemimpin transformasional, tidak ada salahnya untuk belajar menjadi pemimpin transformasional.
Semoga pembaca bisa menjadi atau menemukan pemimpin transformasional dalam kehidupan ini ya. Karena saat ini yang merupakan zaman dengan perubahan yang cepat, kita tidak butuh pemimpin yang kolot dan tidak mau beradaptasi, apalagi tiran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI