"Hmmmmm....... ku panggil Far aja kalo gt." Ujarnya.
"Ok. eh kapan free? ngopi yuk." Tanyaku
"Hmmmm boleh, tp kapannya kapan ntuh?" Ucapnya.
"Gini aja catet nomor WA mu di selulerku." Tegasku sambil menyodorkan
"Dih modus." Lontarnya.
"Namanya juga cowok masak kagak modus. Bukan cowok dong kalo gak modus. Hahahaha." Candaku sambil terkekeh.
Dari situlah aku dengan dirinya mulai sering menghubungi melalui seluler. Bahkan kami pun udah tiga kali sering keluar bersama. Sampai ada sebuah kejadian yang bagiku tak mengenakan baginya. Malam itu  kami berdua keluar menuju riuhnya bazar di desaku. Sungguh sial saat kami pulang. Motor tua yang kami kendarai secara tiba saja bannya bocor. Untung saja jarak dari rumahku tak jauh. Cuma sekitar 50 meter dari tempat kejadian.
"Eh bentar dew, kerasa kagak kalo motornya meleyot?" Tanyaku.
"Masak sih?" Dia mengernyitkan dahinya sambil duduk berada diboncengan motor tua itu.
Secara tiba saja aku berhenti.
"Bentar, mohon maaf kamu turun bentar. Bocor keknya ini." Ujarku sambil menolehkan ke pusat yang menyebabkan motor tua itu menjadi tak seimbang.