Tapi ga Cuma HCV sih, banyak lagi yang harus dikaji lebih dalam. Misal, skenario limpasan air atau pemasangan alat pengontrol tinggi muka air atau debit air di sekitar areal tambang. Jadi apakah ada perubahan signifikan atau engga selama penambangan. Sebenarnya kalo mau dilihat, ini bisa aja dilakukan kok, toh sekarang juga tambang semennya udah besar disana. Saya malah heran kok ributnya baru sekarang? Kenapa ga di cek perubahan debitnya aja sekarang, atau di cek ada banjir ga di permukiman hilir yang tadi saya sebutkan.
Aktivis lingkungan perlu juga menambah bekal-bekal yang cukup secara saintifik yang bisa membantah statement-statement yang mengatakan bahwa di kawasan karst ini tidak terdapat mata air. Ini kan yang dijadikan dasar juga soalnya. Padahal dari penelusuran mbah google sih buanyak banget jurnal yang mengatakan kalo sekitar karst ini banyak mata air.
Pemerintah juga perlu menambah bekal yang cukup buat bilang kalo yang ditambang itu tidak berdampak siginifikan terhadap kawasan hilirnya. Atau memberikan solusi tenagh-tengah seperti, contohnya HCv, dsb. taau kalo perlu studi bersama dengan pihak yang menolak, turun ke lapangan bareng-bareng bukan saling tuding.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H