PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN IKAN CUPANG HIAS DI SAWANGAN, Â KOTA DEPOKÂ
*korespondensi penulis
1. Eveline MeisyaaÂ
 - Akuntansi S1, Ekonomi, Universitas Pamulang
- Â evelinemeysia3@gmail.com
2. Dewi Afrianti Susanti SitorusbÂ
- Â Akuntansi S1, Ekonomi, Universitas PamulangÂ
- Â dewiafrianti358@gmail.com
ABSTRAK
Ikan cupang hias merupakan salah satu jenis ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak terdapat di pasaran. Harga ikan cupang jantan berkisar Rp. 5.000, - Rp. 1.000.000,- per ekor.Â
Di Kabupaten Depok kebutuhan ikan cupang masih dipenuhi dari berbagai daerah di luar Depok, seperti Bogor dan Sukabumi. Kabupaten Depok merupakan salah satu daerah potensial yang dapat dikembangkan untuk pengembangan kewirausahaan budidaya ikan cupang hias.Â
Teknologi pembenihan ikan cupang sudah tersedia di Balai Penelitian Ikan Air Tawar maupun di pihak swasta, namun di Kabupaten Depok para masyarakat ikan cupang untuk penyediaan jasad pakan (pakan hidup) masih tergantung dari alam.Â
Dengan menerapkan sistem budidaya pakan hidup yang berkesinambungan pada usaha pembenihan ikan hias cupang di tingkat masyarakat, maka akan mendukung keberhasilan produksi benih.Â
Tujuan pengkajian adalah untuk menerapkan dan menyebarluaskan teknologi pembenihan ikan cupang hias dan meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten Depok.Â
Penjualan dilakukan bulan Januari-Desember 2019 yang dilaksanakan secara partisipatif. Masyarakat kooperator berjumlah tujuh orang yang dibentuk menjadi dua kelompok. Induk cupang yang digunakan tujuh pasang adalah jenis "Serit" dan dipijahkan dalam tujuh akuarium berukuran 20 x 20 x 25cm.Â
Perlakuan yang diberikan adalah : A.Induk jantan diambil setelah pemijahan selesai .B.Induk jantan diambil setelah burayak berumur tiga hari. C. Induk jantan diambil setelah burayak berumur tujuh hari. Semua perlakuan diulang tiga kali.Â
Pemeliharaan burayak sampai umur 14 hari diberi pakan Moina sp, umur 14-30 hari di beri pakan Moina sp dan Daphnia sp, umur 30-45 hari diberi pakan Daphnia sp dan larva nyamuk Chironomussp. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa jumlah telur berkisar 408-815 butir per ekor induk.Â
Derajat pembuahan berkisar 80,5-94,5 persen,dan penetasan 74,5-95,8persen. Masa inkubasitelurialah 25-31 jam. Kelangsungan hidup benih pada umur 14 dan 45 hari pada perlakuan B mencapai 87,5 dan 87,0 persen jauh lebih baik bila dibandingkandengan perlakuan C yaitu 82,0 dan 81,5 persen dan perlakuan A. 81,5 dan 80,0 persen. Secara ekonomis keuntunganyang diperolehdariusaha pembenihan ikancupang cukuptinggiyaitu Rp.3.390.000/1,5bulan/periode pemijahan.
Kata kunci:Bettasplenders,pembenihan,pemisahan induk jantan,kelangsungan hidup,tingkat keuntungan
PENDAHULUAN
Kabupaten Depok merupakan salah satudaerah di Provinsi Jawa Barat yang cukup potensial untuk pemasaran ikan hias, khususnya ikan hias cupang.Â
Di samping itu banyak penggemar ikan hias cupang di Kabupaten Depok yang ingin mengoleksi ikan cupang dari kelas berkualitas bagus yang biasanya dengan harga cukup mahal,tetapi permintaan ini tidak dapat terpenuhi.Â
Beberapa petani di Kabupaten Depok telah mencoba untuk membenihkan ikan cupang hias, namun produksi benih yang dihasilkan masih rendah dan bentuk serta warnanya kurang menarik.Â
Selama ini di Kabupaten Depok kebu-tuhan ikan cupang hias masih dipenuhi dari berbagai daerah di luar Depok seperti, Bogor dan Sukabumi.Â
Dalam pengembangan kewirausahaan budidaya ikan cupang hias tidak memerlukan lahan yang luas,cukup di wadah-wadah seperti akuarium, stoples ataupun baksemen ukuran 1-3m2,namun di-perlukan ketekunan dank etelitian dari petaninya.
Ikan cupang hias adalah salah satu jenis ikanhias yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak terdapat di pasaran. Harga ikan cupang jantan berkisar Rp.5.000,- Rp.1.000.000,-perekor.Â
Ikan ini berasal dari Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ikan cupang hias,terutama yang jantan lebih dicari dan harganya lebih mahal, karena memiliki warna yang lebih menarik, lebih ramping dan lebih panjang siripanal dan sirip punggungnya disbanding betina (Madsen, 1975).Â
Ikan cupang jantan dewasa biasa digunakan sebagai ikan laga (fightingfish),Karena memiliki kebiasaan untuk saling menyerang bila ditempatkan bersama-sama dalam satu wadah, namun bersifat toleran terhadap jenis ikan lain.Â
Ikan cupang hias dapat mentolerir kisaran suhu lingkungan antara 25 -290C serta memiliki laju pertumbuhan yang cepat (Madsen,1975). Disamping itu ikan ini merupakan salah satu ikan hias berlabirin (Migdalskidan Fitcher,1983).
Dikalangan penggemar ikan hias di Indonesia,ikan yang gemar "berlaga" lebih populer dengan sebutan ikan cupang hias. Sebenarnya ikan yang Bernama cupang sama sekali tidak gemar berlaga dan nama latinnya pun lain, yaitu Ctenopsvittatus (LinggadanSusanto,1987).
Namun, tentunya tidak mudah mengubah sebutanyang terlanjur populer di kalangan penggemarnya yaitu, sehingga kata cupang tetap dipakai untuk menyebutikan betta alias laga.Â
Ada tiga jenis cupang yang popular dimasyarakat. Pertama,cupang untuk hiasan antara lain : kumpai, serit dan slayer pancawarna, semua ini disebut Bettasplendens. Kedua, betta aduan antara lain: Betta Singapura (Betta imbilis), Adu Kamboja/Singapura Belgi (Betta smaragdina) dan Bagan (Betta imbilisvar sumatraensis).Â
Ketiga,cupang hias yang dapat diadu merupakan tipe yang popular yang biasa disebut three colour atau panca warna ekor pendek antara lain: Betta Malaysia (Betta imbilis var Malayah). Selama ini untuk mendapatkan ikan cupang yang berkualitas, para penggemar ikan cupang di Indonesia masih mengimpor dari Malaysia, Singapura dan Thailand,sehingga pengembangan usaha pembenihan ikan ini sangat menjanjikan.
Masyarakat di Kabupaten Depok selama ini, dalam pemeliharaan benih ikan cupang hias masih menggunakan pakan hidup yang diperoleh dari alam, sedangkan dari alam pasokan pakan hidup sangat terbatas dan tergantung pada cuaca. Padahal untuk penyediaan pakan hidup selaindari alam dapat disediakan dengan cara mudah melalui budidaya.Â
Teknologi pembenihan ikan hias termasuk budidaya pakan hidup sudah tersedia baik di Balai Penelitian Ikan Air Tawar maupun di pihak swasta, namun teknologi ini belum berkembang dan diterapkan dimasyarakat ikan cupang hias di Kabupaten Depok.Â
Dengan menerapkansistem budidaya pakan hidup yang berkesinambungan pada pengembangan kewirausahaan budidaya ikan cupang hias di tingkat masyarakat, maka akan mendukung keberhasilan produksi benih.
Tujuan penjualan ialah untuk menyebarluaskan dan memasyarakatkan teknologi pembenihan ikan hias cupang yang meliputi pemijahan, penyediaan jasa dan pakan (budidaya pakan hidup), pemeliharaan larva dan cara pemberian pakan, meningkatkan pendapatan masyarakat serta untuk mengantisipasi permintaan ikan cupang ditingkat masyarakat yang semakin meningkat di Kabupaten Depok maupun di luar kabupaten.
METODE PENELITIAN
Penjualan teknologi pembenihan ikan hias cupang dilakukan di Kabupaten Depok di Kecamatan Depok dan Sawangan yang pelaksa naannya dimulai dari bulan Januari sampai Desember 2019.
Penjualan dilakukan melalui survey dengan metode observasi dan wawancara dengan beberapa masyarakat ikan cupang serta melalui uji coba.
Survey lapangan ditujukan untuk mengetahui jumlah petani dan lamanya menjadi petani ikan cupang,aspek-aspek pembenihan yang meliputi:luas lahan system pemijahan,penyediaan jasa pakan, cara pemberian pakan,pemeliharaan larva, dan sistem pemasaran serta permasalahan yang dihadapi.
Uji coba komponen teknologi yang dikaji adalah system pemeliharaan larva yaitu pada akuarium penetasan A(induk jantan diambil setelah pemijahan), akuarium penetasan B (induk jantan diambil setelah burayak berumur tiga hari), dan akuarium penetasan C (induk jantan diambil setelah burayak berumur tujuh hari), dimana masing-masing perlakuan diulang tiga kali.
Sebelum ikan cupang dipijahkan, petani menyiapkan jasa pakan berupa Moinasp.,Daphnia, dan larva nyamuk Chironomus melalui budidaya dengan menggunakan kolamsemen/terpalvolume 1m3,diisi air bersih dan pupuk.
kotoran ayam kering 1-1,5 kg dan kedelai 0,2 kg yang dibungkus kain kasa dan diletak kan bergantung. Kemudian, tebarbibit Moina sp. (2g/m3) atau Daphnia (5g/m3) sehari setelah pemupukan awal.Pemupukan ulang 0,2-0,5 dosis, dilakukan 4-7 hari dari pemupukan awal.
Panen moina sp. dilakukan setelah 7-8 hari, danuntuk mendapatkan Moina sp. setiap hari diperlukan 6 kolam.Dengan cara ini dapat dipanen Moina sp. 200-400 g/m3air. Sedangkan Daphnia dipanen setelah 21 hari, dan berturut-turut setiaphari selama sebulan yang banyaknya 25 g/m3 air serta diperlukan 2 kolam untuk mendapatkan panen yang berkesinambungan.Untuk penyediaan Chronomus, dapat dibudidaya bersamaan dengan Moina sp. dan Daphnia yaitu dengan cara mengambil telur nyamuk dari bak-bak Moina sp.Â
Atau Daphnia pada pagi hari.Telur-telur yang diperoleh diletakkan didalam nampan plastik,yang sudah diisi media berupa lumpur kolam setinggi 1 cm dan ditaburi tepung kedelai. Nampan-nampan tersebut diletakkan pada rak,dan setelah 6 hari,larva Chironomus dapat dipanen.
Petani yang dilibatkan berjumlah sembilan orang dan dibentuk menjadi dua kelompok serta masing-masing masyarakat memiliki lahan 20-50m2.
Jenis ikan cupang yang dipijahkan adalah jenis serit dengan kisaran umur 5-6 bulan dan ukuran panjang 5,2-8,0 cm dengan jumlah induk tujuh pasang dan cukup matanggonad.Induk-induk ikan dipelihara dalam 18 akuarium berukuran 20x20x25 cm secara terpisah antara jantan dan betina.
Induk diberipakan daphnia dan larva Chironomus dua kali sehari,penggantian air dilakukan tiga hari sekali.
Setelah ke-7 ekor induk jantan mengeluarkan gelembung udara di permukaan air (shobu), ke-7 ekor induk betina dimasukkan dengan perbandingan 1:1.Setelah pemijahan,ke-7 ekor induk betina diangkat agar telur tidak dimakan.Â
Telur dihitungdan dipindahkan ke akuarium penetasan (ukuran sama dengan akuarium pemijahan)dengan diberikan perlakuan serta diambil sampel telur untuk pengamatan derajat pembuahan.derajat penetasan dihitung berdasarkan jumlah telur yang tidak menetas pada setiap akuarium penetasan.
Pemeliharaan larva di akuarium penetasan sampai berumur 14 hari. Pakan yang diberikan pada hari ke-3 sampai ke-14 adalah Moinasp., yang disaring beberapa kali dengan frekuensidua kali perhari. Setelah itu benih dipindah kewadah yang lebih besar volume 20 liter sampai benih berumur 30 hari. Pakan benih umur 14 hari sampai umur 30 hari berupa Moinasp ditambah Daphniasp yang disaring dan diberikan 2 kali/hari.
Pakan benih umur 30-45 hari berupa Daphnia sp dan Chironomus sp 5-10 ind./ekorikan dengan frekuensi dua kali/hari. Melewati 1,5 bulan ikan cupang dapat diseleksi berdasarkan jenis kelamin.Peubah yang diamati adalah kelangsungan hidup benih dan pertambahan panjang total tubuh. Suhu dan pH air pada wadah pemeliharaan benih diukur setiap hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kinerja Umum Usaha Pembenihan
Dengan adanya petani pembenih ikan hias cupang di Kabupaten Depok, selain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat itu sendiri, juga dapat membuka kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitarnya.Sejalan dengan usaha pembenihan tersebut, usaha lain yang ikut tumbuh dan berkembang adalah usaha penyediaan jasa pakan.Â
Hal ini dapat dilihat dengan adanya pencari jasa pakan sebanyak enam-delapan orang (umumnya anak-anak berumur antara10-16 tahun) yang menjualnya kepada para petani ikan hias cupang dengan harga jualRp. 2.000,- - Rp.5.000,-/ember (100-250 g berat kering)dalam waktu dua-tiga kali perminggu.
Produksi ikan cupang di Kabupaten Depok sebagian besar dijual kepada masyarakat penyayang ikan cupang yang ada di Kabupaten Depok. Sebagian besar pembeli terdiri dari anak-anak sekolah yang mempunyai hobi koleksi ikan hias cupang.
Berdasarkan hasil survey didua kecamatan yaitu: Kecamatan Depok dan Sawangan terdapat tujuh orang masyarakat peternak ikan hias cupang.Â
Dari ke tujuh orang masyarakat tersebut empat orang masyarakat sudah melakukan pembenihan dua-enam tahun dan sisanya lima orang masyarakat dibawah dua tahun.
Ke-7 orang masyarakat tersebut dalam memasok jasa pakan untuk ikan hias cupang, ada yang mencari sendiri dari alam (tujuh orang masyarakat) seperti menyerok kutu air dari selokan-selokan,kubangan air yang tergenang, sungai-sungai kecil, dan ada yang membelinya dari pencari jasa pakan (dua orang masyarakat).Â
Di samping itu ada dua orang masyarakat ikan cupang yang juga menjual jasa pakan Moina sp dan Daphniasp yang diambil dari Bogor dan Jakarta,selain mencari sendiri dari Kabupaten Depok.
Mereka menjualnya dengan harga Rp.1.000,- - Rp. 2.000,-/kantong plastik es (200 ml).Berdasarkan pengamatan hasil penjualan jasa pakan tersebut setiap harinya laku terjual 1-2l/masyarakat.
Dari data pencari/penjual jasa pakan sebanyak 8-10 orang,maka dapat memberikan suatu indikasi bahwa usaha budidaya jasa pakan memiliki prospek yang cukup baik disamping usaha pembenihan ikan hias cupang itu sendiri.
Tingginya angka kematian ikan hias cupang ditingkat masyarakat sebelum dilakukan penjualan yaitu sebesar 55 persen,diduga disebabkan oleh kurangnya suplai makanan yang sesuai baik ukuran maupun jumlahnya. Selain itu pakan hidup hanya diperoleh dari alam yang sangat dipengaruhi oleh cuaca,sehingga dapat mempengaruhi kelangsungan hidup benih ikan cupang.Â
Budidaya Jasa Pakan
Hasil panen budidaya jasa pakan diperoleh Moina sp. sebanyak 200-400 g/m3 air setiap hari dari setiap kolam.Dengan adanya sembilan kolam Moina sp. yang tersedia maka akan didapatkan Moina sp. secara berkesinambungan dan akan mencukupi pakan untuk burayak (larva) dan benih ikan cupang.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Chumaidietal.(1992) bahwa untuk melakukan pembenihan ikan hias,terlebih dulu harus mempersiapkan jasa pakan melalui budidaya.Sedangkan untuk panen daphnia diperoleh 25 g/m3air media setiap hari selama satu bulan dan untuk panen yang
berkesinambungan serta mencukupi pakan benih cukup diperlukan dua buah kolam. Hasil panen larva nyamuk chironomus dari satu bak Moina sp. dan daphnia sp diperoleh 40.000-60.000 ekor larva/m3.
Moinasp. termasuk filum Arthropoda, kelas Crustacea,Bangsa Cladocera,suku Moinidae, marga Moina dan jenis Moina sp. Bentuk tubuh membulat,garis tengah0,9-1,8 mm, berwarna kemerahan. Moinasp .mulai menghasilkan anak setelah berumur empat hari,jumlah anaknya selama hidup dapat mencapai 211 ekor.Â
Setiap kali beranak rata-rata berselang 1,25 hari,dengan rata-rata jumlah anak sekali keluar 32 ekor/hari.Umur hewan ini ialah 13 hari.
Moinasp hidup pada perairan yang tercemar bahan organik di kolam, rawa yang banyak rumput-rumput yang mati, kayu yang membusuk,dan adanya kotoran hewan yang menghasilkan mikroorganisme. Pertumbuhan moinasp.yang baik ialah pada suhu berkisar antara 14-30 0C, pH berkisar 6,5-9,0, jenis makanan yang baik untuk pertumbuhannya adalah bakteri (Chumaidi et al.,1992).
Daphnia termasuk filum Arthropoda, ke-las Crustacea, bangsa Cladocera, suku Daphni-dae, dan jenis Daphnia sp. Bentuk tubuh lonjong,pipih dan segmen badan tidak terlihat,Panjang 3-
4 mm, berwarna merah darah. Umur daphnia mulai beranak yaitu lima hari. Jumlah anak sekitar 558 ekor selama hidupnya. Umur daphnia 34 hari. Selang rata-rata beranak 1,5 hari dengan rata-rata jumlah anak yang dikeluarkan 39 ekor. Pertumbuhan daphnia yang optimum ialah pada suhu perairan 210C dan pH berkisar antara 6,5-8,5.Â
Jenis makanan yang baik bagi pertumbuhannya ialah bakteri (Chumaidi et al., 1992). Satyani(2003) mengatakan bahwa, Daphnia sp merupakan pakan yang paling baik untuk menunjang produksi telur dan larva. Selanjutnya dikatakan bahwa jasa pakan ini mengandung air 90,78 persen, protein 60,12 persen, lemak 8,10 persen,seratkasar 2,58 persen dan abu 4,76 persen.
Chironomus termasuk filum Arthropoda,kelas Insecta, bangsa Diptera, suku Chironomi dae,marga Chironomusdan  jenis Chironomus
sp. Larva chironomus berwarna merah. Panjang tubuh 10-15 mm terdiri dari kepala dan segmen-segmen yang memanjang dan terdiri dari 13 segmen.
Perkembangan nyamuk Chironomus ialah secara kawin,terutama pada menjelang fajar. Jumlah telur dalam satu peneluran tergantung ukuran induknya.
Perkembangbiakan dari telur hingga imago membutuhkan waktu enam-tujuh hari. Habitat utamanya adalah pada air yang tercemar bahan organik.Larva tumbuh dan berkembang baik pada kisaran suhu antara 10-35oC (Chumaidietal.,1992).Larva nyamuk mengandung air 81,80 persen,protein 67,80 persen, lemak 14,60 persen, dan serat kasar 12,20 persen (Satyani,2003).
Selanjutnya dikatakan bahwa induk cupang yang diberi larva nyamuk menunjukkan produksi telur dan larva lebih rendah bila dibandingkan dengan yang diberi daphnia.Â
Hal ini disebabkan walaupun larva nyamuk kandungan proteinnya lebih tinggi, tetapi kandungan lemaknya juga tinggi. Menurut Dutta (1973) pemberian pakan pada ikan hias dengan  kandungan lemak yang tinggi akan membuat kualitas telur menjadi jelek.Kandungan lemak dalam pakan dianjurkan sekitar 8-10 persen.
Pemijahan dan Pemeliharaan Burayak (Larva)
Hasil pengamatan mengenai jumlah telur,derajat pembuahan dan penetasan dari ke-7 pasang induk ikan cupang yang dipijahkan pada masing-masing akuarium dapat dilihat pada Tabel 1.
Pada Tabel 1 terlihat jumlah telur ber-variasi antara 408-815 butir perekor induk. Alderton (1983) mengatakan bahwa jumlah telurikan cupang (Betta) berkisar 400-1000 butir perekor induk. Sedangkan menurut Sterba (1978) jumlah telur ikan cupang antara 500-700 butir perekor induk.
Billard (1992) menyatakan bahwa semakin besar ukuran ikan jumlah telurnya semakin banyak dan ukuran telurnya juga relative lebih besar.Lesmana dan Dermawan (2001) mengatakan bahwa umumnya masyarakat memijahkan ikan cupang pada umur 4,5-6 bulan. Diameter telur ikan cupang yang dibuahi berkisar 0,90-1,0
mm dan berwarna putih kekuning-kuningan serta menempel pada sarang busa. Waktu pemijahan terjadi antara pukul 08.00-10.00(dua jam)dengan cara ikan jantan melilitkan ekornya ketubuh betina sampai telur dikeluarkan.Heru (1992) mengatakan bahwa pemijahan ikan cupang berlang sungantara 0,5-1 jam.Â
Derajat pembuahan telur hasil pemijahan dari setiap Induk berkisar 80,5-94,5 persen. Faktor utama Yang menentukan derajat pembuahan telur adalah Kemampuan induk jantan untuk menghasilkan Sperma dan  kematangan  telur  induk  betina.
Selanjutnya derajat penetasan telur berkisar 74,5-95,8 persen dengan masa telur 25-31 jam. Alderton (1983) mengatakan bahwa masa telur ikan cupang berkisar 24-30 jam.
Tabel 1. Jumlah Telur ,Derajat Pembuahan ,dan Penetasan dari ke-7 Pasang Induk Ikan Cupang di Kabupaten Depok,2019
Hasil pengukuran pertumbuhan panjangtotal selama percobaan disajikan pada Tabel 2,sedangkan kelangsungan hidup benih disajikan pada Tabel 3.
Hasil penelitian pada berbagai waktu pengambilan induk jantan, menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang total (TL) antar perlakuan tidak berbeda nyata .Hal tersebut disebabkan ketersediaan makanan infusoria, moina sp., dan daphnia untuk semua perlakuan cukup melimpah.
Tabel 2.Pertumbuhan Panjang Total Benih Ikan Cupang pada Berbagai Waktu Pengambilan Induk Jantan diKabupaten Depok,2019
Tabel 3.Kelangsungan Hidup Benih Ikan Cupang pada Berbagai Waktu Pengambilan Induk Jantan Kabupaten Depok,2019
Hasil panen benih pada perlakuan umur 14 hari dan 45 hari menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup mencapai 87,5 dan 87,0 persen jauh lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan C(82,0dan81,5%) dan perlakuan A (81,5 dan 80,0%).Â
Beberapa factor yang menyebabkan rendahnya tingkat kelangsungan hidup pada perlakuan A dan C adalah induk jantan pada perlakuan A diambil setelah pemijahan selesai.Hal ini menyebabkan beberapa
UsahaPembenihanIkanHiasCupang(Bettasplenders)diKabupatenSerang(SusantiDiani,Mustahal,danPramuSunyoto)
Telur yang menempel pada busa (shobu) saat berjatuhan kedasar akuarium tidak dapat naik kembali ke atas busa dan saat menetas, burayak belum dapat berenang dengan stabil sehingga burayak sering jatuh kedasar akuarium dan menyebabkan kematian. Pada perlakuan C induk diambil setelah burayak berumur tujuh hari.Â
Hal ini diduga walaupun makanan tersedia cukup untuk burayak, tetapi dengan diberikannya pakan untuk induk berupa larva chironomus, burayak yang kondisinya masih lemah terganggu dengan adanya Gerakan induk yang begitu gesit saat menangkap pakan chironomus dan menyebabkan burayak stress yang akhirnya mati.
Perlakuan B, induk diambil setelah burayak berumur tiga hari. Pada fase ini induk cupang jantan mempunyai sifat melindungi anak-anaknya (Anonim, 2001), sehingga saat beberapa telur berjatuhan kedasar akuarium dengan gesitnya si induk jantan mengambilnya Kembali dengan mulutnya dan diletakkan Kembali dipermukaan busa (shobu).Â
Disamping itu saat telur menetas,beberapa burayak berjatuhan kedasar akuarium, dengan adanya induk, burayak dapat diletakkan Kembali dipermukaan busa.
Selain itu, induk belum diberi pakan chironomus.Kondisi seperti ini membuat burayak tidak mengalami stress, dan saat induk diambil, burayak berumur tiga hari dan bersamaan waktunya dengan pemberian pakan pertamakali. Hal ini menyebabkan kelangsungan hidup benih pada perlakuan B lebih tinggi.
Hasil survai dan wawancara langsung dengan petani sebelum dilakukan penjualan  menunjukkan bahwa kelangsungan hidup rata-rata benih ikan cupang pada umur 1,5 bulan adalah 30-60 persen atau rata-rata 45,0 persen.Sedangkan setelah dilakukan pengkajian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup rata-rata pada benih umur 1,5 bulan mencapai 82,8 persen.
Beberapa factor yang menyebabkan rendahnya tingkat kelangsungan hidup benih sebelum penjualan adalah  pemberian persentase jasa dan pakan diduga lebih sedikit karena cara masyarakat memperoleh jasa pakan sebelum penjualan dengan mencari dari selokan-selokan yang tergenang atau perairan umum lainnya.Â
Hal iniyang menyebabkan tersedianya pakan tergantung pada alam, yang apabila musim hujan mengakibatkan jasa pakan berupa moinasp.,daphniadan larva chironomus jumlahnya berkurang atau tidak tersedia secara terus menerus.
Selain itu pada induk,telur dan benih tidak diberi disinfektan berupa garam atau kalium permanganat.Hal ini menyebabkan mudah terserang penyakityang disebabkan oleh parasite dan bakteri yang mengakibatkan kematian.
Hasil pengamatan kualitas air selama pengkajian menunjukkan kadar oksigen 5,6-6,8 ppm, temperature 25,5-33,0 0C dan pH 6,5-7,0.Parameter kualitas air tersebut masih dalam nilai yang aman dan dapat ditolerir oleh ikan cupang (Boyd, 1981).
Analisis Usaha Pembenihan Ikan Hias Cupang
Analisis usaha pembenihan ikan hias cupang dapat dilihat pada Tabel 4. yang dihitung dari sembilan pasang induk dengan pemeliharaan selama 1,5 bulan. Hasil pengamatan dari sepasang induk rata-rata menghasilkan benih 400 ekor terdiri dari 60 persen jantan dan betina 40 persen.
Sedangkan dari 60 persen jantan,20 persen adalah benih jantan yang berkualitas baik dan 80 persen adalah yang berkualitas tidak baik (hasil sortiran). Jadi sepasang induk ikan cupang menghasilkan benih cupang jantan yang berkua-litas baik adalah 48 ekor dan sortiran adalah 192 ekor.Indukan dapat digunakan 3-4 kali dari matanggonad pertama.
Harga benih berkualitas dan sortiran ditentukan berdasarkan harga eceran. Dari hasil perhitungan diperolehnilai keuntungan sebesarRp. 3.390.000. Nilai R/C ratio adalah 1,81 artinya usaha pembenihan tersebut memberi keuntungan, di mana setiap pengeluaran biaya sebesar Rp. 1,00 akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1,81.Nilai BEP volume produksi benih berkualitas dan sortiran adalah 556 dan 1668. Hal ini menunjukkan bahwa titik impas untuk usaha pembenihan ikan cupang terletak pada produksi yang  bagus dan bisa melakukan penjualan kembali.
Tabel 4.Analisis Usaha Pembenihan Ikan Hias cupang dari tujuh Pasang Induk Selama Pemeliharaan (1,5Bulan) di  Kabupaten Depok,2019
Uraian
Nilai(Harga)
A
Biaya Tetap
Induk ikan cupang tujuh pasang a.Rp.200.000,-
Akuarium 20x20x25 cm320 buaha Rp.20.000,-
Rp.1.800.000,-
Rp. Â Â 400.000,-
3.Ember 30 liter 20 buahaRp.15.000,-
Rp. Â Â 300.000,-
Botol aqua 1l iter 1000 buaha Rp.100,-
Pembuatan kolam semen 1m38 buaha Rp.125.000
Rp. Â Â 100.000,-
Rp.1.000.000,-
6.Peralatan (serok,selang dan gayung)
Rp. Â Â Â 50.000,-
Jumlah Biaya Tetap
Rp.3.650.000,-
B
Biaya Operasional
1.Obat-obatan
Rp.
30.000,-
2. Tenaga kerja satu orang Rp. 300.000,-/bulan
Rp .
450.000,-
3.Pupuk kandang 2 karung Rp.10.000,-
Rp.
20.000,-
4.Kedelai 4 kg aRp.5.000,-
Rp.
20.000,-
Total Biaya Operasional
Rp.
520.000,-
Total Biaya (A+B) Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Rp.4.170.000,-
C
Pendapatan
1.Benih berkualitas : (9 x48 ) ekora  Rp.7.500,-
Rp.
3.240.000,-
2.Benihsortiran     : (9x192) ekor a Rp.2.500,-
Rp.
4.320.000,-
Jumlah Pendapatan
Rp.
7.560.000,-
D
Analisis Biaya Manfaat
1.Keuntungan (Pendapatan--Total biaya)
Rp.
3.390.000,-
2.R/Cratio (Pendapatan/Total biaya)
1,81
3.BEPvol.produksi (Total biaya/Harga satuan benih kualitas)
556
(Total biaya/Harga satuan benih sortiran)
1668
4.BEPhargaproduksi (Total biaya/Total produksi benih kualitas)
Rp.9.653,-
(Total biaya/Totalproduksi benih sortiran)
Rp.2.413,-
5.PengembalianModal (Total biaya/keuntungan)
1,23
6. B/Cratio (Keuntungan/total biaya)
0,81
benih berkualitas sebanyak 556 ekor dan benih sortiran sebanyak 1668 ekor.Sedangkan nilai BEP harga produksi masing-masing adalah Rp.9.653,- dan Rp.2.413,-.Hal ini menunjukkan bahwa titik impas usaha pembenihan ikan cupang terletak pada harga benih berkualitas sebesar Rp.9.653,- dan benih sortiran sebesar Rp.2.413,-.Nilai pengembalian modal diperoleh sebesar 1,23,artinya modal yang dikeluarkan untuk usaha pembenihan ikan cupang dapat dikembalikan dalam waktu 1,23 kali periode pembenihan.Nilai B/C ratio adalah 0,81, artinya setiap Rp.1,00 yang diinvestasikan akan memberi manfaat sebesar 81 persen.
KESIMPULAN DAN SARAN
- Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor induk ikan cupang berkisar 408-815 butir.Derajat pembuahan berkisar 80,5-94,5 persen dan penetasan 74,5-95,8 persen.Masainkubasi telur 25-31 jam.
- Kelangsungan hidup benih pada umur 1,5 bulan setelah penjualan menunjukkan rata-rata 82,8 persen lebih tinggi dari pada sebelum penjualan yaitu 45,0 persen.
- Secara ekonomis, keuntungan yang diperoleh dari usaha pembenihan ikan cupang cukup tinggi yaitu Rp. 3.390.000 per satu periode pemijahan selama 1,5 bulan.
- Disarankan dalam sistem pemeliharaan bura- Â yak,induk jantan diambil setelah burayak berumur
tiga hari dan ada perlakuan pemberian disinfektan yaitu perendaman dengan kalium permanganat dosis 5-10 ppm selama satu jam pada induk,telur, dan benih.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada Bapak Irwan Suhadi selaku pengusaha ikan cupang hias yang telah memberikan izin untuk melakukan pengabdian ini dan kepada seluruh anggota pengabdian masyarakat yang telah berpartisipasi sehingga kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik
(Gambar 2. Foto  Pada Saat Sambutan  Ketua Pelaksanaan PkM)
(Gambar 1 .Foto Bersama Tim PKM dengan Peserta PKM)
(Gambar 3.Pemaparan Materi kepada Peserta PKM)
(Gambar 4.Foto Bersama Dosen Pembimbing )
(Gambar 5.Foto Saat Penyerahan Bingkisan kepada RT setempat)
DAFTAR PUSTAKA
Alderton, D. 1983. Caring for Aquarium Fish. London Word Lock Limited, Pentos Company.
Anonim.2001.Cetak Cupang Hias Juara. Trubus. No.381.Edisi Agustus. XXXII. Dalam Bonus.16 hal.
Billard,R.1992.Reproduction in Rainbow Trout, Dynamic of Game to genesis,Biology and Preservation of Gametes. Aquaculture, 100 :263-298.
Boyd, C.E. 1981. Water Quality in Warmwater Fish Pond. Auburn University. Agricultural Experiment Station.Alabama.
Chumaidi, S. I., Yunus, Sahlan, R.Utami, A.Priyadi,P.T, Imanto, S.T. Hartati, D. Bastiawan, Z.Jangkaru,dan R.Arifudin.1990. PetunjukÂ
Teknis  Budidaya  Pakan  Alami.      Puslit-bangkan, Jakarta.25pp.
Dutta,R.1973.The Right Way to Keep Pet Fish.
Paterfrons,Ellrot Right Way books
Heru,Pras.1992.Cara Mudah Memijahkan Cupang.TECHNER.Media Informasi Perikanan .No.04. Tahun 1.Hal 39-41.
Lesmana, D.S. dan I. Dermawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya.Jakarta P.26-30.
Lingga,P.danH.Susanto.1987.Ikan Hias Air Tawar.Penebar Swadaya.Jakarta 236 hal.
Madsen,J.M.1975.Aquarium Fishes in Color.Mcmillan Publishing Co, Inc. New York. 248p.
Migdalski, E.C. and G.S. Fichter. 1983. The Fresh and Salt Water Fishes of the World.Crown Publishers, Inc.New York.316p.
Perkasa,B.E.2000.Pelihara Cupang di Kolam 3m2.
Trubus No.364 Edisi Maret.Tahun XXXI.
Satyani, D. 2003. Pengaruh Umur Induk Ikan Cupang (Bettasplendens Regan) dan Jenis Pakan terhadap Fekunditas dan Produksi Larvanya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 9(4):13-18.
Sterba,G.  1978.  The  Aquarist"s  Encyclopedia.
Bland ford Press.Dorset.GDR.285pp
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H