Mohon tunggu...
Muhamad Faris Mujahidin
Muhamad Faris Mujahidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030058 Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Hobi saya cuma olahraga sama bahas politik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Israel Serang Rafah, PBB hingga Erdogan mengutuk keras

30 Mei 2024   12:01 Diperbarui: 30 Mei 2024   12:17 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : english.palinfo.com

Pada hari yang penuh dengan ketegangan, serangan udara yang menghantam Rafah, sebuah kota di Jalur Gaza, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan yang signifikan.

Rafah, sebuah kota yang terletak di perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, telah lama menjadi titik konflik dalam ketegangan Israel-Palestina. Pada tanggal 26 Mei 2024, serangan udara oleh militer Israel menghantam beberapa target di kota ini. Serangan tersebut dilaporkan menghancurkan beberapa bangunan dan menyebabkan puluhan orang terluka, dengan sejumlah korban jiwa di antaranya.

Menteri kesehatan Palestina mengatakan 45 orang tewas dalam serangan itu. Sebanyak 249 orang lainnya luka parah, termasuk orang-orang yang mengalami luka bakar parah dan anggota tubuh yang patah.

Sumber : antaranews.com
Sumber : antaranews.com

Informasi ini berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan di jalur Gaza yang dikuasai oleh kelompk Hamas. Diketahui, kota Rafah ditinggali oleh sejumlah 1,5 Juta penduduk sebelum Israel melancarkan serangan sejak awal Mei.

Menurut juru bicara militer Israel, serangan tersebut dimaksudkan untuk menargetkan fasilitas militer Hamas, kelompok yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan beberapa negara Barat. Namun, laporan lapangan mengindikasikan bahwa serangan itu juga menghantam area pemukiman sipil, menyebabkan kerugian yang tidak terduga.

Serangan ini menjadi sorotan internasional ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa insiden tersebut adalah sebuah "kesalahan tragis."

"Di Rafah, kami telah mengevakuasi sekitar satu juta warga yang tidak terlibat dan meskipun kami berupaya sebaik mungkin  untuk tidak merugikan mereka yang tidak dilibatkan, sayangnya terjadi kesalahan tragis tadi malam" ujar Netanyahu.

Komentar ini memicu berbagai reaksi, baik dari kalangan politik internasional maupun warga Palestina yang terkena dampak langsung dari serangan tersebut.

PBB mengutuk keras serangan Israel atas serangan yang dilancarkan terhadap kamp pengungsian di kota Rafah, Gaza. Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres, yaitu Stephane Dujarric memerintahkan Israel untuk berhenti dalam serangan serangannya.

"Kami ingin hal ini diberhentikan, baik itu berlaku untuk hari ini, kemarin, sehari sebelumnya" ujar Stephane Dujarric.

Ia juga mengatakan bahwa PBB akan selalu konsisten dalam seruan dengan tujuan perdamaian dunia.

"Kami sangat konsisten dalam seruan kami untuk gencatan senjata, pembebasan sanderra, dan akses kemanusiaan yang lebih besar" lanjutnya.

Bahkan Amerika Serikat yang merupakan sekutu dari Israel mengecam serangan tersebut. Dilansir dari Times of Israel, John Kirby yang merupakan Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat menganggap serangan itu berlebihan.

"Israel mempunyai hak untuk menyerang hamas, dan kami memahami bahwa serangan ini menewaskan dua teroris hamas. Namun, seperti yang kami jelaskan, Israel seharusnya mengambil segala bentuk pencegahan untuk melindungi warga sipil" ujar John Kirby.

Selain itu, Presiden Turki, Erdogan mengutuk keras penyerangan Israel terhadap Rafah. Dilansir dari detiknews.com, Erdogan meminta negara negara islam untuk bertindak atas penyerangan Israel terhadap Rafah.

"Saya ingin menyampaikan beberapa kata kepada dunia Islam: tunggu apa lagi untuk mengambil keputusan bersama?" ujar Erdogan.

Insiden serangan terhadap Rafah juga menimbulkan adanya Gerakan All Eyes on Rafah yang kini mendapatkan dukungan luas dari berbagai kalangan, termasuk selebriti, politisi, dan organisasi non-pemerintah. Berbagai tokoh publik menggunakan platform mereka untuk menyuarakan dukungan dan mendesak tindakan segera untuk membantu warga Rafah. Di platform Instagram, tagline "All Eyes on Rafah" telah diposting lebih dari 30 juta kali di Instagram Story. Ini membuktikan bahwa serangan terhadap Rafah memunculkan reaksi dan dukungan terhadap Rafah.

Insiden di Rafah ini menambah panjang daftar tragedi dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Meskipun Netanyahu telah mengakui kesalahan dan berjanji untuk melakukan investigasi, langkah nyata untuk mencegah kekerasan di masa depan masih menjadi tanda tanya besar.

Untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, diperlukan upaya bersama dari kedua belah pihak serta dukungan komunitas internasional. Dialog dan negosiasi yang tulus serta penghormatan terhadap hak asasi manusia harus menjadi dasar dari setiap solusi yang diambil.

Dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian ini, harapan untuk masa depan yang lebih damai tetap ada, meskipun jalan menuju perdamaian tersebut masih panjang dan penuh tantangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun